Menuju Endemi Covid-19, Jubir Kemenkes: Vaksinasi Booster Harus Digencarkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M. Syahril mengungkapkan vaksinasi dosis ketiga atau booster Covid-19 harus digencarkan dalam rangka menuju endemi. Mengingat, cakupan vaksinasi booster di Indonesia terbilang masih sangat rendah.
Berdasarkan data Kemenkes per tanggal 15 September 2022 pukul 18.00 WIB, cakupan vaksinasi booster pertama baru mencapai 26,45% atau sekitar 62.080.191 orang. Target capaian menurun usai libur Lebaran 2022.
“Vaksinasi ketiga meningkat pada awal April, kemudian terjadi penurunan yang tentunya banyak penyebab sehingga capaian vaksinasi booster pertama ini masih landai,” kata Syahril dikutip dari laman resmi Kemenkes, Sabtu (17/9/2022).
Syahril mengatakan saat ini Kemenkes telah menyusun sejumlah strategi untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster Covid-19. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada masyarakat. Sebab ada kemungkinan imunitas masyarakat turun di tahun depan.
“Meskipun saat ini persentase kasus harian Covid-19 terus menurun, vaksinasi primer dan booster terus kita gencarkan. Jadi, kalau ada gelombang baru Covid-19 kita lebih siap karena kekebalan tubuh kita masih kuat,” ujar Syahril.
Syahril menyebutkan saat ini Kemenkes telah mendorong seluruh kepala daerah baik gubernur maupun bupati/wali kota untuk terus menjalankan vaksinasi Covid-19 bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya.
Menurutnya, akselerasi ini perlu dilakukan agar semakin banyak daerah yang cakupan vaksinasi ketiganya diatas 50%. Karena sejak dimulai pada 22 Januari 2022 lalu, baru ada 3 daerah yang cakupan vaksinasi ketiganya sudah diatas 50%. Ketiga daerah tersebut yakni Provinsi Bali, DKI Jakarta dan Kepulauan Riau. Bali menempati posisi tertinggi yakni, 69,8%, DKI Jakarta 66,0% dan Kepulauan Riau 52,1%.
“Penyediaan sentra-sentra vaksinasi terutama di tempat-tempat publik, perlu kembali digalakkan untuk mendekatkan layanan vaksinasi kepada masyarakat. Saya kira ini bisa kembali menarik minat masyarakat,” ujar Syahril.
Berdasarkan data Kemenkes per tanggal 15 September 2022 pukul 18.00 WIB, cakupan vaksinasi booster pertama baru mencapai 26,45% atau sekitar 62.080.191 orang. Target capaian menurun usai libur Lebaran 2022.
“Vaksinasi ketiga meningkat pada awal April, kemudian terjadi penurunan yang tentunya banyak penyebab sehingga capaian vaksinasi booster pertama ini masih landai,” kata Syahril dikutip dari laman resmi Kemenkes, Sabtu (17/9/2022).
Syahril mengatakan saat ini Kemenkes telah menyusun sejumlah strategi untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster Covid-19. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada masyarakat. Sebab ada kemungkinan imunitas masyarakat turun di tahun depan.
“Meskipun saat ini persentase kasus harian Covid-19 terus menurun, vaksinasi primer dan booster terus kita gencarkan. Jadi, kalau ada gelombang baru Covid-19 kita lebih siap karena kekebalan tubuh kita masih kuat,” ujar Syahril.
Syahril menyebutkan saat ini Kemenkes telah mendorong seluruh kepala daerah baik gubernur maupun bupati/wali kota untuk terus menjalankan vaksinasi Covid-19 bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya.
Menurutnya, akselerasi ini perlu dilakukan agar semakin banyak daerah yang cakupan vaksinasi ketiganya diatas 50%. Karena sejak dimulai pada 22 Januari 2022 lalu, baru ada 3 daerah yang cakupan vaksinasi ketiganya sudah diatas 50%. Ketiga daerah tersebut yakni Provinsi Bali, DKI Jakarta dan Kepulauan Riau. Bali menempati posisi tertinggi yakni, 69,8%, DKI Jakarta 66,0% dan Kepulauan Riau 52,1%.
“Penyediaan sentra-sentra vaksinasi terutama di tempat-tempat publik, perlu kembali digalakkan untuk mendekatkan layanan vaksinasi kepada masyarakat. Saya kira ini bisa kembali menarik minat masyarakat,” ujar Syahril.