Diplomasi Rokok Kretek Agus Salim Taklukkan Pangeran Philip
loading...
A
A
A
JAKARTA - Haji Agus Salim digambarkan sebagai sosok yang tak henti dalam mengabdi untuk kemajuan bangsa Indonesia. Meskipun sudah tak muda lagi, dia masih terus aktif sebagai penasihat Menteri Luar Negeri.
Pria berjuluk The Grand Old Man ini telah banyak memiliki peran penting selama masa perjuangan diplomasi dalam kemajuan hubungan luar negeri Indonesia selama menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Baca juga : 9 Pejuang Kemerdekaan Terbesar, dari Soekarno hingga William Wallace
Namanya juga telah banyak dikenal oleh tokoh-tokoh dunia berkat peran aktifnya di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu tokoh dunia yang memiliki kisah dengan pria kelahiran 8 Oktober 1884 ini adalah Pangeran Philip yang merupakan suami dari Ratu Elizabeth II.
Dari beberapa sumber mengatakan bahwa pertemuan keduanya terjadi ketika acara penobatan Ratu Elizabeth yang naik tahta menggantikan Ayahnya, Raja George VI yang meninggal pada 4 Juni 1953.
Haji Agus Salim dan Sri Paku Alam IX diutus untuk menghadiri acara penobatan tersebut yang dilaksanakan pada 2 Juni 1953 di Westminster Abbey, London. Acara tersebut banyak mengundang bangsawan serta para pemimpin dunia terutama yang berada di Eropa.
Dalam acara tersebut, Agus Salim dengan percaya diri menghisap rokok kretek. Memang bukan hanya dia yang mengisap rokok saat itu namun aroma rokok dialah yang paling menyengat.
Aroma rokok ini mendapat banyak perhatian dari para tamu undangan karena banyak yang belum akrab dengan baunya. Pangeran Philip yang mencium aroma tersebut sempat menanyakan pada tamu undangan darimana asal dari bau yang menyengat tersebut.
Dengan rasa percaya diri Agus Salim menghampiri pangeran berjuluk Duke of Edinburgh serayam menjawab "Yang Mulia bau yang menyengat itu berasal dari rokok kretek saya, yang dibuat dari tembakau dan cengkeh".
Kemudian dia melanjutkan "Yang Mulia boleh saja tidak menyukainya namun rempah inilah yang membuat bangsa Eropa datang ke negeri kami tiga abad yang lalu."
Setelah itu pangeran pun terdiam dan mencoba untuk mencairkan suasana dengan meminta seluruh pengunjung untuk menikmati acara tersebut.
Baca juga : Hargai para Pejuang Kemerdekaan, Wapres Ajak Masyarakat Jaga Keutuhan Bangsa
Diplomasi ini ternyata cukup membekas dalam ingatan sang pangeran. Banyak sumber yang mengatakan setelah acara tersebut usai sang pangeran menghampiri Agus Salim dan memperkenalkan pada Ratu Elizabeth II.
Sampai saat ini diplomasi rokok kretek Agus Salim terhadap Pangeran Philip masih menjadi kisah menarik untuk dibahas.
Selepas dari tugasnya ke Inggris ini Agus Salim kembali mengajar ke Amerika dan barulah pada pertengahan 1954 dia kembali ke Indonesia, dan tak lama setelah kepulangannya tersebut pria asal Sumatera Barat ini meninggal pada 4 November 1954.
Haji Agus Salim akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Nomor 657 Tahun 1961 tepatnya pada 27 Desember 1961.
Pria berjuluk The Grand Old Man ini telah banyak memiliki peran penting selama masa perjuangan diplomasi dalam kemajuan hubungan luar negeri Indonesia selama menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Baca juga : 9 Pejuang Kemerdekaan Terbesar, dari Soekarno hingga William Wallace
Namanya juga telah banyak dikenal oleh tokoh-tokoh dunia berkat peran aktifnya di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu tokoh dunia yang memiliki kisah dengan pria kelahiran 8 Oktober 1884 ini adalah Pangeran Philip yang merupakan suami dari Ratu Elizabeth II.
Dari beberapa sumber mengatakan bahwa pertemuan keduanya terjadi ketika acara penobatan Ratu Elizabeth yang naik tahta menggantikan Ayahnya, Raja George VI yang meninggal pada 4 Juni 1953.
Haji Agus Salim dan Sri Paku Alam IX diutus untuk menghadiri acara penobatan tersebut yang dilaksanakan pada 2 Juni 1953 di Westminster Abbey, London. Acara tersebut banyak mengundang bangsawan serta para pemimpin dunia terutama yang berada di Eropa.
Dalam acara tersebut, Agus Salim dengan percaya diri menghisap rokok kretek. Memang bukan hanya dia yang mengisap rokok saat itu namun aroma rokok dialah yang paling menyengat.
Aroma rokok ini mendapat banyak perhatian dari para tamu undangan karena banyak yang belum akrab dengan baunya. Pangeran Philip yang mencium aroma tersebut sempat menanyakan pada tamu undangan darimana asal dari bau yang menyengat tersebut.
Dengan rasa percaya diri Agus Salim menghampiri pangeran berjuluk Duke of Edinburgh serayam menjawab "Yang Mulia bau yang menyengat itu berasal dari rokok kretek saya, yang dibuat dari tembakau dan cengkeh".
Kemudian dia melanjutkan "Yang Mulia boleh saja tidak menyukainya namun rempah inilah yang membuat bangsa Eropa datang ke negeri kami tiga abad yang lalu."
Setelah itu pangeran pun terdiam dan mencoba untuk mencairkan suasana dengan meminta seluruh pengunjung untuk menikmati acara tersebut.
Baca juga : Hargai para Pejuang Kemerdekaan, Wapres Ajak Masyarakat Jaga Keutuhan Bangsa
Diplomasi ini ternyata cukup membekas dalam ingatan sang pangeran. Banyak sumber yang mengatakan setelah acara tersebut usai sang pangeran menghampiri Agus Salim dan memperkenalkan pada Ratu Elizabeth II.
Sampai saat ini diplomasi rokok kretek Agus Salim terhadap Pangeran Philip masih menjadi kisah menarik untuk dibahas.
Selepas dari tugasnya ke Inggris ini Agus Salim kembali mengajar ke Amerika dan barulah pada pertengahan 1954 dia kembali ke Indonesia, dan tak lama setelah kepulangannya tersebut pria asal Sumatera Barat ini meninggal pada 4 November 1954.
Haji Agus Salim akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Nomor 657 Tahun 1961 tepatnya pada 27 Desember 1961.
(bim)