Dokter Monica Ingat Pesan Bung Karno saat Usul Terapi Plasma Konvalesen

Senin, 29 Juni 2020 - 23:01 WIB
loading...
Dokter Monica Ingat...
Dr dr Theresia Monica Rahardj (kiri) saat berbincang dengan kader TMP Cirebon, Fitri saat diskusi webinar webinar yang digelar DPP Taruna Merah Putih (TMP). Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Dengan belajar sejarah maka setiap orang, khususnya anak-anak muda bisa bisa menciptakan sejarah di masa depan.

Untuk menciptakan sejarah yang baik, perlu terus digelorakan semangat gotong-royong dan tolong menolong sesama anak bangsa.

Hal tersebut diungkapkan ahli genetika dan biologi molekular Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha Bandung, Dr dr Theresia Monica Rahardj dalam webinar yang diselenggarakan oleh DPP Taruna Merah Putih (TMP) untuk memperingati Bulan Bung Karno.

Adapun tema yang diangkat dalam webinar adalah Jas Merah; Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah; membuat sejarah positif bagi banga yang digelar pada Minggu 28 Juni 2020.

Selain Monica, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H Maming, pegiat media sosial Denny Siregar dan Ketua OSIS SMA Taruna Nusantara I Kadek Suwisnawa Pridayana juga menjadi pembicara dalam webinar tersebut. Acara ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.

Menurut Monica, prinsip dan jiwa Bung Karno mengalir dalam darah keluarganya. Oleh karena itu ketika dirinya mengusulkan agar terapi plasma konvalesen (TPK) dilakukan Indonesia, itu diniatkan semata-mata demi kepentingan bangsa serta menolong sesama warga bangsa.

Dia belajar dari sejarah flu Spanyol dan menemukan bahwa TPK sudah digunakan. Diakuinya mengusulkan agar TPK digunakan sebagai cara untuk penyembuhan Covid-19 tidak mudah. Namun dia jalan terus.

"Saya ingat pesan Bung Karno kalau berjuang harus dengan hati yang bersih sehingga alam semesta akan mendukung kita. Saya percaya itu hingga kini TPK dilakukan di 13 rumah sakit," tutur Monica.

Monica berharap Indonesia menjadi pimpinan di dalam bidang ilmu pengetahuan, termasuk dunia kesehatan. Dengan menguasai ilmu pengetahuan maka Indonesia akan menjadi bangsa terdepan di antara bangsa-bangsa lain. Dengan ilmu pengetahuan juga maka bisa saling menolong satu sama lain.

"Itulah gotong royong yang menjadi jiwa bangsa Indonesia. Kalau kita gotong royong, semua bisa kita lakukan," ungkap Monica, saat ditanya peserta yang juga kader TMP Cirebon, Fitri.

Ketua Umum TMP Maruarar Sirait menjelaskan, webinar ini menghadirkan para pencatat sejarah, termasuk Monica. Monica mengusulkan terapi plasma konvalesen (TPK) untuk penyembuhan pasien Covid-19. Di Indonesia, dokter Monica adalah pelopor dan inisiator TPK.

"Inisiasi ini membuat Monika mendapat anugerah dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2 Juni 2020. Dokter Monica pertama yang membuat buku panduan penatalaksana TPK. Dan kini, TPK sudah dijalankan di 13 rumah sakit," ungkap Maruarar. (Baca juga: Dexamethasone dan Hydroxychloroquine Hanya untuk Pasien COVID-19 Berat)

Webinar ini diikuti oleh 1.000 perserta. Pun demikian bisa disaksikan dari Youtube. Menariknya di antara peserta ada Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abbdullah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie dan Duta Besar Indonesia di Mexico, Cheppy Triprakoso Wartono. Selain dihadiri kader-kader TMP dari seluruh Indonesia, hadir juga pengurus PDIP dari Belanda dan Amerika Serikat.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1755 seconds (0.1#10.140)