Serangan Covid-19 Merebak, Prokes Harus Diperketat Lagi

Rabu, 22 Juni 2022 - 13:24 WIB
loading...
Serangan Covid-19 Merebak, Prokes Harus Diperketat Lagi
Serangan Covid-19 Merebak, Prokes Harus Diperketat Lagi.
A A A
JAKARTA - Masyarakat Indonesia kembali dikagetkan dengan munculnya dua varian baru Covid-19 . Data menunjukkan dalam seminggu terakhir, kasus Covid-19 merebak lagi. Karena itu, masyarakat diminta untuk kembali menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat agar pergerakan virus corona bisa dibatasi. Ikuti terus News RCTI+ yang akan terus memberitakan setiap perkembangan Covid-19.

Sepekan terakhir ini kasus positif Covid-19 kembali melonjak. Dimulai pada Selasa 14 Juni 2022, ada tambahan 930 kasus baru positif Covid-19 di Indonesia. Disusul esok harinya Rabu (14/6/2022) ada tambahan 1.242 kasus baru corona. Inilah kali pertama kasus baru Covid-19 tembus 1.000 kasus sejak April 2022. Sejak Rabu hingga Minggu (19/6/2022) kasus Covid berada di angka 1.000 orang.

Tentu saja lonjakan yang begitu tajam dalam beberpa hari ini membuat khawatir masyarakat. Banyak yang menduga naiknya kasus baru Covid-19 ini terjadi akibat libur lebaran yang dibarengi dengan mulai dilonggarakannya penerapan protokol kesehatan (prokes). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa penyebab kenaikan kasus Covid-19 bukan karena Lebaran. Melainkan, setiap kenaikan kasus terjadi karena adanya varian Covid-19 baru, yakni subvarian BA.4 dan BA.5



Kabar buruknya, Menteri Kesehatan menjelaskan peningkatan kasus baru Covid-19 dalam beberapa hari mendatang diprediksi masih akan terjadi. Puncak kasus harian Covid-19 sebagai akibat penularan subvarian BA.4 dan BA.5 diperkirakan mencapai 20.000 per hari. Hal ini berdasarkan analisis perbandingan dengan puncak kasus harian akibat penularan varian Delta dan varian Omicron.

"Pengamatan kami ini gelombang BA.4, BA.5 itu biasanya puncaknya tercapai satu bulan setelah penemuan kasus pertama. Jadi harusnya di minggu kedua Juli, minggu ketiga Juli, kita akan melihat puncak kasus BA.4 dan BA.5 ini," tuturnya beberapa waktu lalu.

Setelah itu diharapkan kasus Covid-19 di Tanah Air akan kembali turun. Kabar baiknya, subvarian BA.4 dan BA.5 ini tidak seganas varian Delta atau Omicron. Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, dilihat dari fatality rate atau tingkat kematian akibat penularan dua subvarian baru ini jauh lebih rendah dibandingkan kematian akibat varian Delta dan varian Omicron. Perbandingannya sekitar 1/12 atau 1/10 dari Delta dan Omicron. Sehingga, bila mencermati perkembangan data kasus baru Covid-19 dalam seminggu terakhir ini, meski ada lonjakan kasus baru, namun kasus kematian masih tergolong kecil. Kurang dari 10 kematian per hari.

Meski begitu, masyarakat tak boleh abai dengan adanya lonjakan kasus baru Covid-19 ini. Pengalaman membuktikan saat Covid-19 mulai merebak di China pada Desember 2019, sejumlah negara tidak menganggap serius ancaman dari virus ini. Akibatnya hingga 15 Juni 2022, virus ini telah menjangkiti lebih dari 541 juta penduduk bumi, dan mengakibatkan kematian sebanyak 6,3 juta orang. Tak hanya menyerang sektor kesehatan, kehadiran virus ini juga telah membuat luluh lantak perekonomian dunia selama dua tahun terakhir ini.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru Covid 19, pemerintah menyarankan masyarakat untuk kembali menerapkan prokes. Pemerintah saat ini juga tengah memantau dan mengkaji, apakah akan kembali mewajibkan masyarakat untuk mengenakan masker jika ke luar rumah dan kembali mengintensifkan penggunaan aplikasi PeduliLindugi untuk memantau dan membatasi mobilitas penduduk.

Perkembangan kasus baru Covid masih jadi perhatian masyarakat. News RCTI+ selalu meyampaikan update terbaru mengenai kasus Covid-19. Tidak hanya di Indonesia namun di juga dalam skala global. Didukung oleh 93 publisher, News RCTI+ menjadi news aggregator di bawah naungan MNC Group yang terdepan dalam menyebarluaskan informasi terkait Covid-19.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1831 seconds (0.1#10.140)