IDI Dukung BPOM Terapkan Label Bebas BPA di Galon Air Minum
loading...
A
A
A
Sofyan berharap regulasi BPA nantinya bisa dikembangkan secara menyeluruh terhadap semua kemasan pangan berbahan plastik.Sejauh ini, Indonesia dan Vietnam adalah contoh dari sedikit negara berkembang yang belum meregulasi kemasan galon BPA.
Mencontoh hasil positif dari negara lain, Indonesia sebetulnya bisa meninggalkan plastik BPA dan memilih plastik yang lebih aman untuk kemasan makanan dan minuman. Jepang adalah contoh yang paling tepat.
"Jepang sudah meninggalkan plastik BPA dan beralih 100% ke plastik PET untuk kebutuhan kemasan di negeri itu," kata Pengajar dan peneliti pada Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Prof. Mochamad Chalid.
Pada minggu pertama Agustus, Prof Chalid baru mengikuti workshop di Tokyo, Jepang tentang penggunaan plastik berbahan Polyethylene Terephthalate atau disingkat PET, plastik yang dikenal relatif aman dan digunakan untuk kemasan makanan dan botol minuman di seluruh dunia.
Prof Chalid mengatakan, sejauh riset yang ada sudah bisa dikonfirmasi bahwa tidak ditemukan pelepasan senyawa antimon berbahaya dalam kemasan plastik PET. "Di sisi lain, juga belum ditemukan adanya indikasi munculnya endokrin disruptor (senyawa yang bisa mengganggu sistem hormon tubuh, seperti yang terkandung dalam plastik BPA) dalam penggunaan plastik PET," katanya.
Untuk diketahui, BPOM akan menerapkan aturan pelabelan bebas BPA di galon air minum. Sebagai tahap awal, BPOM akan mewajibkan produsen air minum dalam kemasan yang menggunakan galon BPA untuk mencantumkan tulisan: "Berpotensi Mengandung BPA".
Mencontoh hasil positif dari negara lain, Indonesia sebetulnya bisa meninggalkan plastik BPA dan memilih plastik yang lebih aman untuk kemasan makanan dan minuman. Jepang adalah contoh yang paling tepat.
"Jepang sudah meninggalkan plastik BPA dan beralih 100% ke plastik PET untuk kebutuhan kemasan di negeri itu," kata Pengajar dan peneliti pada Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Prof. Mochamad Chalid.
Pada minggu pertama Agustus, Prof Chalid baru mengikuti workshop di Tokyo, Jepang tentang penggunaan plastik berbahan Polyethylene Terephthalate atau disingkat PET, plastik yang dikenal relatif aman dan digunakan untuk kemasan makanan dan botol minuman di seluruh dunia.
Prof Chalid mengatakan, sejauh riset yang ada sudah bisa dikonfirmasi bahwa tidak ditemukan pelepasan senyawa antimon berbahaya dalam kemasan plastik PET. "Di sisi lain, juga belum ditemukan adanya indikasi munculnya endokrin disruptor (senyawa yang bisa mengganggu sistem hormon tubuh, seperti yang terkandung dalam plastik BPA) dalam penggunaan plastik PET," katanya.
Untuk diketahui, BPOM akan menerapkan aturan pelabelan bebas BPA di galon air minum. Sebagai tahap awal, BPOM akan mewajibkan produsen air minum dalam kemasan yang menggunakan galon BPA untuk mencantumkan tulisan: "Berpotensi Mengandung BPA".
(abd)