Ketika Soeharto Ingin Berhaji sebagai Warga Biasa Bukan Presiden
loading...
A
A
A
Setelah berkomunikasi, Kerajaan Arab Saudi tetap ingin Presiden Soeharto melaksanakan haji, utamanya saat wukuf di Arafah, di area khusus untuk tamu negara. Namun Pak Harto juga keukeh ingin wukuf bersama jamaah haji Indonesia.
Sebagai jalan tengah, akhirnya disepakati Presiden Soeharto wukuf bersama jamaah Indonesia dengan pengawasan penuh Pasukan Pengamanan Kerajaan.
Presiden Soeharto bersama keluarga berangkat ke Tanah Suci pada 16 Juni 1991. Sesampai di Jeddah, ternyata penerjemah yang telah disiapkan dari Jakarta terlambat tiba. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) kemudian memerintahkan Maftuh Basuni menjadi penerjemah Pak Harto. Saat wukuf dimulai, sarjana jebolan universitas di Madinah, Arab Saudi itu juga ditugasi menjadi salah satu pembimbing haji Presiden Soeharto dan rombongan.
Menurut catatan wartawan senior, Emron Pangkapi dikutip dari tulisan berjudul 'Kenangan Beribadah Haji Bersama Pak Harto', keluarga Presiden Soeharto yang ikut adalah Ibu Negara Tien Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto bersama suami Indra Rukmana, Bambang Trihatmojo dan istrinya Halimah Agustina Kamil, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto, Prabowo Subianto dan Siti Hediati Hariyadi atau Titik Soeharto, dan kerabat dekat lainnya.
Presiden Soeharto dan keluarga saat menunaikan ibadah haji pada 1991. FOTO/IST
Ikut mendampingi Panglima ABRI Try Sutrisno, Danseskoad Letjen Faisal Tandjung, Pangkostrad Mayjem Wismoyo Arismunandar, Gubernur Jawa Barat Yogie S Memet, Gubernur Sumut Raja Inal Siregar, dan Gubernur Sumsel Ramly Hasan Basri.
"Adapun Ajudan Presiden, Kolonel Wiranto terus melekat di samping beliau. Begitu juga Ketua Tim TPHI Kolonel Hendro Priyono," tuturnya.
Biro perjalanan haji PT Tiga Utama yang mengurusi keperluan haji Presiden Soeharto dan keluarga menyediakan tenda transit, letaknya tak jauh dari tenda utama khotbah wukuf. Sebuah kebetulan, wukuf bertepatan dengan hari Jumat. Haji tahun itu pun disebut sebagai Haji Akbar.
Pak Harto dan rombongan tiba di tenda transit sekitar pukul 11.00 waktu Arab Saudi. Semua mengenakan pakaian ihram. Setelah transit setengah jam, rombongan Kepala Negara pindah ke tenda utama. Seraya mengucapkan salam, Pak Harto masuk ke tenda. Semua jamaah haji pun tertegun melihat Pak Harto yang hadir di tengah-tengah mereka.
"Pak Harto mengucapkan salam dan langsung masuk ke tenda utama. Sedangkan Ibu Tien Suharto berada di bagian belakang yang dikhususkan untuk jamaah wanita," kata Emron.
Sebagai jalan tengah, akhirnya disepakati Presiden Soeharto wukuf bersama jamaah Indonesia dengan pengawasan penuh Pasukan Pengamanan Kerajaan.
Presiden Soeharto bersama keluarga berangkat ke Tanah Suci pada 16 Juni 1991. Sesampai di Jeddah, ternyata penerjemah yang telah disiapkan dari Jakarta terlambat tiba. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) kemudian memerintahkan Maftuh Basuni menjadi penerjemah Pak Harto. Saat wukuf dimulai, sarjana jebolan universitas di Madinah, Arab Saudi itu juga ditugasi menjadi salah satu pembimbing haji Presiden Soeharto dan rombongan.
Menurut catatan wartawan senior, Emron Pangkapi dikutip dari tulisan berjudul 'Kenangan Beribadah Haji Bersama Pak Harto', keluarga Presiden Soeharto yang ikut adalah Ibu Negara Tien Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto bersama suami Indra Rukmana, Bambang Trihatmojo dan istrinya Halimah Agustina Kamil, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto, Prabowo Subianto dan Siti Hediati Hariyadi atau Titik Soeharto, dan kerabat dekat lainnya.
Presiden Soeharto dan keluarga saat menunaikan ibadah haji pada 1991. FOTO/IST
Ikut mendampingi Panglima ABRI Try Sutrisno, Danseskoad Letjen Faisal Tandjung, Pangkostrad Mayjem Wismoyo Arismunandar, Gubernur Jawa Barat Yogie S Memet, Gubernur Sumut Raja Inal Siregar, dan Gubernur Sumsel Ramly Hasan Basri.
"Adapun Ajudan Presiden, Kolonel Wiranto terus melekat di samping beliau. Begitu juga Ketua Tim TPHI Kolonel Hendro Priyono," tuturnya.
Biro perjalanan haji PT Tiga Utama yang mengurusi keperluan haji Presiden Soeharto dan keluarga menyediakan tenda transit, letaknya tak jauh dari tenda utama khotbah wukuf. Sebuah kebetulan, wukuf bertepatan dengan hari Jumat. Haji tahun itu pun disebut sebagai Haji Akbar.
Pak Harto dan rombongan tiba di tenda transit sekitar pukul 11.00 waktu Arab Saudi. Semua mengenakan pakaian ihram. Setelah transit setengah jam, rombongan Kepala Negara pindah ke tenda utama. Seraya mengucapkan salam, Pak Harto masuk ke tenda. Semua jamaah haji pun tertegun melihat Pak Harto yang hadir di tengah-tengah mereka.
"Pak Harto mengucapkan salam dan langsung masuk ke tenda utama. Sedangkan Ibu Tien Suharto berada di bagian belakang yang dikhususkan untuk jamaah wanita," kata Emron.