Komisi VIII Undang Tiga Menteri Bahas Verifikasi Data Kemiskinan

Rabu, 01 Juli 2020 - 16:10 WIB
loading...
Komisi VIII Undang Tiga...
Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto. FOTO/DOK.SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Komisi VIII DPR menggelar rapat gabungan (ragab) dengan lintas kementerian guna membahas carut-marut data kemiskinan di daerah. Tujuannya untuk membuat satu data kemiskinan yang berada di bawah Kementerian Sosial (Kemensos) dan menjadi rujukan kementerian/lembaga lainnya.

Turut hadir dalam rapat tersebut, Menteri Sosial (Mensos) Juliary Batubara, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa. Kemudian Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakhrullah dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Masih banyak tumpang tindih data, banyak orang yang sudah meninggal tapi mendapatkan bantuan. Di kabupaten Cianjur, ada 2.000 penerima bantuan tidak bisa dikonfirmasi alamat dan tempat tinggalnya. Pada dasarnya negara ini kan satu pemerintahan, satu data kemiskinan, nah kami melihat data kependudukan bisa dibersihkan dengan e-KTP. Karena itu dengan adanya e-KTP itu bisa disandingkan data kemiskinan kita jadikan satu saja," kata Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mengawali rapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/7/2020).( )

Yandri menjelaskan, Kemensos memang sebagai leading sector dari program penanganan kemiskinan tetapi faktanya, banyak kementerian/lembaga juga menyalurkan bantuan sosial (bansos), seperti Kementerian Pendididikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan kementerian lainnya, dan indicator penerima bantuan di masing-masing K/L itu berbeda.

"Kami berharap dengan rapat gabungan ini ada kemauan kuat dari pemerintah, bahkan kami sarankan perlu adanya SKB (surat keputusan bersama) antara Mensos dan Mendagri memastikan tidak ada gubernur, bupati, wali kota, camat sampai kepala desa yang tidak fokus dengan data kemiskinan dan indikatornya harus sama, sehingga tidak ada pemborosan," ujarnya.

Wakil Ketua Umum PAN ini berharap, dengan satu data terpadu itu, bisa dijadikan acuan oleh berbagai kementerian/lembaga termasuk juga data BPJS Kesehatan yang penerima bantuan iuran (PBI)-nya banyak tidak tepat sasaran. Karena selama ini, banyak yang berhak mendapatkan tidak mendapatkan dan banyak yang berhak tapi tidak mendapatkan.( )

"Dan orang Indonesia ini kalau sudah menerima tidak mau dikembalikan. Mereka senang menerima, nah ini jadi kebiasaan. Oleh karena itu, beban negara cukup besar untuk mengentaskan kemiskinan sehinga aspek regulasi harus dilakukan dengan benar dan tidak ada lagi yang memainkan data dari pusat hingga desa," kata mantan Ketua Umum Barisan Muda PAN itu.

Karena itu, Yandri meminta kepada beberapa menteri yang hadir untuk menyampaikan dalam Rapat Terbatas (Ratas) Kabinet agar data kemiskinan cukup satu saja. Bukan karena Juliary Batubara sebagai mentinya tetapi, siapa pun menterinya harus merujuk pada satu data kemiskinan dengan indikator yang harus sama agar tidak banyak kecemburuan sosial.

"Tetangga saya dapat, padahal lebih kaya dapat, yang lebih miskin tidak dapat. Ini temuan kami, dengan berbagai bansos sekarang, yang tidak sama jumlahnya ini membuat gejolak sosial tersendiri," katanya.

Dalam ragab ini, dia menambahkan, Komisi VIII DPR ingin memastikan beberapa hal yakni, bagaimana kebijakan verifikasi dan validasi data pemerintah dalam rangka pemutakhiran dan mengintegrasi data untuk dapat dijadikan rujukan kementerian/lembaga dalam penanganan program kemiskinan.

"Kalau bisa ada keppres, bidang data Prof Zudan ahlinya, sudah jelas tahu bagaimana pemutakhiran data, sudah punya rumusan dengan e-KTP. Dan bagaimana sinkronisasi dalam rangka pemutakhiran dan integrasi data terpadu untuk program kemiskinan," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Demo Ricuh Pecah, Polisi...
Demo Ricuh Pecah, Polisi Pukul Mundur Massa Aksi Tolak UU TNI
Demo Ricuh, Massa Aksi...
Demo Ricuh, Massa Aksi Tolak UU TNI Masuk ke Jalan Tol Depan Gedung DPR
Puan Tegaskan DPR Belum...
Puan Tegaskan DPR Belum Terima Surpres RUU Polri
DPR Terima Surpres RUU...
DPR Terima Surpres RUU KUHAP
Ketua Umum HMI UNJ:...
Ketua Umum HMI UNJ: Pengesahan RUU TNI Jadi UU Momentum Perkuat Pertahanan Nasional
Korban Inventasi Bodong...
Korban Inventasi Bodong Datangi Komisi III Minta Penyelesaian Restorative Justice
KontraS Diteror Usai...
KontraS Diteror Usai Geruduk Rapat RUU TNI, DPR: Kalau Terganggu Laporkan
Urun Rembug Tentang...
Urun Rembug Tentang Revisi UU TNI
DPR dan Pemerintah Pertimbangkan...
DPR dan Pemerintah Pertimbangkan Perluas Tugas TNI: Atasi Narkoba hingga Siber
Rekomendasi
Daftar 12 Anak Hamad...
Daftar 12 Anak Hamad bin Isa Al-Khalifa, Raja Bahrain yang Bangun Gereja 9.000 Meter Persegi
Ekspansi Gemilang, BRI...
Ekspansi Gemilang, BRI Antarkan UMKM Aksesoris Fashion Raih Pasar Internasional
Lagu Ed Sheeran Disebut...
Lagu Ed Sheeran Disebut Tidak Sehat untuk Otak, Merusak seperti Heroin
Berita Terkini
Bahas Konflik Gaza dengan...
Bahas Konflik Gaza dengan MBZ, Prabowo: Kita Mencari Upaya Perdamaian
16 menit yang lalu
Pertemuan Prabowo dan...
Pertemuan Prabowo dan Megawati Babak Baru Rekonsiliasi Nasional
1 jam yang lalu
Saksikan The Prime Show...
Saksikan The Prime Show Prabowo-Mega, PDIP: Kami Tetap Di Luar! Malam Ini Bersama Dhiandra Mugni, Hanya di iNews
1 jam yang lalu
Yusril Tegaskan Hukuman...
Yusril Tegaskan Hukuman Mati Tidak Dihapus di KUHP Nasional, Begini Penjelasannya
3 jam yang lalu
Prabowo Disambut Pelukan...
Prabowo Disambut Pelukan Hangat Presiden MBZ saat Tiba di Istana Qasr Al Shatie
3 jam yang lalu
Tanda Tanya Pakar Soal...
Tanda Tanya Pakar Soal Penghapusan Kewenangan TNI Dalam Pemberantasan Narkoba
3 jam yang lalu
Infografis
Menteri Yandri Terbukti...
Menteri Yandri Terbukti Bantu Kemenangan Istri, Pilkada Serang Diulang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved