Ponpes Muhammadiyah Tumbuh Pesat, Menko PMK: Harus Terus Berbenah dan Adaptif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui pertumbuhan pondok pesantren (ponpes) Muhammadiyah di Indonesia cukup pesat. Bila pada 2015 ponpes milik Muhammadiyah hanya berjumlah 127, saat ini menjadi 440.
“Pertumbuhan pesantren di Muhammadiyah dalam 7 tahun terakhir terbilang cukup pesat. Pada tahun 2015 berjumlah 127, dan di 2022 berlipat menjadi 440 pesantren tersebar di seluruh penjuru tanah air,” ungkap Muhadjir lewat akun media sosial pribadinya, Jumat (2/9/2022).
Meski demikian, Muhadjir mengatakan pesantren Muhammadiyah harus terus berbenah, adaptif, kreatif dan inovatif. “Baik penyesuaian terhadap Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren maupun untuk memenuhi kebutuhan umat masa depan,” katanya.
Muhadjir mengungkapkan pertumbuhan pesantren yang berbasis sains, teknologi, wirausaha juga memperkaya wajah pesantren Muhammadiyah di Indonesia.
“Selain pesantren salaf yang telah lama berdiri, kehadiran pesantren sains, pesantren teknologi, pesantren wirausaha dan pesantren lainnya akan memperkaya wajah pesantren dan menjadi keunggulan masing-masing,” kata Muhadjir.
Muhadjir pun berharap agar pesantren-pesantren di Tanah Air khususnya pesantren Muhammadiyah bisa melahirkan santri-santri yang unggul, mandiri, dan menjadi teladan. “Semoga ijtihad para pengasuh pesantren dan ulama dalam mengembangkan pesantren di tanah air mampu melahirkan santri-santri unggul, mandiri dan menjadi teladan kehidupan.”
“Pertumbuhan pesantren di Muhammadiyah dalam 7 tahun terakhir terbilang cukup pesat. Pada tahun 2015 berjumlah 127, dan di 2022 berlipat menjadi 440 pesantren tersebar di seluruh penjuru tanah air,” ungkap Muhadjir lewat akun media sosial pribadinya, Jumat (2/9/2022).
Meski demikian, Muhadjir mengatakan pesantren Muhammadiyah harus terus berbenah, adaptif, kreatif dan inovatif. “Baik penyesuaian terhadap Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren maupun untuk memenuhi kebutuhan umat masa depan,” katanya.
Muhadjir mengungkapkan pertumbuhan pesantren yang berbasis sains, teknologi, wirausaha juga memperkaya wajah pesantren Muhammadiyah di Indonesia.
“Selain pesantren salaf yang telah lama berdiri, kehadiran pesantren sains, pesantren teknologi, pesantren wirausaha dan pesantren lainnya akan memperkaya wajah pesantren dan menjadi keunggulan masing-masing,” kata Muhadjir.
Muhadjir pun berharap agar pesantren-pesantren di Tanah Air khususnya pesantren Muhammadiyah bisa melahirkan santri-santri yang unggul, mandiri, dan menjadi teladan. “Semoga ijtihad para pengasuh pesantren dan ulama dalam mengembangkan pesantren di tanah air mampu melahirkan santri-santri unggul, mandiri dan menjadi teladan kehidupan.”
(muh)