Profil Harjo Utomo, Pejuang Kemerdekaan dan Pendiri PSHT yang Sempat Dipenjara Oleh Belanda

Kamis, 28 Juli 2022 - 13:10 WIB
loading...
Profil Harjo Utomo, Pejuang Kemerdekaan dan Pendiri PSHT yang Sempat Dipenjara Oleh Belanda
Ki Hajar Harjo Utomo merupakan salah satu tokoh bersejarah yang memiliki peran penting dalam terbentuknya pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Foto DOK YouTube
A A A
JAKARTA - Ki Hajar Harjo Utomo merupakan salah satu tokoh bersejarah yang memiliki peran penting dalam terbentuknya pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Kini PSHT telah menjadi salah satu organisasi olahraga terbesar di Indonesia yang sering mengadakan berbagai kejuaraan pencak silat Internasional.

Baca juga : Rayakan Satu Abad, PSHT Gelar Kejuaran Pencak Silat Bertaraf Internasional

Pada tahun ini dalam rangka memperingati satu abad PSHT yang jatuh pada 2 September 2022 mendatang, organisasi ini akan menggelar beberapa kejuaraan antara lain Krida Internasional Setia Hati Terate Cup 2022, Festival Internasional Pencak Silat Seni 2022, dan Atraksi Kolosal Pencak Silat Setia Hati Terate.

Kesuksesan pencak silat PSHT tak lepas dari sejarahnya. Organisasi ini didirikan pada 1922 oleh Ki Hajar Harjo Utomo yang merupakan seorang pahlawan perintis kemerdekaan Republik Indonesia.

Dilansir dari berbagai sumber, Harjo Utomo adalah pria kelahiran Madiun, Jawa Timur. Dia merupakan Saudara Tertua Setia Hati dan bersama rekan-rekannya dari Pilang Bango Madiun pernah melakukan penghadangan kereta api yang lewat mengangkut para tentara belanda dan perbekalan militer.

Penghadangan ini dilakukannya secara berulang-ulang hingga pada akhirnya dia ditangkap dan mendapat hukuman penjara di Cipinang yang kemudian dipindahkan ke Padang.

Sebelumnya pria yang akrab dengan sapaan Harjo ini pernah menjadi mantri pasar di Pasar Spoor Madiun pada 1906, dan bekerja di pabrik gula Rejo Agung di Madiun sepuluh tahun berselang.

Baca juga : Prabowo Subianto Optimistis Pencak Silat Kian Mendunia

Barulah pada tahun 1917 dia masuk menjadi saudara Setia Hati dan dikecer langsung oleh Ki Ngabei Soerodiwirjo yang merupakan pendiri organisasi tersebut. Setelah itu dia juga ikut dalam Sarekat Islam dan mendirikan Setia Hati Pencak Club di Desa Pilangbango, Madiun di tahun 1922.

Organisasi itu kemudian berkembang sampai ke daerah Nganjuk, Kertosono, Jombang, Lamongan, Ngantang, Yogyakarta dan Solo. Setelah keluar dari penjara, gerakan SH PCH dibubarkan oleh Belanda karena terdapat kata "pencak" di dalamnya.

Atas usulan dari Soetomo Mangkoedjojo, Darsono dan rekan lainnya diadakanlah konferensi di rumah Harjo Utomo pada tahun 1948.

Dari perkumpulan tersebut menghasilkan perubahan nama menjadi Setia Hati Terate dan juga penetapan dimana dulunya kelompok tersebut merupakan perguruan diganti menjadi organisasi.

Persaudaraan Setia Hati Terate pada awal pembentukan ini diketuai oleh Oetomo Mangkoewidjojo bersama wakilnya Darsono.

Untuk menjadi seorang saudara dalam PSHT, sebelumnya harus mengikuti pencak silat dasar yang dimulai dari sabuk hitam, kemudian merah muda, hijau dan putih kecil. Di tahap ini barulah seseorang akan disebut sebagai calon saudara.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3578 seconds (0.1#10.140)