Podcast Aksi Nyata: Kisah Julianti, Resign dari Perawat hingga Menjadi Pengusaha Baby Spa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha baby spa, Julianti, berbagi kisahnya sejak menjadi perawat hingga menjadi menekuni usaha bidang perawatan bayi. Sempat menjalaninya seorang diri, dia kemudian memiliki sejumlah karyawan.
Dalam Podcast Aksi Nyata bertema 'Kunci Meraih Kesuksesan Usaha dengan Sedekah', ia menceritakan awalnya merupakan seorang perawat di sebuah rumah sakit. Profesi itu telah ia tekuni selama 15 tahun.
Kesibukan menjadi seorang perawat, membuat waktu bersama keluarganya menjadi berkurang. Hal itu yang dirasakan oleh anak Julianti bernama Nadia.
Wanita yang akrab disapa dengan Bunda Anti itu menyebutkan, ketika ia masih berstatus sebagai perawat, ia sangat jarang berada di rumah karena kesibukan profesinya tersebut. Hal itu menyebabkan Nadia sering menanyakan kapan Julianti libur agar bisa menemani putrinya di rumah dan bersekolah.
Dia melanjutkan, Nadia juga pernah pada suatu ketika memintanya untuk mengantar dan menunggunya ke sekolah seperti ibu-ibu temannya. Karena merasa ingin memenuhi permintaan anaknya tersebut, ia memutuskan untuk resign atau mengundurkan diri sebagai perawat.
"Akhirnya di situ sebagai perempuan ingin menjadi ibu rumah tangga, tapi satu sisi lagi utang masih banyak," gurau Bunda Anti dalam Podcast tersebut, Senin (22/8/2022).
Dia pun menemukan permasalahan awal saat memutuskan untuk resign sebagai perawat. Menurutnya, ketika menjadi seorang perawat ia mendapatkan beasiswa dari rumah sakit tersebut untuk melanjutkan pendidikannya.
Dalam perjanjian tersebut, ia dikontrak selama sepuluh tahun setelah lulus dari beasiswa yang diberikan rumah sakit. Karena keinginan putrinya untuk ditemani saat sekolah, belum genap sepuluh tahun akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan harus mendapatkan penalti. "Harusnya dikontrak 10 tahun, akhirnya kita membayar penalti itu," ujarnya.
Namun, Bunda Anti enggan merincikan berapa besar biaya penalti yang harus dibayarkan. "Alhamdulillah, qadarullah, karena kita milih keluarga kita dimudahkan," ucapnya.
Setelah ia resmi resign dari perawat, ia pun menjalani hari-harinya sebagaimana keinginan putrinya untuk menemani bersekolah. Kemudian, ia merasa mempunyai waktu luang untuk bisa produktif jika hanya menemani putrinya bersekolah. Ia pun memutuskan untuk mengikuti kursus pijat bayi atau baby spa.
"Dari situ mendapat sertifikat pelatihan pijat bayi dijalanin tuh home care, dari rumah ke rumah," tutur Bunda Anti.
Setelah usahanya semakin berkembang, dia merasa kewalahan untuk menangani semua pasiennya. Ia pun memutuskan untuk mencari tenaga pembantu dalam usaha pijat bayi tersebut. "Karena dalam sehari sudah bukan lima lagi pasiennya, tapi sepuluh. Dari situ punya karyawan," tandasnya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
Dalam Podcast Aksi Nyata bertema 'Kunci Meraih Kesuksesan Usaha dengan Sedekah', ia menceritakan awalnya merupakan seorang perawat di sebuah rumah sakit. Profesi itu telah ia tekuni selama 15 tahun.
Kesibukan menjadi seorang perawat, membuat waktu bersama keluarganya menjadi berkurang. Hal itu yang dirasakan oleh anak Julianti bernama Nadia.
Wanita yang akrab disapa dengan Bunda Anti itu menyebutkan, ketika ia masih berstatus sebagai perawat, ia sangat jarang berada di rumah karena kesibukan profesinya tersebut. Hal itu menyebabkan Nadia sering menanyakan kapan Julianti libur agar bisa menemani putrinya di rumah dan bersekolah.
Dia melanjutkan, Nadia juga pernah pada suatu ketika memintanya untuk mengantar dan menunggunya ke sekolah seperti ibu-ibu temannya. Karena merasa ingin memenuhi permintaan anaknya tersebut, ia memutuskan untuk resign atau mengundurkan diri sebagai perawat.
"Akhirnya di situ sebagai perempuan ingin menjadi ibu rumah tangga, tapi satu sisi lagi utang masih banyak," gurau Bunda Anti dalam Podcast tersebut, Senin (22/8/2022).
Dia pun menemukan permasalahan awal saat memutuskan untuk resign sebagai perawat. Menurutnya, ketika menjadi seorang perawat ia mendapatkan beasiswa dari rumah sakit tersebut untuk melanjutkan pendidikannya.
Dalam perjanjian tersebut, ia dikontrak selama sepuluh tahun setelah lulus dari beasiswa yang diberikan rumah sakit. Karena keinginan putrinya untuk ditemani saat sekolah, belum genap sepuluh tahun akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan harus mendapatkan penalti. "Harusnya dikontrak 10 tahun, akhirnya kita membayar penalti itu," ujarnya.
Namun, Bunda Anti enggan merincikan berapa besar biaya penalti yang harus dibayarkan. "Alhamdulillah, qadarullah, karena kita milih keluarga kita dimudahkan," ucapnya.
Setelah ia resmi resign dari perawat, ia pun menjalani hari-harinya sebagaimana keinginan putrinya untuk menemani bersekolah. Kemudian, ia merasa mempunyai waktu luang untuk bisa produktif jika hanya menemani putrinya bersekolah. Ia pun memutuskan untuk mengikuti kursus pijat bayi atau baby spa.
"Dari situ mendapat sertifikat pelatihan pijat bayi dijalanin tuh home care, dari rumah ke rumah," tutur Bunda Anti.
Setelah usahanya semakin berkembang, dia merasa kewalahan untuk menangani semua pasiennya. Ia pun memutuskan untuk mencari tenaga pembantu dalam usaha pijat bayi tersebut. "Karena dalam sehari sudah bukan lima lagi pasiennya, tapi sepuluh. Dari situ punya karyawan," tandasnya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
(zik)