Anwar Ibrahim Kenang Sosok Cak Nur dan Buya Hamka sebagai Cendekiawan Muslim Berpengaruh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemimpin politik Malaysia, Anwar Ibrahim menyampaikan kenangannya terhadap sosok cendekiawan Indonesia Nurcholish Madjid dan Buya Hamka dalam kunjungannya ke Indonesia selama dua hari terakhir. Anwar Ibrahim menyebut keduanya merupakan cendekiawan muslim yang sudah memberikan banyak sumbangsih pikiran bagi umat muslim di kedua negara.
"Buya Hamka adalah sosok budayawan, tokoh bangsa, sastrawan, dan pemikir. Bukan saja di Indonesia, tentunya juga di Malaysia," ujar Anwar Ibrahim dalam peluncuran buku 'Membaca Hamka Merawat Bangsa' di Jakarta, Senin (29/8/2022).
Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia mengaku masih sangat terkesan dengan pesan yang disampaikan Buya Hamka kepadanya.
Baca juga: Pahlawan Nasional yang Dimakamkan di TPU Tanah Kusir: Bung Hatta hingga Buya Hamka
"Dia (Buya Hamka) bilang, Anwar apa pun perkembangan, itu kilauan sementara. Bukan kita memutuskan, mengutamakan. Kita harus lihat kesungguhan tekad mereka, istiqomah mereka dalam memperjuangkan,"kata Anwar menirukan nasehat Buya Hamka.
Sementara Nurcholish Madjid atau Cak Nur, bagi Anwar Ibrahim, memberikannya pemahaman tentang Keislaman di Indonesia dan memberi inspirasi untuk menguatkan persatuan generasi muda Islam di Kawasan Asia Tenggara.
"Saya masih berusia 18–19 tahun lalu saat mengenal beliau (Cak Nur). Ketika itu beliau menjadi Ketua Umum HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Kemudian saya menemui beliau di sini (Indonesia), mengikuti beberapa training. Kemudian saya undang beliau ke Malaysia. Lalu Kami bersama membangun Persatuan Pelajar Islam Asia Tenggara. Cak Nur sebagai Ketuanya dan saya sebagai Sekjennya," katanya dalam peringatan haul ke-17 Cak Nur pada Minggu (28/8/2022) malam.
Selama membangun karir politik dan pemerintahannya, Anwar mengaku terus mengikuti pemikiran-pemikiran Cak Nur. Meski beberapa pernyataan Cak Nur membangun polemik, tapi pikiran dan ide Cak Nur masih sangat relevan bagi masyarakat hingga saat ini.
Dalam peringatan haul Cak Nur, Anwar juga menyampaikan orasi budayanya bertema Ekonomi Manusiawi. Anwar menjelaskan sistem ekonomi manusiawi adalah sistem ekonomi yang mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat kecil, serta berhasil mengurangi angka kemiskinan dan tingkat kesenjangan di antara golongan kaya-miskin.
"Ekonomi manusiawi maknanya tidak boleh kita membolehkan kerusakan sistem dan perilaku korupsi serta penyalahgunaan kekuasaan. Kita juga tidak membolehkan sistem yang memperkaya segelintir elite penguasa tetapi meminggirkan nasib dan kesejahteraan rakyat banyak," katanya dalam orasi tersebut.
Menurut Anwar, kesuksesan sebuah sistem ekonomi dapat terukur dari pemerataan ekonomi yang dapat dihasilkannya. Dan salah satu indikatornya, ungkap dia, tentu dengan keberhasilan mengurangi kesenjangan yang terjadi di antara kelompok kaya dan masyarakat miskin.
"Sukses bagi suatu dasar ekonomi adalah pemerataan ekonomi. Mengurangi kemiskinan dan kesenjangan di antara si kaya dan si miskin sambungnya.
Lihat Juga: Terbang ke Malaysia, Mahfud Akan Hadiri Istigasah Kebangsaan hingga Bertemu PM Anwar Ibrahim
"Buya Hamka adalah sosok budayawan, tokoh bangsa, sastrawan, dan pemikir. Bukan saja di Indonesia, tentunya juga di Malaysia," ujar Anwar Ibrahim dalam peluncuran buku 'Membaca Hamka Merawat Bangsa' di Jakarta, Senin (29/8/2022).
Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia mengaku masih sangat terkesan dengan pesan yang disampaikan Buya Hamka kepadanya.
Baca juga: Pahlawan Nasional yang Dimakamkan di TPU Tanah Kusir: Bung Hatta hingga Buya Hamka
"Dia (Buya Hamka) bilang, Anwar apa pun perkembangan, itu kilauan sementara. Bukan kita memutuskan, mengutamakan. Kita harus lihat kesungguhan tekad mereka, istiqomah mereka dalam memperjuangkan,"kata Anwar menirukan nasehat Buya Hamka.
Sementara Nurcholish Madjid atau Cak Nur, bagi Anwar Ibrahim, memberikannya pemahaman tentang Keislaman di Indonesia dan memberi inspirasi untuk menguatkan persatuan generasi muda Islam di Kawasan Asia Tenggara.
"Saya masih berusia 18–19 tahun lalu saat mengenal beliau (Cak Nur). Ketika itu beliau menjadi Ketua Umum HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Kemudian saya menemui beliau di sini (Indonesia), mengikuti beberapa training. Kemudian saya undang beliau ke Malaysia. Lalu Kami bersama membangun Persatuan Pelajar Islam Asia Tenggara. Cak Nur sebagai Ketuanya dan saya sebagai Sekjennya," katanya dalam peringatan haul ke-17 Cak Nur pada Minggu (28/8/2022) malam.
Selama membangun karir politik dan pemerintahannya, Anwar mengaku terus mengikuti pemikiran-pemikiran Cak Nur. Meski beberapa pernyataan Cak Nur membangun polemik, tapi pikiran dan ide Cak Nur masih sangat relevan bagi masyarakat hingga saat ini.
Dalam peringatan haul Cak Nur, Anwar juga menyampaikan orasi budayanya bertema Ekonomi Manusiawi. Anwar menjelaskan sistem ekonomi manusiawi adalah sistem ekonomi yang mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat kecil, serta berhasil mengurangi angka kemiskinan dan tingkat kesenjangan di antara golongan kaya-miskin.
"Ekonomi manusiawi maknanya tidak boleh kita membolehkan kerusakan sistem dan perilaku korupsi serta penyalahgunaan kekuasaan. Kita juga tidak membolehkan sistem yang memperkaya segelintir elite penguasa tetapi meminggirkan nasib dan kesejahteraan rakyat banyak," katanya dalam orasi tersebut.
Menurut Anwar, kesuksesan sebuah sistem ekonomi dapat terukur dari pemerataan ekonomi yang dapat dihasilkannya. Dan salah satu indikatornya, ungkap dia, tentu dengan keberhasilan mengurangi kesenjangan yang terjadi di antara kelompok kaya dan masyarakat miskin.
"Sukses bagi suatu dasar ekonomi adalah pemerataan ekonomi. Mengurangi kemiskinan dan kesenjangan di antara si kaya dan si miskin sambungnya.
Lihat Juga: Terbang ke Malaysia, Mahfud Akan Hadiri Istigasah Kebangsaan hingga Bertemu PM Anwar Ibrahim
(abd)