10 Kesaksian Terbaru Bripka RR soal Pelecehan Seksual dan Pembunuhan Brigadir J
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satu per satu pelaku drama pembunuhan Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J keluar dari skenario rekayasa Ferdy Sambo. Setelah Richard Eliezer atau Bharada E yang akhirnya menjadi justice collaborator, giliran Bripka Ricky Rizal. Sempat mengikuti skenario Ferdy Sambo, Bripka Ricky membagikan beberapa kesaksian terbaru melalui Pengacaranya, yaitu Erman Umar.
Berikut 10 kesaksian Bripka RR terkait peristiwa di Magelang dan Duren Tiga:
Kesaksian tentang Situasi di Magelang
1. Brigadir J dan Putri Candrawathi Sempat Bicara 4 Mata
Brigadir J sempat bertemu dengan Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, selama kurang lebih 15 menit. Pertemuan itu terjadi seusai peristiwa yang diklaim oleh Putri sebagai pelecehan seksual yang terjadi di rumah Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah. Keduanya bertemu usai Putri memanggil Yosua lewat Bripka RR.
2. Tak Tahu Peristiwa Pelecehan
Bripka RR tak tahu-menahu soal peristiwa pelecehan. Dia menerangkan, dirinya dan Bharada E sempat keluar rumah untuk mengantarkan barang-barang putra Ferdy Sambo ke SMA Taruna Nusantara pada 7 Juli 2022. Bripka RR saat itu bertemu dengan pamong putra Sambo di asrama SMA Taruna Nusantara. Seusai itu, dia juga hendak bertemu dengan pamong lainnya yang sedang berada di alun-alun Magelang.
3. Bharada E Ditelepon Putri Candrawathi Agar Pulang
Saat menunggu di alun-alun, Bharada E mendapat panggilan telepon dari Putri Candrawathi untuk segera pulang ke rumah Magelang. Bripka RR dan Bharada E pun menuruti perintah tersebut, mereka langsung menuju kediaman Ferdy Sambo.
Setiba di rumah, Bripka RR mengaku tak melihat siapa pun di lantai 1 rumah. Karena melihat situasi rumah yang sepi, ia bersama dengan Bharada E memutuskan untuk naik ke lantai 2 dan melihat ART Susi sedang duduk sambil menangis. Sementara itu, Kuat Ma’ruf sedang dalam kondisi tegang dan panik kala itu. Bripka RR kemudian bertanya kepada Kuat mengenai peristiwa yang terjadi.
4. Kuat Cerita Peristiwa yang Diklaim Pelecehan
Kuat bercerita kepada Bripka RR bahwa dirinya melihat Yosua di tangga. Ketika ditegur, ia langsung lari. Kuat lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi Putri. Saat memeriksa, Kuat dan Susi mendapati Putri sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.
5. Kuat Ancam Brigadir J dengan Pisau
Brigadir J kembali hendak naik dan ingin menjelaskan permasalahannya kepada Kuat. Namun saat itu Yosua sambil menangis dan dihalangi Kuat menggunakan pisau. Setelah itu, Bripka RR juga melihat kondisi Putri atas permintaan Kuat. Bripka RR melihat Putri sudah berbaring di tempat tidur di dalam kamar lantai 2.
6. Putri Candrawathi Minta Bertemu Brigadir J
Bripka RR bertanya ke Putri mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Putri tidak menjawab dan justru menanyakan keberadaan Brigadir J. Sebelum memaggil Brigadir J, Bripka RR berinisiatif untuk menyembunyikan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1. Senjata laras panjang dan pendek itu langsung disembunyikan ke kamar anak Sambo di lantai 2. Inisiatif tersebut dilakukan karena Bripka RR takut apabila senjata tersebut digunakan Brigadir J.
Setelah menyembunyikan senjata, Bripka RR turun dan menemukan Brigadir J di depan rumah. Bripka RR sempat tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun Brigadir J mengaku tidak tahu alasan Kuat tiba-tiba marah kepadanya.
Setelah itu, Bripka RR membujuk Brigadir J untuk bertemu Putri karena diminta langsung istri Ferdy Sambo itu. Selang beberapa lama, Brigadir J menemui Putri di kamar lantai 2. Brigadir J duduk di lantai, sedangkan Putri Candrawathi tiduran di kasur. Sementara Bripka RR menunggu di luar kamar. Pembicaraan antara Brigadir J dan Putri tidak terdengar dari luar kamar.
