Respons Gerindra Terkait Sandiaga dan Pilpres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat menerima dukungan dari PPP Yogyakarta pada Selasa (30/8/2022), Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan kesiapannya untuk menjadi peserta Pilpres 2024.
Menanggapi hal ini, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan, pencalonan seseorang sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) merupakan hak yang dilindungi oleh konstitusi.
Di mana hal ini selama memenuhi syarat, diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu).
"Begini bahwa kemudian soal pencapresan itu kan hak yang dilindungi atau kemudian hak yang diberikan oleh konstitusi, sepanjang memenuhi persyaratan sesuai dengan UU Pemilu tentunya," kata Sufmi Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, yang dikutip Jumat (2/9/2022).
Baca juga: Survei Ungkap Elektabilitas Sandiaga Jadi Cawapres di 2024 Belum Tersaingi
Wakil Ketua DPR ini merespons soal Sandiaga dicalonkan atau bersilaturahmi dengan partai lain, menurut Dasco, penjajakan yang dilakukan Sandi karena yang bersangkutan merasa sudah siap, sehingga melakukan langkah-langkah politik.
"Saya pikir soal penjajakan-penjajakan itu ya mungkin karena Pak Sandi ingin coba menjajaki dan karena dia sudah siap tentunya akan ada langkah politik yang diambil oleh Pak Sandi, itu Pak Sandi yang tahu," ujarnya.
Dasco menuturkan, Gerindra sendiri tidak bisa melarang hal-hal yang berkaitan dengan hak politik seseorang.
"Ya kami kan enggak bisa melarang kalau hak hak politik seseorang mau maju, tapi kan kemudian nanti ada aturan dan etik-etika yang bersih gitu," ucap Dasco.
Yang pasti Dasco menegaskan, keputusan Gerindra sudah final untuk mencalonkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres.
"Oh jelas kalau di Gerindra sudah final bahwa calon presiden adalah Pak Prabowo kan sudah diketok," tegasnya.
Dasco pun tidak bisa melarang ada kader Gerindra menyampaikan pernyataan pribadinya, atau mengambil langkah politik, termasuk menjadi capres. Soal musyarawah relawan Jokowi yang mendukung Sandiaga sebagai capres dua besar juga bukan hal yang luar biasa baginya.
"Ya itu kan dinamika musra pendukungnya Pak Jokowi, saya pikir ya soal penyebutan nama-nama itu sah-sah saja dan ya menurut kami enggak ada yang luar biasa," tutur Dasco.
Legislator Dapil Banten III ini juga menegaskan, Gerindra tidak melarang kadernya untuk bermanuver politik, namun ia pun kembali mengingatkan mengenai batas-batas dan etika jika yang bersangkutan hendak menjadi capres dari parpol lain.
"Kami kan tidak dalam posisi melarang tapi kan sebagai seorang yang aktif berpolitik tentunya yang bersangkutan tahu batas-batas dan etika ketika kemudian mau maju menjadi capres apalagi dari partai lain kan begitu," tukasnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menambahkan, pada waktunya nanti akan ada komunikasi antara dirinya dengan Sandiaga, namun ia enggan memberitahu media.
"Saya pikir ya nanti cepat atau lambat soal komunikasi (dengan Sandi) kan itu pasti terjadi. Cuma saya enggak mau kasih tahu media massa. Itu rahasia," tutupnya sembari tertawa.
Menanggapi hal ini, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan, pencalonan seseorang sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) merupakan hak yang dilindungi oleh konstitusi.
Di mana hal ini selama memenuhi syarat, diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu).
"Begini bahwa kemudian soal pencapresan itu kan hak yang dilindungi atau kemudian hak yang diberikan oleh konstitusi, sepanjang memenuhi persyaratan sesuai dengan UU Pemilu tentunya," kata Sufmi Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, yang dikutip Jumat (2/9/2022).
Baca juga: Survei Ungkap Elektabilitas Sandiaga Jadi Cawapres di 2024 Belum Tersaingi
Wakil Ketua DPR ini merespons soal Sandiaga dicalonkan atau bersilaturahmi dengan partai lain, menurut Dasco, penjajakan yang dilakukan Sandi karena yang bersangkutan merasa sudah siap, sehingga melakukan langkah-langkah politik.
"Saya pikir soal penjajakan-penjajakan itu ya mungkin karena Pak Sandi ingin coba menjajaki dan karena dia sudah siap tentunya akan ada langkah politik yang diambil oleh Pak Sandi, itu Pak Sandi yang tahu," ujarnya.
Dasco menuturkan, Gerindra sendiri tidak bisa melarang hal-hal yang berkaitan dengan hak politik seseorang.
"Ya kami kan enggak bisa melarang kalau hak hak politik seseorang mau maju, tapi kan kemudian nanti ada aturan dan etik-etika yang bersih gitu," ucap Dasco.
Yang pasti Dasco menegaskan, keputusan Gerindra sudah final untuk mencalonkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres.
"Oh jelas kalau di Gerindra sudah final bahwa calon presiden adalah Pak Prabowo kan sudah diketok," tegasnya.
Dasco pun tidak bisa melarang ada kader Gerindra menyampaikan pernyataan pribadinya, atau mengambil langkah politik, termasuk menjadi capres. Soal musyarawah relawan Jokowi yang mendukung Sandiaga sebagai capres dua besar juga bukan hal yang luar biasa baginya.
"Ya itu kan dinamika musra pendukungnya Pak Jokowi, saya pikir ya soal penyebutan nama-nama itu sah-sah saja dan ya menurut kami enggak ada yang luar biasa," tutur Dasco.
Legislator Dapil Banten III ini juga menegaskan, Gerindra tidak melarang kadernya untuk bermanuver politik, namun ia pun kembali mengingatkan mengenai batas-batas dan etika jika yang bersangkutan hendak menjadi capres dari parpol lain.
"Kami kan tidak dalam posisi melarang tapi kan sebagai seorang yang aktif berpolitik tentunya yang bersangkutan tahu batas-batas dan etika ketika kemudian mau maju menjadi capres apalagi dari partai lain kan begitu," tukasnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menambahkan, pada waktunya nanti akan ada komunikasi antara dirinya dengan Sandiaga, namun ia enggan memberitahu media.
"Saya pikir ya nanti cepat atau lambat soal komunikasi (dengan Sandi) kan itu pasti terjadi. Cuma saya enggak mau kasih tahu media massa. Itu rahasia," tutupnya sembari tertawa.
(maf)