Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni
loading...
A
A
A
Museum ini juga mempunyai ruangan unik, di mana terdapat sebuah tumpukkan emas di tengah-tengah ruangan. Emas dilapisi oleh kaca pelindung masih tampak bersinar di ruangan itu. Menurut keterangan di museum BI, emas disimpan sebagai cadangan devisa negara dan biasanya digunakan pada saat negara mengalami krisis politik dan ekonomi.
Setelah memasuki ruangan emas, pengunjung akan dibawa ke lorong yang berisi pengetahuan akan uang dan berakhir pada ruangan yang berisi uang dari seluruh dunia.
Ruangan ini terlihat sangat elegan dengan rak mata uang dari banyak negara dan beberapa mata uang bahkan bisa dilihat dengan menggunakan kaca pembesar yang disediakan oleh pihak museum. Uang yang ditampilkan juga beragam, dari uang kertas, uang koin, uang yang dipakai saat ini maupun uang lawas.
Inilah beberapa mata uang kuno yang masih tersimpan rapih di museum Bank Indonesia:
1. Uang Ma
Uang Ma ini uang yang dipakai pada abad ke-14 hingga 16 pada masa Kerajaan Majapahit dan dipergunakan di sekitar Jawa Timur. Koin-koin ini dicetak dalam jenis bahan emas, perak atau tembaga.
Uang Ma bentuknya sangat kecil dan sulit dilihat karena hanya seukuran kancing kemeja. Tetapi tenang, penampilan uang Ma tetap dapat bisa dilihat sebab dilengkapi dengan kaca pembesar, sehingga pengunjung bisa lebih leluasa mengenalnya.
2. Uang Gobok
Nama lain uang Gobok adalah keping cinta, konon katanya uang ini sengaja dibuat oleh salah satu Raja Banten untuk menyatakan besar cintanya kepada sang istri.
Uang Gobok ini bentuknya bulat namun terdapat lubang di tengah karena pengaruh koin dari China, atau koin-koin serupa yang berasal dari China dan Jepang. Koin-koin ini ternyata tidak dipergunakan sebagai alat pembayaran, namun diberikan sebagai persembahan di kuil-kuil, sehingga uang Gobok ini disebut juga koin-koin kuil.
3. Uang Kampua
Uang Kampua ini sangat unik dan berbeda, karena terbuat dari kain tenun. Menurut sejarahnya, uang ini berlaku pada masa Kerajaan Buton di Sulawesi. Dari cerita rakyat Buton, Kampua pertama kali diperkenalkan oleh Bulawambona, yaitu Ratu Kerajaan Buton yang kedua yang memerintah sekitar abad XIV.
4. Uang Plano
Uang Plano ini sangat antik seperti kertas yang kita kenal. Misalnya uang dengan nominal duapuluh ribuan atau seratus ribuan, namun menjadi lebih antik karena uang ini dicetak bersambung dengan nomor seri yang sama. Atau bisa dibilang uangnya belum digunting.
Setelah memasuki ruangan emas, pengunjung akan dibawa ke lorong yang berisi pengetahuan akan uang dan berakhir pada ruangan yang berisi uang dari seluruh dunia.
Ruangan ini terlihat sangat elegan dengan rak mata uang dari banyak negara dan beberapa mata uang bahkan bisa dilihat dengan menggunakan kaca pembesar yang disediakan oleh pihak museum. Uang yang ditampilkan juga beragam, dari uang kertas, uang koin, uang yang dipakai saat ini maupun uang lawas.
Inilah beberapa mata uang kuno yang masih tersimpan rapih di museum Bank Indonesia:
1. Uang Ma
Uang Ma ini uang yang dipakai pada abad ke-14 hingga 16 pada masa Kerajaan Majapahit dan dipergunakan di sekitar Jawa Timur. Koin-koin ini dicetak dalam jenis bahan emas, perak atau tembaga.
Uang Ma bentuknya sangat kecil dan sulit dilihat karena hanya seukuran kancing kemeja. Tetapi tenang, penampilan uang Ma tetap dapat bisa dilihat sebab dilengkapi dengan kaca pembesar, sehingga pengunjung bisa lebih leluasa mengenalnya.
2. Uang Gobok
Nama lain uang Gobok adalah keping cinta, konon katanya uang ini sengaja dibuat oleh salah satu Raja Banten untuk menyatakan besar cintanya kepada sang istri.
Uang Gobok ini bentuknya bulat namun terdapat lubang di tengah karena pengaruh koin dari China, atau koin-koin serupa yang berasal dari China dan Jepang. Koin-koin ini ternyata tidak dipergunakan sebagai alat pembayaran, namun diberikan sebagai persembahan di kuil-kuil, sehingga uang Gobok ini disebut juga koin-koin kuil.
3. Uang Kampua
Uang Kampua ini sangat unik dan berbeda, karena terbuat dari kain tenun. Menurut sejarahnya, uang ini berlaku pada masa Kerajaan Buton di Sulawesi. Dari cerita rakyat Buton, Kampua pertama kali diperkenalkan oleh Bulawambona, yaitu Ratu Kerajaan Buton yang kedua yang memerintah sekitar abad XIV.
4. Uang Plano
Uang Plano ini sangat antik seperti kertas yang kita kenal. Misalnya uang dengan nominal duapuluh ribuan atau seratus ribuan, namun menjadi lebih antik karena uang ini dicetak bersambung dengan nomor seri yang sama. Atau bisa dibilang uangnya belum digunting.