Begini Sejarah dan Latar Belakang Pemberontakan PKI Madiun 1948

Selasa, 16 Agustus 2022 - 15:17 WIB
loading...
Begini Sejarah dan Latar Belakang Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun yang berlangsung pada 1948 merupakan salah satu sejarah kelam Indonesia. Foto DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemberontakan PKI Madiun yang berlangsung pada 1948 merupakan salah satu sejarah kelam Indonesia. Gerakan tersebut berusaha untuk menggulingkan kekuasaan dan mengganti landasan negara.

Peristiwa ini bermula ketika Kabinet Hatta I menerapkan kebijakan Rekonstruksi dan Rekonsiliasi (RERA) pada 27 Februari 1948 dengan tujuan mengurangi beban negara dalam bidang ekonomi, terutama terhadap menggaji tenaga tentara militer pada saat itu.

Baca juga : Kisah Gubernur Suryo Berani Lawan Jepang dan Sekutu, Jadi Korban Kekejaman Pemberontak PKI Madiun

Kabinet tersebut menggantikan Kabinet Amir Sjarifuddin, yang telah dihapus lantaran dianggap merugikan Indonesia pada Perjanjian Renville.

Sayangnya kelengseran Amir justru membuatnya semakin memberontak. Amir kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kemudian bekerja sama dengan organisasi berpaham kiri seperti Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kebijakan tersebut dianggap merugikan bagi kalangan kiri karena akan merugikan kekuatan militer Indonesia. Musso yang baru saja datang dari Soviet mengajak FDR untuk bergabung bersama PKI.

Organisasi berpaham kiri ini pun akhirnya membentuk kekuatan bersama Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh Indonesia (PBI), Pemuda Rakyat, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Mereka berusaha merebut kekuasaan lantaran tidak puas dengan kebijakan pemerintah pusat.

Inisiatif Musso pada rapat yang digelar di Yogyakarta mengumandangkan pergantian kabinet presidensial menjadi kabinet front persatuan. Muncul pula gagasan bergabung dengan Uni Soviet demi mengalahkan Belanda.

Baca juga : Kebangkitan PKI: Kenyataan atau Ilusi

Pemberontakan PKI Madiun diawali dengan melancarkan propaganda anti pemerintah dan pemogokan kerja oleh kaum buruh. Tak hanya itu mereka juga membunuh beberapa tokoh negara.

Diantaranya adalah Kolonel Sutarto pada 2 Juli 1948, penculikan dan pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Timur pertama RM. Ario Soerjo pada 10 September 1948. Serta penculikan dan pembunuhan kepada Dr. Moewardi pada 13 September 1948 yang merupakan tokoh penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Dilansir dari sumber.belajar.kemendikbud, puncak pemberontakan tersebut terjadi pada 18 September 1948. Dimana saat itu pemberontak berhasil menguasai kota Madiun dan mengumumkan lahirnya Republik Soviet Indonesia.

Untuk mengatasi peristiwa ini pemerintah mulai bergerak dengan mengerahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan dibantu para santri.

Akhirnya pada 31 Oktober 1948, Musso berhasil ditembak mati dalam pertempuran kecil yang terjadi di Ponorogo. Amir Sjarifudin pada akhirnya juga berhasil ditangkap dan di eksekusi mati bersama tokoh-tokoh kiri pendukung pemberontakan PKI Madiun lainnya.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1192 seconds (0.1#10.140)