Pertemuan Puan dan Surya Paloh Akan Pengaruhi Dinamika Koalisi 2024

Senin, 22 Agustus 2022 - 17:03 WIB
loading...
Pertemuan Puan dan Surya...
Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan keterangan pers usai bertemu, Senin (22/8/2022). FOTO/MPI/CARLOS ROY FAJARTA
A A A
JAKARTA - Kunjungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin Puan Maharani ke Partai Nasdem dinilai akan memengaruhi dinamika koalisi 2024 yang telah terbentuk. Langkah PDIP ini apakah akan menghasilkan poros baru atau hanya memperkuat koalisi yang sudah ada, tergantung kepiawaian Puan mengarahkan manuvernya.

Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS), Agung Baskoro menanggapi kunjungan PDIP ke Kantor Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh , Senin (22/8/2022). Menurutnya, kunjungan PDIP itu memunculkan tafsir bahwa PDIP tidak ingin sendiri maju ke arena kontestasi Pilpres 2024.

"Gerak PDIP yang mulai membangun komunikasi ke partai-partai ini sedikit banyak akan memberi pengaruh bagi dinamika koalisi yang telah terbentuk," kata Agung Baskoro dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/8/2022).



Menurutnya, saat ini telah ada tiga poros utama menjelang Pilpres 2024. Masing-masing Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Partai Golkar, PAN, dan PPP; lalu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang dirintis Partai Gerindra dan PKB; serta Koalisi Gondangdia yang tengah diupayakan oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.

"Pertanyaan mendasar adalah apakah manuver PDIP ini mampu mengubah jumlah poros koalisi yang sementara sudah terbentuk atau sekadar pelengkap poros koalisi yang sudah ada?" ujar Agung.

Ia menilai, di titik inilah kepiawaian Puan meretas koalisi sangat dinantikan. Sebab, untuk menghasilkan kemenangan 3 kali berturut-turut dalam Pileg dan Pilpres, PDIP tak bisa sendirian. Realitas politik saat Pemilu 1999 bisa dijadikan pengalaman bahwa meski PDIP memenangi Pileg, tapi hanya mampu menempatkan Megawati Soekarnoputri sebagai Wakil Presiden mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Baca juga: Puan Maharani Kunjungi Surya Paloh: Silaturahmi untuk Hindari Miskomunikasi

"Situasi itu mirip dengan kondisi saat ini ketika dalam berbagai temuan lembaga survei kredibel terbaru, PDIP masih bertengger di peringkat teratas dalam Pemilu Legislatif, tapi menghadapi kompleksitas pada figur capres yang akan diusung karena yang mengemuka adalah Puan Maharani dan Ganjar Pranowo," katanya.

Agung mengungkapkan tiga skenario bagi PDIP di Pilpres 2024. Pertama, jika PDIP mengusung Puan menjadi capres, maka terbuka koalisi dengan KIB. Sebab, hingga saat ini KIB belum menentukan capres dan cawapresnya.

"Bila tetap menduetkan Puan-Airlangga atau sebaliknya Airlangga-Puan, maka semakin mempersempit ceruk massa yang akan diraih, karena kedua tokoh ini kental sebagai figur nasionalis," kata Agung.

Skenario kedua, jika PDIP bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, maka Puan kemungkinan diposisikan sebagai cawapres karena Prabowo adalah kandidat capres terkuat dari koalisi ini. Posisi tawar Prabowo sangat kuat karena bersama PKB atau tanpa PDIP, KIR telah memenuhi presidential threshold.

"Namun skema cawapres inipun semakin sulit, menimbang Prabowo lebih membutuhkan figur cawapres dari kalangan santri atau sosok yang berasal dari partai-partai Islam sebagaimana kebutuhan KIB," katanya.

Sementara skenario ketiga adalah PDIP ikut dalam Poros Gondangdia yang belum resmi digagas Nasdem bersama Demokrat dan PKS. Apabila Puan ikut bergabung, maka akan lebih leluasa maju sebagai Capres. Dengan kapasitas sebagai pemenang Pemilu 2019, PDIP bisa memimpin koalisi ini. Namun, PKS dan Demokrat hampir dapat dipastikan akan kembali berhitung apakah tetap bersama Nasdem atau lebih memilih KIB atau KIR.

Jika PDIP masuk dalam Poros Gondangdia, maka capres rekomendasi Rakernas Nasdem yang berpeluang mendampingi Puan adalah Anies Baswedan atau Jenderal Andika Perkasa karena Ganjar berasal dari PDIP juga. Nama Anies lebih berpotensi kuat mendampingi Puan karena saat ini dianggap merepresentasikan Islam konservatif.

"Duet Puan-Anies atau sebaliknya Anies-Puan lebih rasional untuk merangkul semua segmen ideologi, demografi, dan geografi," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0996 seconds (0.1#10.140)