Di Balik Konflik Jenderal M Yusuf Versus LB Moerdani

Minggu, 28 Agustus 2022 - 05:53 WIB
loading...
Di Balik Konflik Jenderal...
Panglima ABRI Jenderal Benny Moerdani didampingi ketiga Kepala Staf Angkatan dan Kapolri, dari kiri KSAL Laksamana Madya Romli, KSAD Letjen Rudini, Kapolri Letjen Anton Soedjarwo, dan KSAU Marsekal Madya Soakardi. Foto/SINDOnews/Konflik dan Integrasi TNI
A A A
JAKARTA - Pemilu pertama tahun 1971 dimenangkan oleh Partai Golkar dengan mengalahkan 9 partai lainnya. Seperti pada Pemilu 1971, Pemilu 1977 kembali dimenangkan Golkar. Untuk memuluskan kemenangan Golkar ini, partai politik dipaksa fusi pada Januari 1973 menjadi hanya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menyatukan partai-partai Islam.

Sementara Partai Demokrasi Indonesia (PDI) untuk menyatukan partai-partai beraliran nasionalis dan Kristen/Katolik. Soeharto dipilih kembali menjadi Presiden RI pada 1978 dan Jenderal M Yusuf diangkat menjadi Panglima ABRI menggantikan Jenderal Maraden Panggabean.



Sementara itu Ketua G-I Hankam/Asintel ABRI kala itu yang dijabat Letjen Leonardus Benyamin Moerdani atau LB Benny Moerdani, diisukan melaporkan kepopuleran Jenderal M Yusuf kepada Soeharto.

Ini kemudian memunculkan ketidaksenangan Soeharto terhadap Jenderal Yusuf. Benny Moedani juga melaporkan tindak tanduk Jenderal M Yusuf kepada Soeharto, yang menyebutkan bahwa Yusuf menggalang kekuatan internal untuk menjadi Presiden RI.

Selama masa jabatan Jenderal M Yusuf memang banyak beredar isu. Misalnya, untuk mencari popularitas di kalangan para perwira, M Yusuf memberikan kenaikan pangkat langsung di lapangan bagi perwira yang berprestasi, seperti di Timor Timur dan Irian Jaya (Papua).

Isu lain menyebutkan bahwa semua komandan setingkat Letkol dapat langsung masuk ke Sekolah Staf dan Komando (Sesko).

Puncak konflik antara Jenderal M Yusuf dengan Letjen Benny Moerdani terjadi ketika pada 30 Maret 1981, Jenderal M Yusuf melakukan Commanders Call ABRI di Ambon. Dalam acara tersebut, Letjen Benny Moerdani tidak ikut ke Ambon.

Bertepatan dengan acara tersebut, terjadi peristiwa pembajakan pesawat Garuda Woyla di Bangkok. Sementara Letjen Benny Moerdani langsung mengatasi pembajakan ini sendiri tanpa kendali Jenderal M Yusuf.

Menurut kalangan internal ABRI, Letjen Benny Moerdani sebagai Asinel dan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) sengaja menggalang kekuatan ekstrim Islam untuk melakukan aksi pembajakan.

Dalam drama pembajakan ini, Benny menumpas sendiri para pembajak dengan bantuan pasukan Kopassus yang direkrut mendadak. Tudingan ini terjadi karena sebagai Asintel Hankam, Letjen Benny Moerdani tidak ikut ke Ambon pada Commanders Call.

Keberhasilan operasi Woyla ini menjadikan Benny Moerdani dianggap berjasa oleh Soeharto karena ia berhasil menjaga nama baik bangsa Indonesia di mata internasional. Atas jasa-jasanya, Letjen Benny Moerdani diangkat menjadi Panglima ABRI pada 1983, melampaui para seniornya seperti Letjen Himawan Sutanto (Kepala Staf Operasi Panglima ABRI) yang membawahi Letjen Benny Moerdani. Akibatnya terjadi ketegangan dan kecemburuan para senior lulusan Akademi Militer.

Sebagai Panglima ABRI, Jenderal Moerdani sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Hankam Negara tidak merangkap Menhankam. Menhankam dijabat oleh Jenderal Poniman, mantan KSAD.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kepala Bakamla Laksdya...
Kepala Bakamla Laksdya Irvansyah Berpotensi Jadi Wakil Panglima TNI
Perjalanan Karier LB...
Perjalanan Karier LB Moerdani, Jenderal Kopassus yang Pernah Berjaya di 2 Era Presiden
TNI AL Tangkap 3 Tersangka...
TNI AL Tangkap 3 Tersangka Penyelundupan 60.000 Butir Pil Ekstasi
Daftar Usia Pensiun...
Daftar Usia Pensiun Prajurit TNI dari Pangkat Terendah hingga Tertinggi usai RUU TNI Disahkan
RUU TNI Disahkan DPR,...
RUU TNI Disahkan DPR, Usia Pensiun Prajurit TNI Diperpanjang hingga 63 Tahun
RUU TNI Segera Disahkan...
RUU TNI Segera Disahkan DPR, Ini 3 Pasal yang Direvisi
DPR Sahkan RUU TNI Jadi...
DPR Sahkan RUU TNI Jadi Undang-Undang Pagi Ini
BPIP dan ANRI Perkuat...
BPIP dan ANRI Perkuat Pemahaman Sejarah Nasional melalui Digitalisasi
Besok, DPR Sahkan RUU...
Besok, DPR Sahkan RUU TNI melalui Rapat Paripurna
Rekomendasi
Borong Employee Experience...
Borong Employee Experience Awards 2025, Bukti Komitmen Tim Human Capital ACC
Kacamata Ray-Ban Dilengkapi...
Kacamata Ray-Ban Dilengkapi Teknologi Penerjemah Bahasa dan Mengirim Pesan
LG Mundur dari Proyek...
LG Mundur dari Proyek Baterai EV, Kadin Tepis RI Tak Menarik Bagi Investor
Berita Terkini
Isu Matahari Kembar...
Isu Matahari Kembar Muncul dari Hasil Rentetan Peristiwa
5 jam yang lalu
Bareskrim Tangguhkan...
Bareskrim Tangguhkan Penahanan 4 Tersangka Kasus Pagar Laut Tangerang, Termasuk Kades Kohod
5 jam yang lalu
Tim Hukum Hasto Sebut...
Tim Hukum Hasto Sebut Adanya Dugaan Pencatutan Nama Pimpinan Partai oleh Saeful Bahri
6 jam yang lalu
Respons Dokter Tifa...
Respons Dokter Tifa Dilaporkan ke Polisi terkait Ijazah Jokowi: Bagus!
6 jam yang lalu
Usai Dilaporkan ke Bareskrim...
Usai Dilaporkan ke Bareskrim dan MKD, Ahmad Dhani Ngaku Salak Ketik Pono Jadi Porno
7 jam yang lalu
AMSI Syukuran HUT ke-8,...
AMSI Syukuran HUT ke-8, Potong Tumpeng, Halalbihalal, hingga Diskusi Media
7 jam yang lalu
Infografis
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved