Tolak Aneksasi Israel, Dubes Palestina: Terima Kasih Indonesia

Rabu, 01 Juli 2020 - 18:02 WIB
loading...
Tolak Aneksasi Israel, Dubes Palestina: Terima Kasih Indonesia
Dubes Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun (dua dari kanan) hadir berbicara dalam diskusi Forum Legislasi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/7/2020). Foto/SINDOnews/Abdul Rochim
A A A
JAKARTA - Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun menyampaikan salam hormat terima kasih kepada pemerintah dan parlemen, serta masyarakat Indonesia yang memberikan dukungan seluas-luasnya kepada Palestina menghadapi upaya aneksasi wilayah tepi barat Palestina oleh Israel.

”Kami menyampaikan salam dari Palestina untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Indonesia memiliki posisi khusus di hati masyarakat Palestina,” ungkap Zuhair Al-Shun dalam diskusi Forum Legislasi bertajuk Pernyataan Bersama Anggota Parlemen Berbagai Negara Menentang Aneksasi Israel terhadap Wilayah Palestina di Media Center MPR/DPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Zuhair mengaku sangat senang dan terharu melihat totalitas dukungan luar biasa dari seluruh masyarakat Indonesia terkait semua isu yang berkenaan dengan Palestina, khususnya mengenai aneksasi.

”Ikatan persahabatan Palestina dan Indonesia merupakan ikatan yang sangat erat, ikatan ukhuwah yang sampai kapanpun akan terus terjalin dan diperkuat,” tuturnya. ( )

Sejak bertugas di Indonesia dua tahun lalu, Zuhair melihat secara langsung dukungan Pemerintah, Parlemen dan rakyat Indonesia terhadap Palestina yang luar biasa. Terlebih lagi ketika muncul krisis Jerusalem, hingga Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Jerusalem merupakan ibukota Israel.

Menurut dia, upaya aneksasi wilayah Palestina oleh Israel sesungguhnya bukan hal baru. Aneksasi ini merupakan rentetan dari rencana yang tersusun sistematis sejak tahun 60-an, kemudian berlanjut pada era 70-an, dan saat ini kembali memanas.

”Ini bukan sesuatu hal yang baru bagi masyarakat Palestina, tapi merupakan rentetan yang memang sudah terstruktur dan direncanakan dengan baik,” katanya.

Dia mengatakan, selain tekanan dari berbagai komunitas internasional, sebenarnya rakyat Israel sendiri terpecah menyikapi upaya aneksasi ini.

”Kita lihat beberapa kelompok bahkan dari mantan militer Israel juga menolak rencana aneksasi ini. Bahkan di Amerika sendiri yang notabenenya adalah sekutu Israel pun terpecah menolak rencana aneksasi ini,” katanya.

Zuhair mengatakan, Israel berniat mencaplok 30% dari wilayah Tepi Barat Palestina yang didalamnya termasuk Lembah Jordan. ”Kenapa wilayah ini diperebutkan, karena Lembah Jordan merupakan salah satu wilayah atau area yang paling subur di Palestina. Ini memiliki potensi ekonomi luar biasa. Untuk sektor pariwisata juga sangat menjanjikan, kemudian pertanian, juga air dan sumber daya mineral lainnya,” tuturnya.

Lebih dari itu, kata Zuhair, wilayah ini merupakan jantung dari Palestina. “Sesungguhnya yang ingin saya sampaikan adalah bahwa yang dituju Israel adalah ingin merampas mimpi rakyat Palestina untuk mendirikan negara Palestina di kemudian hari,” katanya.

Israel sangat getol melakukan aneksasi wilayah karena ingin menjadikan perbatasan antara Palestina dan Yordania menjadi perbatasan Israel dan Yordania. Pihaknya mendengar ada rencana penundaan upaya aneksasi itu tepat pada awal Juli ini.

”Ditunda atau tidak, tetap kita sampaikan penolakan kita terhadap rencana aneksasi ini. Rakyat Palestina akan terus berjuang hingga akhirnya hak-hak mereka terpenuhi, dan mimpi mereka terwujud untuk mendirikan negara Palestina yang berdaulat dan merdeka,” tuturnya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1371 seconds (0.1#10.140)