Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni

Rabu, 06 Juli 2022 - 20:02 WIB
loading...
Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni
Ruang Numismatik di Museum Bank Indonesia. Ruangan ini menyimpan koleksi uang bangsa Indonesia dari masa ke masa. FOTO/MUSEUM BI
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengeluarkan uang kertas pertama pada 1952. Uang kertas ini dikeluarkan dalam tujuh pecahan, mulai dari Rp5 hingga Rp1.000. Uang tersebut masih tersimpan rapi di brankas numismatik di Museum Bank Indonesia.

Museum Bank Indonesia (BI) mengenalkan sejarah uang kepada masyarakat melalui bangunan peninggalan De Javasche Bank yang berdiri sejak 1828. Museum BI terletak di kawasan bersejarah Kota Tua, tepatnya di Jalan Pintu Besar Utara No 3, Jakarta Barat.

Pengunjung seakan-akan diajak berkelana ke masa lalu dan berjalan mengikuti perubahan dari satu era ke era lainnya. Tidak tanggung-tanggung, tata ruangnya memberi sensasi indrawi yang mengagumkan seperti bagian depan gedung yang bergaya Neo-Klasik berpadu dengan ornamen Jawa.

Baca juga: Deretan Koin Kuno di Indonesia, Harganya Bikin Geleng-geleng Kepala

Saat memasuki museum, pengunjung bisa merasakan nuansa zaman Belanda, karena pada dinding, lantai maupun bagian. halaman masih menggunakan bahan-bahan dari jaman Belanda.

Setelah itu pengunjung akan diajak untuk melihat sebuah lobby yang dulunya merupakan ruangan yang digunakan para kasir untuk melayani nasabah mereka. Ruangan terlihat megah dan luas dengan langit-langit tinggi.

Di area selanjutnya, pengunjung akan memasuki lorong sejarah umum Indonesia yang disertai foto dan penjelasan Indonesia pada masa pemerintahan Belanda hingga masa proklamasi kemerdekaan. Pada ruangan ini juga terdapat penjelasan sejarah berdirinya Bank Indonesia.

Museum Bank Indonesia sangat menarik perhatian karena pada tiap ruangan periodik menampilkan salah satu momen bersejarah Indonesia dari sudut pandang perekonomian yang terjadi pada tiap periodenya.

Selanjutnya, para pengunjung masih diajak untuk berpetualang, pengunjung akan memasuki ruangan-ruangan yang pernah dipakai oleh kompeni, seperti ruang rapat ataupun ruang gubernur. Di ruangan ini pengunjung serasa memasuki zaman pemerintahan Belanda karena ruangan yang masih tidak berubah dan sangat terawat.

Ruangan menggunakan material utama kayu, bisa terlihat di dinding dan lantai masih menggunakan kayu. Bahkan masih ada beberapa perabot yang diletakkan di ruangan tersebut juga menggunakan kayu.

Museum ini juga mempunyai ruangan unik, di mana terdapat sebuah tumpukkan emas di tengah-tengah ruangan. Emas dilapisi oleh kaca pelindung masih tampak bersinar di ruangan itu. Menurut keterangan di museum BI, emas disimpan sebagai cadangan devisa negara dan biasanya digunakan pada saat negara mengalami krisis politik dan ekonomi.

Setelah memasuki ruangan emas, pengunjung akan dibawa ke lorong yang berisi pengetahuan akan uang dan berakhir pada ruangan yang berisi uang dari seluruh dunia.

Ruangan ini terlihat sangat elegan dengan rak mata uang dari banyak negara dan beberapa mata uang bahkan bisa dilihat dengan menggunakan kaca pembesar yang disediakan oleh pihak museum. Uang yang ditampilkan juga beragam, dari uang kertas, uang koin, uang yang dipakai saat ini maupun uang lawas.

Inilah beberapa mata uang kuno yang masih tersimpan rapih di museum Bank Indonesia:

1. Uang Ma
Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni

Uang Ma ini uang yang dipakai pada abad ke-14 hingga 16 pada masa Kerajaan Majapahit dan dipergunakan di sekitar Jawa Timur. Koin-koin ini dicetak dalam jenis bahan emas, perak atau tembaga.

Uang Ma bentuknya sangat kecil dan sulit dilihat karena hanya seukuran kancing kemeja. Tetapi tenang, penampilan uang Ma tetap dapat bisa dilihat sebab dilengkapi dengan kaca pembesar, sehingga pengunjung bisa lebih leluasa mengenalnya.

2. Uang Gobok
Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni

Nama lain uang Gobok adalah keping cinta, konon katanya uang ini sengaja dibuat oleh salah satu Raja Banten untuk menyatakan besar cintanya kepada sang istri.

Uang Gobok ini bentuknya bulat namun terdapat lubang di tengah karena pengaruh koin dari China, atau koin-koin serupa yang berasal dari China dan Jepang. Koin-koin ini ternyata tidak dipergunakan sebagai alat pembayaran, namun diberikan sebagai persembahan di kuil-kuil, sehingga uang Gobok ini disebut juga koin-koin kuil.

3. Uang Kampua
Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni

Uang Kampua ini sangat unik dan berbeda, karena terbuat dari kain tenun. Menurut sejarahnya, uang ini berlaku pada masa Kerajaan Buton di Sulawesi. Dari cerita rakyat Buton, Kampua pertama kali diperkenalkan oleh Bulawambona, yaitu Ratu Kerajaan Buton yang kedua yang memerintah sekitar abad XIV.

4. Uang Plano
Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni

Uang Plano ini sangat antik seperti kertas yang kita kenal. Misalnya uang dengan nominal duapuluh ribuan atau seratus ribuan, namun menjadi lebih antik karena uang ini dicetak bersambung dengan nomor seri yang sama. Atau bisa dibilang uangnya belum digunting.

5. Uang Rijksdaalder
Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni

Uang perak Belanda yang dijadikan alat pembayaran standar di Nusantara. Pada tahun 1727, VOC mengedarkan uang tersebut.

6. Uang Dai Nippon Teioku Seihu'
Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni

Uang Jepang atau disebut uang Invasi yang berbentuk kertas diedarkan pada tahun 1943.

7. Uang NICA (Netherlands Indies Civil Administration)
Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni

Pada awal kemerdekaan Indonesia, kondisi moneter negara ini sangatlah buruk. Uang NICA digunakan untuk membiayai operasi militer mereka, membayar gaji pegawai pribumi, dan mengedarkan uang tersebut ke seluruh Indonesia. Hingga akhirnya memperparah kondisi keuangan Indonesia.

8. Uang ORI
Berkunjung ke Museum Bank Indonesia, Mengintip Peninggalan Uang Kuno Kerajaan hingga Kompeni

Desakan cikal bakal untuk mencetak uang sendiri mulai bermunculan. Pemerintahan menerbitkan ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) yang mulai diedarkan pada Oktober 1946. Situasi keamanan yang tidak menentu membuat peredaran ORI tersendat-sendat. ORI tetap diedarkan secara gerilya dan terbukti mampu membangkitkan rasa solidaritas serta nasionalisme rakyat Indonesia.

Jika ingin mengunjungi ke Museum Bank Indonesia, bisa pergi ke Jalan Pintu Besar Utara No.3, Jakarta Barat. Museum buka pada hari Selasa sampai Jumat dengan jam buka pukul 8.00 sampai pukul 15.30 juga hari Sabtu dan Minggu pukul 8.00 sampai pukul 16.00. Untuk tiket masuk dengan harga sekitar Rp 5.000 setiap pengunjungnya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1826 seconds (0.1#10.140)