Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku Mandiri Tiba Pekan Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksin penyakit mulut dan kuku ( PMK ) mandiri akan tiba pada pekan depan. Vaksinasi menjadi harapan terakhir dalam mengendalikan penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK).
Para peternak Indonesia sangat mengharapkan percepatan proses vaksinasi PMK. Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro mengungkapkan pihaknya mengupayakan jalur paralel yaitu pengadaaan vaksin mandiri sebagai upaya percepatan vaksinasi PMK bagi seluruh pengusaha ternak besar.
Hal tersebut dilakukan sambil menunggu distribusi vaksin subsidi dari pemerintah. “Sudah ada lima importir yang diizinkan untuk mengimpor vaksin, dan vaksinnya juga sudah tersedia. Insya Allah minggu depan sudah datang. Jadi, kami sangat menunggu,” ujar Nanang Purus Subendro dalam diskusi daring bertajuk “Menggenjot Vaksin PMK”, Jumat (26/8/2022).
Dia mengatakan saat ini belum semua ternak dari peternak kategori usaha menengah besar telah divaksin PMK. Pemerintah masih memprioritaskan vaksin bersubsidi bagi para peternak rakyat yang jumlah keseluruhannya mencapai 62% dari populasi ternak di Indonesia.
“Jadi kami upayakan juga jalan paralel. Kami tunggu dari program pemerintah, juga mengupayakan untuk jalur mandiri. Kami ikhlas asal vaksinnya segera datang untuk bisa segera diaplikasikan kepada sapi yang kami miliki,” katanya.
Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyebaran virus PMK, yaitu pemusnahan sapi terpapar PMK secara massal (stamping out) dengan diikuti pemberian ganti rugi 100% kepada pemilik ternak. Kemudian, kontrol lalu lintas ternak antardaerah dalam satu pulau atau antarpulau, serta edukasi dan sosialisasi bagi peternak.
“Langkah paling tepat adalah stamping out. Masalahnya belum ada payung hukum yang memungkinkan dilakukan penggantian atas sapi terinfeksi PMK yang dimusnahkan,” tuturnya.
Meski mengalami kerugian yang cukup besar imbas dari wabah PMK, asosiasi peternak mengakui ada sisi positifnya. Sisi positif yang dimaksud adalah pendataaan ternak-ternak di Indonesia menjadi lebih tertata rapi.
Hal ini seiring adanya syarat wajib berupa sertifikasi vaksin hewan ternak yang harus dipenuhi peternak bila ingin melakukan pembelian ternak. “Ini salah satu berkah dari PMK, sapi-sapi kami lebih rapi terdata. Inginnya seperti itu dan Insya Allah seperti itu. Sehingga kami yang membeli sapi akan memilih yang benar-benar yakin tervaksin,” imbuhnya.
Sementara itu, pengendalian penyebaran wabah PMK dengan mempercepat vaksinasi terus diupayakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Vaksinasi terus digenjot sejak digelar pertama kali di Sidoarjo, Jawa Timur pada 13 Juni 2022.
Lalu, vaksinasi sudah mencapai 1.791 juta hewan ternak di berbagai daerah per 26 Agustus 2022 pukul 06.05 WIB. Koordinator Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P3H) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan Arif Wicaksono menuturkan bahwa Indonesia saat ini telah menerima sebanyak kurang lebih lima juta dosis vaksin.
Tiga juta dosis vaksin telah selesai didistribusikan di tahap awal. Dua juta dosis dalam proses distribusi saat ini. Arif menambahkan, lebih dari 10 juta dosis kembali didatangkan dalam kurun waktu tiga bulan ke depan.
Adapun terkait kedatangan vaksin PMK ini, pihaknya akan melakukan koordinasi lintas sektoral dengan pihak-pihak terkait. "Vaksin ini akan datang pada Agustus-September sebanyak 10,25 juta dosis. Kemudian nanti Oktober-November, akan datang 16 juta sekian dosis. Artinya, nanti terkait hal ini perlu koordinasi lintas sektoral," pungkas Arif dalam kesempatan sama.
