Terenyuh, Ketulusan Cinta Pierre Tendean dan Rukmini yang Hanya Tinggal Sejarah
loading...
A
A
A
Pierre pun merasakan jenuh ketika sedang bertugas dalam Operasi Dwikora. Rasa rindu kepada Rukmini terkadang dirasakannya. Di tengah operasi yang kerap berlangsung di laut lepas itu hubungan Pierre dan Rukmini sebenarnya sudah tercium rekan-rekannya.
Pierre kerap mencurahkan kegalauannya kepada salah seorang rekannya. Pierre pernah bertanya kepada seorang rekannya itu bagaimana caranya menjaga hubungan di tengah penugasan seperti saat itu.
Terpikir oleh Pierre untuk berbalas rindu melalui surat, tetapi ada kekhawatiran surat itu tidak pernah sampai dan berakhir di lautan. Rekan Pierre menyarankan agar membuat rekaman suara di kaset, saran yang sebenarnya lebih ke sindiran kepada Pierre yang tak kuat menahan rindu untuk Rukmini.
Peran sebagai Intel negara membuat mereka tak bisa bebas untuk berkomunikasi, termasuk dengan orang-orang tercinta. Tak selamanya memang para perwira muda ini berada di Medan tempur. Mereka bisa mengajukan izin cuti untuk waktu-waktu tertentu.
Pierre juga kerap mengambil jatah cuti ini, namun dia tidak selalu pulang ke Semarang. Dia justru kerap singgah ke Medan dan bertemu Rukmini.
Salah satu jatah cuti yang diambil Pierre untuk menyempatkan hadir di ulang tahun Rukmini yang ke-17 pada September 1964 di Medan. Rekan-rekannya seperti Satrijo Wibowo dan Setijono Hadi juga hadir dalam pesta itu.
Kedekatan Pierre dan Rukmini juga terlihat dalam kesempatan berbeda. Pierre sering berkunjung saat acara keluarga besar Chamim. Pierre tak ubahnya seperti pemuda yang tengah diperkenalkan dalam keluarga besar calon perempuan.
Pierre nyaman dan santai bersama keluarga Chamim. Seringnya pertemuan Pierre dan Rukmini membuktikan keseriusan Pierre untuk meminang pujaan hatinya itu.
Pierre cukup lihai dalam menyembunyikan hubungannya dengan Rukmini. Kebanyakan rekannya justru mengetahui hubungan Pierre dan Rukmini usai peristiwa 30 September.