Menakar Implementasi MyPertamina

Jum'at, 15 Juli 2022 - 10:46 WIB
loading...
Menakar Implementasi...
Rio Christiawan (Foto: Ist)
A A A
Rio Christiawan
Associate Professor Bidang Hukum, Dosen Hukum Bisnis Universitas Prasetiya Mulya

PEMERINTAH saat ini sedang melakukan uji coba pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi melalui program MyPertamina. Upaya pembatasan BBM yang dilakukan berupa penggunaan aplikasi bernama MyPertamina pada smartphone milik konsumen. Aplikasi ini untuk memantau apakah pembelian dan pengisian bahan bakar bersubsidi seperti Pertalite sudah dilakukan oleh pihak yang tepat.

Pembatasan BBM bersubsidi yang rencananya nanti akan diberlakukan secara resmi tersebut mengacu pada besaran kapasitas mesin (cc) hingga jenis kendaraan. Tujuan pemerintah membuat kebijakan ini untuk mengawasi agar penyaluran bahan bakar bersubsidi tepat sasaran.

Persoalannya adalah apakah penggunaan aplikasi MyPertamina dapat secara efektif mendukung program pemerintah tersebut?

Dalam perspektif tata kelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bersih, transparan dan bebas dari penyimpangan, penggunaan aplikasi MyPertamina memang dapat membantu menjawab kebutuhan tersebut. Jika pemerintah kelak secara “serius” akan menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai basis transaksi BBM bersubsidi maka pemerintah perlu mempertimbangkan dampak sosial-ekonomi yang dapat timbul dari kebijakan penggunaan aplikasi MyPertamina tersebut.

Penekanan kata “serius” dalam hal ini penting mengingat pemerintah sudah sering mengumumkan banyak program pembatasan terhadap transaksi BBM bersubsidi namun pada akhirnya setelah terjadi kegaduhan sesaat isu pembatasan tersebut kenmudian hilang dengan sendirinya. Sebagaimana diketahui masyarakat seringkali disuguhi hal yang hanya bersifat “retorika” atau gimik saja. Misalnya, publik masih ingat uji coba dan rencana penggunaan RFID, yakni alat pembayaran nontunai (cashless) untuk memantau dan membatasi transaksi atas BBM bersubsidi. Namun faktanya hingga saat ini RFID juga tidak pernah dijadikan dasar rujukan pengisian BBM bersubsidi.

Jika nantinya aplikasi MyPertamina resmi dipergunakan sebagai dasar untuk pengisian BBM bersubsidi maka pemerintah harus mempertimbangkan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan. Sekurang-kurangnya ada lima kendala yang harus diselesaikan: pertama, persoalan dari kepemilikan smartphone beserta penggunaannya. Kedua adalah service level (tingkat kepuasan) dari aplikasi MyPertamina itu sendiri. Ketiga, adalah persoalan sinkronisasi data pribadi dan data kendaraan, keempat adalah penyediaan sarana dan prasarana pendukung, dan kelima adalah persoalan perlindungan data pribadi.

Potensi Kendala My Pertamina
Persoalan pertama yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan MyPertamina sebagai sarana pengisian BBM bersubsidi adalah kepemilikan smartphone. Sebagaimana diketahui BBM bersubsidi pada umumnya akan dipergunakan oleh masyarakat kalangan menengah dan ke bawah, artinya jika ponsel cerdas menjadi syarat bagi penggunaan aplikasi MyPertamina maka hal itu akan menjadi tambahan beban bagi masyarakat karena belum tentu semua warga negara memiliki ponsel cerdas, khususnya mereka yang berdomisili di luar Pulau Jawa. Bagi sebagian warga ponsel cerdas masih menjadi barang mewah, khususnya bagi masyarakat golongan kurang mampu (pra sejahtera).