Para peternak Indonesia sangat mengharapkan percepatan proses vaksinasi PMK. Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro mengungkapkan pihaknya mengupayakan jalur paralel yaitu pengadaaan vaksin mandiri sebagai upaya percepatan vaksinasi PMK bagi seluruh pengusaha ternak besar.
Hal tersebut dilakukan sambil menunggu distribusi vaksin subsidi dari pemerintah. “Sudah ada lima importir yang diizinkan untuk mengimpor vaksin, dan vaksinnya juga sudah tersedia. Insya Allah minggu depan sudah datang. Jadi, kami sangat menunggu,” ujar Nanang Purus Subendro dalam diskusi daring bertajuk “Menggenjot Vaksin PMK”, Jumat (26/8/2022).
Dia mengatakan saat ini belum semua ternak dari peternak kategori usaha menengah besar telah divaksin PMK. Pemerintah masih memprioritaskan vaksin bersubsidi bagi para peternak rakyat yang jumlah keseluruhannya mencapai 62% dari populasi ternak di Indonesia.
“Jadi kami upayakan juga jalan paralel. Kami tunggu dari program pemerintah, juga mengupayakan untuk jalur mandiri. Kami ikhlas asal vaksinnya segera datang untuk bisa segera diaplikasikan kepada sapi yang kami miliki,” katanya.
Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyebaran virus PMK, yaitu pemusnahan sapi terpapar PMK secara massal (stamping out) dengan diikuti pemberian ganti rugi 100% kepada pemilik ternak. Kemudian, kontrol lalu lintas ternak antardaerah dalam satu pulau atau antarpulau, serta edukasi dan sosialisasi bagi peternak.
“Langkah paling tepat adalah stamping out. Masalahnya belum ada payung hukum yang memungkinkan dilakukan penggantian atas sapi terinfeksi PMK yang dimusnahkan,” tuturnya.
Meski mengalami kerugian yang cukup besar imbas dari wabah PMK, asosiasi peternak mengakui ada sisi positifnya. Sisi positif yang dimaksud adalah pendataaan ternak-ternak di Indonesia menjadi lebih tertata rapi.
Hal ini seiring adanya syarat wajib berupa sertifikasi vaksin hewan ternak yang harus dipenuhi peternak bila ingin melakukan pembelian ternak. “Ini salah satu berkah dari PMK, sapi-sapi kami lebih rapi terdata. Inginnya seperti itu dan Insya Allah seperti itu. Sehingga kami yang membeli sapi akan memilih yang benar-benar yakin tervaksin,” imbuhnya.
Sementara itu, pengendalian penyebaran wabah PMK dengan mempercepat vaksinasi terus diupayakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Vaksinasi terus digenjot sejak digelar pertama kali di Sidoarjo, Jawa Timur pada 13 Juni 2022.
Lalu, vaksinasi sudah mencapai 1.791 juta hewan ternak di berbagai daerah per 26 Agustus 2022 pukul 06.05 WIB. Koordinator Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P3H) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan Arif Wicaksono menuturkan bahwa Indonesia saat ini telah menerima sebanyak kurang lebih lima juta dosis vaksin.
Tiga juta dosis vaksin telah selesai didistribusikan di tahap awal. Dua juta dosis dalam proses distribusi saat ini. Arif menambahkan, lebih dari 10 juta dosis kembali didatangkan dalam kurun waktu tiga bulan ke depan.
Adapun terkait kedatangan vaksin PMK ini, pihaknya akan melakukan koordinasi lintas sektoral dengan pihak-pihak terkait. "Vaksin ini akan datang pada Agustus-September sebanyak 10,25 juta dosis. Kemudian nanti Oktober-November, akan datang 16 juta sekian dosis. Artinya, nanti terkait hal ini perlu koordinasi lintas sektoral," pungkas Arif dalam kesempatan sama.
(rca)