Sakit Hati Diusir dari Cijantung, Jenderal Kopassus Ini Pernah Berjanji Tak Akan Lagi Pakai Baret Merah
loading...
A
A
A
Ketika Benny keluar dari kamar kecil, Sintong menghampiri dia dan berbicara kepadanya. Sintong sebagai Komandan Kopassus merasa tersinggung. Menurutnya, Jenderal Bintang Empat tak sepantasnya membuang Baret Merah.
"Pak Benny tidak dapat dipisahkan dengan Korps Baret Merah. Bapak dikenal sebagai orang pertama Korps Baret Merah. Jadi aneh, kalau Bapak tidak berkenan memakai Baret Merah," tegas Sintong. Namun, perkataan Sintong tidak dijawab Benny.
Menjelang upacara pemberian anugerah Warga Kehormatan Baret merah kepada Yang Di-Pertuan Agung Malaysia, Benny rupanya masih menyimpan sakit hati. Tokoh RPKAD dalam penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatera dan diterjunkan di dekat Merauke dalam perjuangan pembebasan Irian Barat itu, tetap tidak mau memakai Baret Merah.
Sementara Benny menunggu Yang Di-Pertuan Agung Malaysia di ruang kerja Sintong, terdengar suara sirine pertanda tamu sudah mendekati Mako Kopassus. Benny menunggu di tangga lantai 2 dengan didampingi Sintong, Jenderal Try Sutrisno, beberapa perwira lainnya. Ketika membuka pintu, tiba-tiba Benny berteriak kepada ajudannya Lettu Tono.
"Ton! Mana Baret Merah itu tadi? Ambil dulu, nanti marah si Batak ini," kata Benny, mengingkari janjinya.
Mengetahui hal itu, Sintong segera berlari ke ruang kerjanya dengan diikuti oleh Lettu Tono untuk mengambil Baret Merah. Ketika menerimanya, Benny pun langsung memakainya. Sintong merasa lega.
Seusai upacara penghormatan Yang Di-Pertuan Agung Malaysia, Benny memanggil Sintong. Dia menyampaikan kepada Sintong alasannya enggan memakai Baret Merah Kopassus lagi. Baca juga: Prihatin Ketika Tinjau Akademi Militer Vietnam, Jenderal Kopassus Ini Berbalik Dibikin Tercengang
"Saya sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa saya tidak akan memakai Baret Merah lagi setelah mereka mengusir saya dari Cijantung. Tiga jam setelah saya menerima perintah keluar dari RPKAD, saya sudah meninggalkan Cijantung," tutur Benny kepada Sintong.
"Pak Benny tidak dapat dipisahkan dengan Korps Baret Merah. Bapak dikenal sebagai orang pertama Korps Baret Merah. Jadi aneh, kalau Bapak tidak berkenan memakai Baret Merah," tegas Sintong. Namun, perkataan Sintong tidak dijawab Benny.
Menjelang upacara pemberian anugerah Warga Kehormatan Baret merah kepada Yang Di-Pertuan Agung Malaysia, Benny rupanya masih menyimpan sakit hati. Tokoh RPKAD dalam penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatera dan diterjunkan di dekat Merauke dalam perjuangan pembebasan Irian Barat itu, tetap tidak mau memakai Baret Merah.
Sementara Benny menunggu Yang Di-Pertuan Agung Malaysia di ruang kerja Sintong, terdengar suara sirine pertanda tamu sudah mendekati Mako Kopassus. Benny menunggu di tangga lantai 2 dengan didampingi Sintong, Jenderal Try Sutrisno, beberapa perwira lainnya. Ketika membuka pintu, tiba-tiba Benny berteriak kepada ajudannya Lettu Tono.
"Ton! Mana Baret Merah itu tadi? Ambil dulu, nanti marah si Batak ini," kata Benny, mengingkari janjinya.
Mengetahui hal itu, Sintong segera berlari ke ruang kerjanya dengan diikuti oleh Lettu Tono untuk mengambil Baret Merah. Ketika menerimanya, Benny pun langsung memakainya. Sintong merasa lega.
Seusai upacara penghormatan Yang Di-Pertuan Agung Malaysia, Benny memanggil Sintong. Dia menyampaikan kepada Sintong alasannya enggan memakai Baret Merah Kopassus lagi. Baca juga: Prihatin Ketika Tinjau Akademi Militer Vietnam, Jenderal Kopassus Ini Berbalik Dibikin Tercengang
"Saya sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa saya tidak akan memakai Baret Merah lagi setelah mereka mengusir saya dari Cijantung. Tiga jam setelah saya menerima perintah keluar dari RPKAD, saya sudah meninggalkan Cijantung," tutur Benny kepada Sintong.
(kri)