Profil Rahmat Shigeru Ono, Tentara Jepang yang Memihak Indonesia dan Mendapat Penghargaan dari Pemerintah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sosok Rahmat Shigeru Ono mungkin terdengar asing bagian sebagian masyarakat Indonesia. Jika melihat dari namanya, terdapat perpaduan yang khas dari nama orang Indonesia dan Jepang .
Dilansir dari berbagai sumber, Rahmat Shigeru Ono merupakan seorang veteran perang kemerdekaan asal Jepang. Dia lahir di Hokkaido pada 26 September 1919. Meski berstatus sebagai orang Jepang, namun dia berpihak kepada Indonesia dan mendukung perjuangan bangsa Indonesia .
Baca juga : Hargai para Pejuang Kemerdekaan, Wapres Ajak Masyarakat Jaga Keutuhan Bangsa
Kala itu, dia bersama sekitar seribu mantan serdadu Jepang memilih untuk berpihak kepada Indonesia dalam perang kemerdekaan 1945-1949. Setelah peperangan selesai, sebagian dari mereka meninggal, sebagian lain kembali ke Jepang, serta sebagian lainnya memilih untuk melanjutkan hidup di Indonesia.
Melihat dari riwayatnya, pria ini memiliki nama lengkap Mayor (Purn) Rahmat Shigeru Ono alias Sakari Ono. Namun, orang-orang di lingkungan tempatnya tinggal lebih mengenalnya sebagai Rahmat Jepang.
Dalam kehidupan pribadinya, Ono menikah dengan seorang wanita desa bernama Darkasih. Tepatnya pada tahun 1950. Pada pernikahannya, dia memiliki enam anak serta belasan cucu dan cicit.
Untuk menghidupi keluarganya, Ono bekerja sebagai petani sayur dan apel. Hal ini dikarenakan uang pensiunnya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Selain itu, dia juga pernah bekerja di perusahaan Jepang di Jakarta, sebelum akhirnya pindah ke Kalimantan Selatan untuk berbisnis rotan.
Baca juga : Dr Oen, Dokter Pejuang Kemerdekaan, Penolong Wong Cilik hingga Jenderal Sudirman
Menurut penuturan salah satu anaknya yang bernama Eru Suyono, setiap tanggal 10 November ayahnya selalu menyempatkan diri mengunjungi lokasi tewasnya komandan pasukan gerilya istimewa, Ichiki Tatsuo.
Kala itu, dia melewati pertempuran sengit melawan Belanda yang menewaskan komandannya. Rahmat Shigeru Ono sendiri terluka parah dan membuatnya kehilangan tangan kirinya.
Selepas meninggalkan dinas militernya, Ono menetap di Kota Batu, Jawa Timur. Di sanalah dia bertemu Darkasih yang menjadi istrinya.
Di akhir hidupnya, Rahmat Shigeru Ono meninggal dunia pada 25 Agustus 2014 dalam usia 95 tahun. Dia dimakamkan di Kompleks Makam Pahlawan Suropati, Kota Batu, Jawa Timur. Yang tersisa hanyalah puing-puing kenangan di rumahnya yang berada Jalan Cemara Kipas, Sidomulyo, Batu.
Di rumah tersebut terpampang foto Rahmat Shigeru Ono yang dikelilingi beberapa piagam penghargaan dan sebilah samurai peninggalannya. Di dinding lainnya, ada juga bintang veteran dan bintang gerilya yang diberikan oleh Presiden Soekarno.
Dilansir dari berbagai sumber, Rahmat Shigeru Ono merupakan seorang veteran perang kemerdekaan asal Jepang. Dia lahir di Hokkaido pada 26 September 1919. Meski berstatus sebagai orang Jepang, namun dia berpihak kepada Indonesia dan mendukung perjuangan bangsa Indonesia .
Baca juga : Hargai para Pejuang Kemerdekaan, Wapres Ajak Masyarakat Jaga Keutuhan Bangsa
Kala itu, dia bersama sekitar seribu mantan serdadu Jepang memilih untuk berpihak kepada Indonesia dalam perang kemerdekaan 1945-1949. Setelah peperangan selesai, sebagian dari mereka meninggal, sebagian lain kembali ke Jepang, serta sebagian lainnya memilih untuk melanjutkan hidup di Indonesia.
Melihat dari riwayatnya, pria ini memiliki nama lengkap Mayor (Purn) Rahmat Shigeru Ono alias Sakari Ono. Namun, orang-orang di lingkungan tempatnya tinggal lebih mengenalnya sebagai Rahmat Jepang.
Dalam kehidupan pribadinya, Ono menikah dengan seorang wanita desa bernama Darkasih. Tepatnya pada tahun 1950. Pada pernikahannya, dia memiliki enam anak serta belasan cucu dan cicit.
Untuk menghidupi keluarganya, Ono bekerja sebagai petani sayur dan apel. Hal ini dikarenakan uang pensiunnya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Selain itu, dia juga pernah bekerja di perusahaan Jepang di Jakarta, sebelum akhirnya pindah ke Kalimantan Selatan untuk berbisnis rotan.
Baca juga : Dr Oen, Dokter Pejuang Kemerdekaan, Penolong Wong Cilik hingga Jenderal Sudirman
Menurut penuturan salah satu anaknya yang bernama Eru Suyono, setiap tanggal 10 November ayahnya selalu menyempatkan diri mengunjungi lokasi tewasnya komandan pasukan gerilya istimewa, Ichiki Tatsuo.
Kala itu, dia melewati pertempuran sengit melawan Belanda yang menewaskan komandannya. Rahmat Shigeru Ono sendiri terluka parah dan membuatnya kehilangan tangan kirinya.
Selepas meninggalkan dinas militernya, Ono menetap di Kota Batu, Jawa Timur. Di sanalah dia bertemu Darkasih yang menjadi istrinya.
Di akhir hidupnya, Rahmat Shigeru Ono meninggal dunia pada 25 Agustus 2014 dalam usia 95 tahun. Dia dimakamkan di Kompleks Makam Pahlawan Suropati, Kota Batu, Jawa Timur. Yang tersisa hanyalah puing-puing kenangan di rumahnya yang berada Jalan Cemara Kipas, Sidomulyo, Batu.
Di rumah tersebut terpampang foto Rahmat Shigeru Ono yang dikelilingi beberapa piagam penghargaan dan sebilah samurai peninggalannya. Di dinding lainnya, ada juga bintang veteran dan bintang gerilya yang diberikan oleh Presiden Soekarno.
(bim)