Mendagri: Anggapan Covid-19 Menurun Picu Animo Masyarakat untuk Vaksin Booster Rendah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut adanya anggapan bahwa Covid-19 menurun berdampak pada turunnya animo masyarakat terhadap vaksin booster . Hal itu, disampaikan Tito usai sejumlah kepala daerah melaporkan catatan terkait vaksin booster kepadanya.
Tito mengatakan, anggapan tersebut terus mencuat dikarenakan banyaknya masyarakat yang menganggap enteng penularan hingga gejala Covid-19 di daerah. "Di masyarakat banyak ininya kurang, animo, Karena satu kasusnya dianggap sudah jauh menurun, kedua ada pandangan bahwa ini sepertinya masih ringan padahal enggak juga," ujar Tito di TMII, Minggu (17/7/2022).
Menurut Tito, adanya anggapan tersebut dikarenakan adanya penurunan kasus kematian akibat Covid-19. Padahal, dengan acuhnya masyarakat terhadap vaksin booster hal itu berdampak pada rendahnya antibodi di masyarakat.
"Sehingga dari rumah sakit masih kosong, kematian berkurang, padahal enggak, untuk yang belum vaksin, antibodinya rendah masih rawan, apalagi ada komorbid," ungkapnya.
Tito meminta tiap pemangku kebijakan terkait untuk terus berinovasi merayu masyarakat agar melakukan vaksin booster. "Perlu ada vaksinasi booster yang bersifat imperatif dengan regulasi, seperti perjalanan, ditambah dengan ide-ide kreatif teman-teman kepala daerah, waktu misalnya vaksinasi booster diberikan sembako, lucky drawnya motor, atau mesin speed di daerah nelayan," bebernya.
Tito mengatakan, anggapan tersebut terus mencuat dikarenakan banyaknya masyarakat yang menganggap enteng penularan hingga gejala Covid-19 di daerah. "Di masyarakat banyak ininya kurang, animo, Karena satu kasusnya dianggap sudah jauh menurun, kedua ada pandangan bahwa ini sepertinya masih ringan padahal enggak juga," ujar Tito di TMII, Minggu (17/7/2022).
Menurut Tito, adanya anggapan tersebut dikarenakan adanya penurunan kasus kematian akibat Covid-19. Padahal, dengan acuhnya masyarakat terhadap vaksin booster hal itu berdampak pada rendahnya antibodi di masyarakat.
"Sehingga dari rumah sakit masih kosong, kematian berkurang, padahal enggak, untuk yang belum vaksin, antibodinya rendah masih rawan, apalagi ada komorbid," ungkapnya.
Tito meminta tiap pemangku kebijakan terkait untuk terus berinovasi merayu masyarakat agar melakukan vaksin booster. "Perlu ada vaksinasi booster yang bersifat imperatif dengan regulasi, seperti perjalanan, ditambah dengan ide-ide kreatif teman-teman kepala daerah, waktu misalnya vaksinasi booster diberikan sembako, lucky drawnya motor, atau mesin speed di daerah nelayan," bebernya.
(cip)