Sejarah Terbentuknya PETA, Satuan Militer yang Dibentuk Jepang di Indonesia
loading...
A
A
A
Pada satuan militer PETA, terdapat lima macam kepangkatan dengan peran yang berbeda. Berikut di antaranya :
-Daidanco : Komandan Batalyon
-Chudanco : Komandan Kompi
-Shodanco : Komandan Peleton
-Bundancho : Komandan Regu dari Pemuda yang pernah bersekolah
- Giyuhei : Prajurit PETA yang belum bersekolah
Seiring perkembangannya, PETA (Pembela Tanah Air) mulai menjadi masalah bagi Jepang. Alasan utamanya karena kebencian anggota PETA ketika melihat rakyat Indonesia menderita dalam Romusha.
Atas hal ini, mulai menyala api pemberontakan yang dilakukan tentara PETA. Salah satunya adalah Pemberontakan PETA Blitar pada 14 Februari 1945. Gerakan ini dipimpin oleh Shodanco Soeprijadi dan dibantu Muradi serta Dr.Ismangil.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, PETA memiliki peran penting dalam terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan menjadi cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) di kemudian hari.
-Daidanco : Komandan Batalyon
-Chudanco : Komandan Kompi
-Shodanco : Komandan Peleton
-Bundancho : Komandan Regu dari Pemuda yang pernah bersekolah
- Giyuhei : Prajurit PETA yang belum bersekolah
Seiring perkembangannya, PETA (Pembela Tanah Air) mulai menjadi masalah bagi Jepang. Alasan utamanya karena kebencian anggota PETA ketika melihat rakyat Indonesia menderita dalam Romusha.
Atas hal ini, mulai menyala api pemberontakan yang dilakukan tentara PETA. Salah satunya adalah Pemberontakan PETA Blitar pada 14 Februari 1945. Gerakan ini dipimpin oleh Shodanco Soeprijadi dan dibantu Muradi serta Dr.Ismangil.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, PETA memiliki peran penting dalam terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan menjadi cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) di kemudian hari.
(bim)