Parsons (1970), seorang pakar sosiologi hukum menjelaskan jika suatu kebijakan justru menimbulkan beban sosial-ekonomi bagi masyarakat maka sejatinya kebijakan tersebut kontraproduktif bagi masyarakat itu sendiri atau justru menguntungkan pihak tertentu. Misalnya dalam hal ini dapat dibaca kebijakan ini justru berkorelasi positif dengan upaya penjualan ponsel cerdas. Artinya, persoalan sosial-ekonomi yang dapat timbul dari syarat kepemilikan ponsel cerdas tersebut perlu dikaji masak-masak sebelum kebijakan pengisian BBM bersubsidi dengan MyPertamina tersebut diterapkan secara efektif.

Persoalan kedua adalah service level dalam penggunaan MyPertamina, artinya perlu dievaluasi reliabilitas dari aplikasi tersebut, apakah cukup mudah dipergunakan (user friendly) bagi konsumen dan karenanya akan sangat membantu pengawasan penggunaan BBM bersubsidi sebagaimana semangat peluncuran aplikasi itu sendiri.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
LBH Jakarta Terima 619...
LBH Jakarta Terima 619 Aduan BBM Oplosan, Bukti Motor Rusak
Korupsi Pertamina, Komisi...
Korupsi Pertamina, Komisi XII DPR Pastikan Informasi Publik Harus Sesuai Fakta Hukum
Humor Oplosan Pertalite...
Humor Oplosan Pertalite Jadi Pertamax, Mahfud MD Bagikan Doa Masuk Pom Bensin
LBH Jakarta Saran ke...
LBH Jakarta Saran ke Pertamina Bikin Nama Pertaplos Khusus Pertamax Oplosan
Malam Ini INTERUPSI...
Malam Ini INTERUPSI Korupsi Sulap Pertalite Jadi Pertamax bersama Ariyo Ardi, Anisha Dasuki, dan Narasumber Lainnya, Live Hanya di iNews
Dugaan Korupsi Pertamina...
Dugaan Korupsi Pertamina Rugikan Negara Rp193,7 Triliun, Petinggi Oplos BBM Pertalite Jadi Pertamax
MUI Tegaskan Orang Kaya...
MUI Tegaskan Orang Kaya Haram Konsumsi Gas Elpiji 3 Kg dan Pertalite
Antisipasi PPN 12% dan...
Antisipasi PPN 12% dan Pembatasan Subsidi, Pemerintah Tambah Bansos di 2025
Wujudkan Subsidi Tepat...
Wujudkan Subsidi Tepat Sasaran, Pengguna Kendaraan Diimbau Miliki QR Code Pertalite
Rekomendasi
Ilmuwan Klaim Temukan...
Ilmuwan Klaim Temukan Bukti Keberadaan Alien
Aktivis Jakarta Bahas...
Aktivis Jakarta Bahas 100 Hari Kerja Pramono-Doel, Ini Hasilnya
Lindungi Aset Bisnis,...
Lindungi Aset Bisnis, Nawakara Tawarkan Sistem ISS Berbasis Risiko
Berita Terkini
4 Letjen TNI Berkarier...
4 Letjen TNI Berkarier Moncer Teman Seangkatan Panglima TNI Lulusan Akmil 1991
13 menit yang lalu
9 Mayjen TNI Tinggalkan...
9 Mayjen TNI Tinggalkan Militer usai Mutasi TNI Januari-Maret 2025, Ini Daftar Namanya
3 jam yang lalu
3 Kapolda Metro Jaya...
3 Kapolda Metro Jaya Lulusan Akpol 1970-an dengan Masa Jabatan 2 Tahun, Nomor 1 Teman Seangkatan Kapolri
5 jam yang lalu
TNI Lahir dari Rahim...
TNI Lahir dari Rahim Rakyat, Jadikan Pilar Persatuan dan Pembangunan Bangsa
9 jam yang lalu
Waketum PSI: Menghormati...
Waketum PSI: Menghormati Presiden Sebelumnya adalah Tradisi Demokrasi
9 jam yang lalu
Menurunkan Prevalensi...
Menurunkan Prevalensi Stunting
10 jam yang lalu
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved