Komisi III DPR Tegaskan Pemberantasan Narkoba Harus Radikal dan Konkret
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Sarifuddin Sudding mengatakan bahwa peredaran narkoba merupakan kerjahatan transnasional yang memang dibutuhkan peran semua pihak untuk sama-sama memerangi kejahatan ini. Narkoba ini jangan hanya dilihat dari sisi dampak vitalnya saja, karena ada akibat yang lebih besar yang ditimbulkan oleh narkoba.
(Baca juga: Pengesahan Inkonstitusional, Munarman FPI Minta UU 2/2020 Dibatalkan)
"Ini menyangkut keselamatan generasi anak bangsa ke depan. Ketika generasi anak bangsa kita sangat lemah, maka kita tidak bisa mempertahankan kedaulatan bangsa. Ini bisa saja didesain orang untuk melumpumpuhkan geneasi yang mendatang," kata Sudding saat dihubungi Koran SINDO, Kamis (25/6/2020).
(Baca juga: Angka Covid-19 Terus Meningkat Akibat Salah Memaknai New Normal)
Karena itu, Suddin melihat bahwa untuk memberantas narkoba ini diperlukan tindakan yang tegas dengan menangkap gembong dan mafia narkobanya. Karena, pemakai dan pengedar itu hanya bagian kecil saja sementara masih banyak gembong dan mafia narkoba yang tidak tersentuh.
(Baca juga: Update Corona: Bertambah 1.178, Kasus Positif Tembus 50 Ribu Orang)
Karena itu, lanjut Sudding, bagaimana aparat pemegak hukum fokus menangkap para gembong dan mafia narkoba ini dan perlu dilakukan tindakan yang tegas. Seperti misalnya kebijakan yang dilakukan di Filipina untuk memberantas narkoba, memang mendapat kritik karena dinilai melanggar HAM tetapi, tingkat peredaran narkobanya menurun.
"Jadi, kita tidak sekedar retorika. Saya mengharapkan seperti itu (lebih konkret dan bersama-sama). Supaya tudak ada kesan kita terlalu lemah," ujar politikus PAN itu.
Namun demikian, Sudding menghargai langkah yang sudah dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam pemberantasan narkoba. Tetapi, harus ada gerakan secara radikal dalam rangka pemberantasan narkoba.
"Gebrakan menangkap impor narkoba ratusan ton kira hargai, tapi tidak hanya sekali tapi harus berkali-kali. Katakanlah kalau ada yang lolos, berapa juta bangsa kita yang jadi korban," pungkasnya.
(Baca juga: Pengesahan Inkonstitusional, Munarman FPI Minta UU 2/2020 Dibatalkan)
"Ini menyangkut keselamatan generasi anak bangsa ke depan. Ketika generasi anak bangsa kita sangat lemah, maka kita tidak bisa mempertahankan kedaulatan bangsa. Ini bisa saja didesain orang untuk melumpumpuhkan geneasi yang mendatang," kata Sudding saat dihubungi Koran SINDO, Kamis (25/6/2020).
(Baca juga: Angka Covid-19 Terus Meningkat Akibat Salah Memaknai New Normal)
Karena itu, Suddin melihat bahwa untuk memberantas narkoba ini diperlukan tindakan yang tegas dengan menangkap gembong dan mafia narkobanya. Karena, pemakai dan pengedar itu hanya bagian kecil saja sementara masih banyak gembong dan mafia narkoba yang tidak tersentuh.
(Baca juga: Update Corona: Bertambah 1.178, Kasus Positif Tembus 50 Ribu Orang)
Karena itu, lanjut Sudding, bagaimana aparat pemegak hukum fokus menangkap para gembong dan mafia narkoba ini dan perlu dilakukan tindakan yang tegas. Seperti misalnya kebijakan yang dilakukan di Filipina untuk memberantas narkoba, memang mendapat kritik karena dinilai melanggar HAM tetapi, tingkat peredaran narkobanya menurun.
"Jadi, kita tidak sekedar retorika. Saya mengharapkan seperti itu (lebih konkret dan bersama-sama). Supaya tudak ada kesan kita terlalu lemah," ujar politikus PAN itu.
Namun demikian, Sudding menghargai langkah yang sudah dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam pemberantasan narkoba. Tetapi, harus ada gerakan secara radikal dalam rangka pemberantasan narkoba.
"Gebrakan menangkap impor narkoba ratusan ton kira hargai, tapi tidak hanya sekali tapi harus berkali-kali. Katakanlah kalau ada yang lolos, berapa juta bangsa kita yang jadi korban," pungkasnya.
(maf)