7. Brigadir J Tak Ceritakan Masalahnya dengan Putri Candrawathi
Pertemuan Yosua dan Putri itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Setelah Yosua keluar dari kamar, Bripka RR sempat menanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Yosua lagi-lagi tak memberikan penjelasan. Seusai kejadian itu, Yosua kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E. Sedangkan Ricky dan Kuat tidur di ruang tengah memakai kasur lipat.
Kesaksian soal Kejadian di Duren Tiga
8. Tolak Perintah Ferdy Sambo untuk Tembak Brigadir
Bripka RR mengaku sempat diminta Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Mendengar perintah itu, Bripka RR menolak dengan mengatakan dirinya tak berani dan tidak kuat mental.
Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir J dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel). Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (8/7).
9. Ferdy Sambo Tanya Peristiwa Magelang
Sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden di Magelang. Bripka RR mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut. Lalu Ferdy Sambo menyampaikan bahwa Putri Candrawathi telah dilecehkan Brigadir J. Saat itu Ferdy Sambo menceritakannya sambil menangis dan emosi.
Kemudian Bripka RR diminta memanggil Bharada E. Bripka RR turun ke lantai 1 menggunakan lift lalu meminta Bharada E untuk menghadap Ferdy Sambo. Setelah itu, Bripka RR duduk di halaman depan. Tak lama kemudian, dia melihat Putri Candrawathi sudah terlihat di garasi depan rumah Saguling.
10. Ferdy Sambo Perintahkan Brigadir J Jongkok Sebelum Dieksekusi
Di rumah dinas Duren Tiga, Bripka RR diminta Kuat Ma'ruf menghampiri Brigadir J di taman samping. Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah. Di sana sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E. Setelah itu, Bripka RR hanya ingat perintah Ferdy Sambo kepada Brigadir J untuk jongkok. Brigadir J enggan. Dia melangkah mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada dan berkata 'eh ada apa ini?’
Bripka RR mengatakan Bharada E lalu menembak dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.
Bripka RR sempat berjalan ke arah dapur karena mendengar Brigadir Romer memanggil lewat HT. Namun saat itu dia tak menemukan siapa pun di ruang tengah sehingga kembali ke ruang tengah.
Atas kesaksian-kesaksian tersebut, Erman selaku pengacara menyampaikan bahwa Bripka RR yang sama sekali tidak melihat adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual kepada Putri Candrawathi yang diduga menjadi motif pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.
Berikut 10 kesaksian Bripka RR terkait peristiwa di Magelang dan Duren Tiga:
Kesaksian tentang Situasi di Magelang
1. Brigadir J dan Putri Candrawathi Sempat Bicara 4 Mata
Brigadir J sempat bertemu dengan Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, selama kurang lebih 15 menit. Pertemuan itu terjadi seusai peristiwa yang diklaim oleh Putri sebagai pelecehan seksual yang terjadi di rumah Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah. Keduanya bertemu usai Putri memanggil Yosua lewat Bripka RR.
2. Tak Tahu Peristiwa Pelecehan
Bripka RR tak tahu-menahu soal peristiwa pelecehan. Dia menerangkan, dirinya dan Bharada E sempat keluar rumah untuk mengantarkan barang-barang putra Ferdy Sambo ke SMA Taruna Nusantara pada 7 Juli 2022. Bripka RR saat itu bertemu dengan pamong putra Sambo di asrama SMA Taruna Nusantara. Seusai itu, dia juga hendak bertemu dengan pamong lainnya yang sedang berada di alun-alun Magelang.
3. Bharada E Ditelepon Putri Candrawathi Agar Pulang
Saat menunggu di alun-alun, Bharada E mendapat panggilan telepon dari Putri Candrawathi untuk segera pulang ke rumah Magelang. Bripka RR dan Bharada E pun menuruti perintah tersebut, mereka langsung menuju kediaman Ferdy Sambo.
Setiba di rumah, Bripka RR mengaku tak melihat siapa pun di lantai 1 rumah. Karena melihat situasi rumah yang sepi, ia bersama dengan Bharada E memutuskan untuk naik ke lantai 2 dan melihat ART Susi sedang duduk sambil menangis. Sementara itu, Kuat Ma’ruf sedang dalam kondisi tegang dan panik kala itu. Bripka RR kemudian bertanya kepada Kuat mengenai peristiwa yang terjadi.
