Kisah Jenderal Hoegeng, Lolos dari Berondongan Sniper hingga Pura-pura Jadi Monyet
loading...
A
A
A
Hoegeng meletakkan begitu saja sejumlah barang tersebut di depan rumahnya. Berhari-hari sejumlah barang tersebut tak ada yang mengambil hingga akhirnya rusak terkena hujan dan panas matahari. Hoegeng dan istrinya, Meriyati Roeslani benar-benar membuat sejumlah barang itu menjadi tidak bernilai.
Lantaran tak mau kompromi, ancaman pembunuhan tak jarang dihadapi oleh Hoegeng. Salah satunya, saat Hoegeng dijadikan sasaran sniper atau penembak jitu ketika bertugas di kawasan pinggiran hutan di Kota Medan.
Akan tetapi, Hoegeng tak menceritakan dalam kasus apa dia dijadikan sasaran tembak. Hoegeng juga tidak menceritakan siapa pelaku penembakan itu.
"Hoegeng memang pernah ditembaki sniper. Untungnya, tak ada yang mengenai sasaran. Rupanya, Hoegeng dijadikan sasaran tembak karena Hoegeng tak pernah mau kompromi," kata Hoegeng dikutip dari buku Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan karya Suhartono.
Meski Hoegeng lolos dari maut, pelaku penembakan itu juga tak berhasil ditangkap karen melarikan diri. Ya, Hoegeng memang sering keluar masuk daerah di Medan untuk menyergap pelaku perjudian dan penyelundupan.
Tak jarang, ada oknum polisi atau tentara yang tertangkap menjadi backing dalam penyergapan itu. Ada yang terluka karena melarikan diri dan jatuh saat menghindari penyergapan tersebut.
Menurut Hoegeng, jika ada aparat penegak hukum yang bertugas di Medan, dan tak mau kongkalikong dengan para pengusaha hitam, biasanya penugasannya memang tak mulus. Bahkan, bisa jadi tugasnya tak bakal berlangsung lama.
Hoegeng pernah dipanggil ke Jakarta untuk menjelaskan sejumlah kasus penyelundupan yang kerap ditanganinya. Hoegeng memang pada akhirnya ditarik kembali ke Jakarta pada 1960.
Sebelum ditarik ke Jakarta, Hoegeng sempat mengikuti pendidikan Brigade Mobil (Brimob) pada 1959 di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Hoegeng menyatakan bangga sepulangnya bertugas di Medan karena semuanya bisa dilakukan sesuai aturan dan prinsip hidupnya yang sederhana, jujur, dan tegas meski berisiko dengan keselamatan jiwanya.
Pura-pura jadi monyet
Sementara itu, Hoegeng punya hobi memelihara binatang. Dia pernah memelihara burung, ayam, monyet, orang utan, dan siamang.
Lantaran tak mau kompromi, ancaman pembunuhan tak jarang dihadapi oleh Hoegeng. Salah satunya, saat Hoegeng dijadikan sasaran sniper atau penembak jitu ketika bertugas di kawasan pinggiran hutan di Kota Medan.
Akan tetapi, Hoegeng tak menceritakan dalam kasus apa dia dijadikan sasaran tembak. Hoegeng juga tidak menceritakan siapa pelaku penembakan itu.
"Hoegeng memang pernah ditembaki sniper. Untungnya, tak ada yang mengenai sasaran. Rupanya, Hoegeng dijadikan sasaran tembak karena Hoegeng tak pernah mau kompromi," kata Hoegeng dikutip dari buku Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan karya Suhartono.
Meski Hoegeng lolos dari maut, pelaku penembakan itu juga tak berhasil ditangkap karen melarikan diri. Ya, Hoegeng memang sering keluar masuk daerah di Medan untuk menyergap pelaku perjudian dan penyelundupan.
Tak jarang, ada oknum polisi atau tentara yang tertangkap menjadi backing dalam penyergapan itu. Ada yang terluka karena melarikan diri dan jatuh saat menghindari penyergapan tersebut.
Menurut Hoegeng, jika ada aparat penegak hukum yang bertugas di Medan, dan tak mau kongkalikong dengan para pengusaha hitam, biasanya penugasannya memang tak mulus. Bahkan, bisa jadi tugasnya tak bakal berlangsung lama.
Hoegeng pernah dipanggil ke Jakarta untuk menjelaskan sejumlah kasus penyelundupan yang kerap ditanganinya. Hoegeng memang pada akhirnya ditarik kembali ke Jakarta pada 1960.
Sebelum ditarik ke Jakarta, Hoegeng sempat mengikuti pendidikan Brigade Mobil (Brimob) pada 1959 di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Hoegeng menyatakan bangga sepulangnya bertugas di Medan karena semuanya bisa dilakukan sesuai aturan dan prinsip hidupnya yang sederhana, jujur, dan tegas meski berisiko dengan keselamatan jiwanya.
Pura-pura jadi monyet
Sementara itu, Hoegeng punya hobi memelihara binatang. Dia pernah memelihara burung, ayam, monyet, orang utan, dan siamang.