Sejarah Operasi Dwikora, Perintah Soekarno untuk Gagalkan Pembentukan Federasi Malaysia
loading...
A
A
A
Karena pulau ini sejatinya masih merupakan bagian Indonesia. Karena itu bila negara federasi itu terbentuk maka akan mengganggu kedaulatan Tanah Air.
Isi dari Dwikora ini adalah sebagai berikut :
- Perhebat ketahanan atas revolusi di Indonesia.
- Bantu perjuangan para revolusioner yang dilakukan rakyat Malaya, Sabah, Singapura, Brunei dan Serawak guna membubarkan negara boneka.
ABRI mulai mengerahkan pasukannya demi membantu Tentara Nasional Kalimantan Utara. Hal ini membuat Malaysia semakin terdesak dan meminta bantuan Inggris.
Namun melihat dampak peperangan yang merugikan kedua negara membuat Indonesia dan Malaysia berpikiran membentuk perjanjian perdamaian melihat perekonomian Tanah Air yang kurang baik.
Namun konflik tersebut justru semakin memanas setelah Malaysia akan diangkat sebagai anggota dewan keamanan PBB. Hal ini membuat Indonesia keluar dari lembaga tersebut.
Ini juga membuat Indonesia meningkatkan kawasannya dan membentuk Komando Siaga pada 28 Februari 1965, yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto, bertujuan untuk menjaga daerah perbatasan.
Namun operasi Dwikora pada akhirnya harus berakhir pada masa orde baru. Karena Soeharto menganggap hal tersebut sudah tidak bermanfaat bagi Indonesia.
Sehingga timbul langkah untuk menyelesaikan konflik dan normalisasi hubungan antara kedua negara. Pada akhirnya Indonesia harus rela mengakui bahwa Sabah dan Sarawak merupakan wilayah Malaysia.
Pada Juni 1966 dibentuklah perjanjian perdamaian antara kedua negara. Sedangkan penandatanganan dilakukan pada 11 Agustus 1966.
Isi dari Dwikora ini adalah sebagai berikut :
- Perhebat ketahanan atas revolusi di Indonesia.
- Bantu perjuangan para revolusioner yang dilakukan rakyat Malaya, Sabah, Singapura, Brunei dan Serawak guna membubarkan negara boneka.
ABRI mulai mengerahkan pasukannya demi membantu Tentara Nasional Kalimantan Utara. Hal ini membuat Malaysia semakin terdesak dan meminta bantuan Inggris.
Namun melihat dampak peperangan yang merugikan kedua negara membuat Indonesia dan Malaysia berpikiran membentuk perjanjian perdamaian melihat perekonomian Tanah Air yang kurang baik.
Namun konflik tersebut justru semakin memanas setelah Malaysia akan diangkat sebagai anggota dewan keamanan PBB. Hal ini membuat Indonesia keluar dari lembaga tersebut.
Ini juga membuat Indonesia meningkatkan kawasannya dan membentuk Komando Siaga pada 28 Februari 1965, yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto, bertujuan untuk menjaga daerah perbatasan.
Namun operasi Dwikora pada akhirnya harus berakhir pada masa orde baru. Karena Soeharto menganggap hal tersebut sudah tidak bermanfaat bagi Indonesia.
Sehingga timbul langkah untuk menyelesaikan konflik dan normalisasi hubungan antara kedua negara. Pada akhirnya Indonesia harus rela mengakui bahwa Sabah dan Sarawak merupakan wilayah Malaysia.
Pada Juni 1966 dibentuklah perjanjian perdamaian antara kedua negara. Sedangkan penandatanganan dilakukan pada 11 Agustus 1966.