4. Kuat Cerita Peristiwa yang Diklaim Pelecehan
Kuat bercerita kepada Bripka RR bahwa dirinya melihat Yosua di tangga. Ketika ditegur, ia langsung lari. Kuat lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi Putri. Saat memeriksa, Kuat dan Susi mendapati Putri sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.
5. Kuat Ancam Brigadir J dengan Pisau
Brigadir J kembali hendak naik dan ingin menjelaskan permasalahannya kepada Kuat. Namun saat itu Yosua sambil menangis dan dihalangi Kuat menggunakan pisau. Setelah itu, Bripka RR juga melihat kondisi Putri atas permintaan Kuat. Bripka RR melihat Putri sudah berbaring di tempat tidur di dalam kamar lantai 2.
6. Putri Candrawathi Minta Bertemu Brigadir J
Bripka RR bertanya ke Putri mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Putri tidak menjawab dan justru menanyakan keberadaan Brigadir J. Sebelum memaggil Brigadir J, Bripka RR berinisiatif untuk menyembunyikan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1. Senjata laras panjang dan pendek itu langsung disembunyikan ke kamar anak Sambo di lantai 2. Inisiatif tersebut dilakukan karena Bripka RR takut apabila senjata tersebut digunakan Brigadir J.
Setelah menyembunyikan senjata, Bripka RR turun dan menemukan Brigadir J di depan rumah. Bripka RR sempat tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun Brigadir J mengaku tidak tahu alasan Kuat tiba-tiba marah kepadanya.
Setelah itu, Bripka RR membujuk Brigadir J untuk bertemu Putri karena diminta langsung istri Ferdy Sambo itu. Selang beberapa lama, Brigadir J menemui Putri di kamar lantai 2. Brigadir J duduk di lantai, sedangkan Putri Candrawathi tiduran di kasur. Sementara Bripka RR menunggu di luar kamar. Pembicaraan antara Brigadir J dan Putri tidak terdengar dari luar kamar.
7. Brigadir J Tak Ceritakan Masalahnya dengan Putri Candrawathi
Pertemuan Yosua dan Putri itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Setelah Yosua keluar dari kamar, Bripka RR sempat menanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Yosua lagi-lagi tak memberikan penjelasan. Seusai kejadian itu, Yosua kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E. Sedangkan Ricky dan Kuat tidur di ruang tengah memakai kasur lipat.
Kesaksian soal Kejadian di Duren Tiga
8. Tolak Perintah Ferdy Sambo untuk Tembak Brigadir
Bripka RR mengaku sempat diminta Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Mendengar perintah itu, Bripka RR menolak dengan mengatakan dirinya tak berani dan tidak kuat mental.
Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir J dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel). Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (8/7).
9. Ferdy Sambo Tanya Peristiwa Magelang
Sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden di Magelang. Bripka RR mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut. Lalu Ferdy Sambo menyampaikan bahwa Putri Candrawathi telah dilecehkan Brigadir J. Saat itu Ferdy Sambo menceritakannya sambil menangis dan emosi.
Kemudian Bripka RR diminta memanggil Bharada E. Bripka RR turun ke lantai 1 menggunakan lift lalu meminta Bharada E untuk menghadap Ferdy Sambo. Setelah itu, Bripka RR duduk di halaman depan. Tak lama kemudian, dia melihat Putri Candrawathi sudah terlihat di garasi depan rumah Saguling.
10. Ferdy Sambo Perintahkan Brigadir J Jongkok Sebelum Dieksekusi
Di rumah dinas Duren Tiga, Bripka RR diminta Kuat Ma'ruf menghampiri Brigadir J di taman samping. Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah. Di sana sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E. Setelah itu, Bripka RR hanya ingat perintah Ferdy Sambo kepada Brigadir J untuk jongkok. Brigadir J enggan. Dia melangkah mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada dan berkata 'eh ada apa ini?’
Bripka RR mengatakan Bharada E lalu menembak dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.
Bripka RR sempat berjalan ke arah dapur karena mendengar Brigadir Romer memanggil lewat HT. Namun saat itu dia tak menemukan siapa pun di ruang tengah sehingga kembali ke ruang tengah.
Atas kesaksian-kesaksian tersebut, Erman selaku pengacara menyampaikan bahwa Bripka RR yang sama sekali tidak melihat adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual kepada Putri Candrawathi yang diduga menjadi motif pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.
(muh)