Gawat! 54% Angkatan Kerja Indonesia Mantan Penderita Stunting

Jum'at, 17 Juni 2022 - 11:45 WIB
loading...
Gawat! 54% Angkatan Kerja Indonesia Mantan Penderita Stunting
Sejumlah karyawan dan penghuni apartemen berhamburan keluar gedung saat terjadi gempa di kawasan Jakarta, Jumat (14/1/2022). FOTO/MPI/ARIF JULIANTO
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan kondisi usia produktif di Indonesia. Mengutip Bank Dunia, 54% usia produktif di Indonesia merupakan mantan penderita stunting pada masa 1.000 hari awal kehidupannya.

"Bank Dunia menyebutkan bahwa 54% usia produktif kita, ini adalah mantan stunting pada masa 1.000 hari awal kehidupan," kata Muhadjir dalam sambutannya pada National Showcase SMK BISA 2022-SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, secara virtual, Jumat (17/6/2022).

"Jadi sekarang angkatan kerja kita itu 54% yang stunting. Jadi jangan heran kalau angkatan kerja kita tidak kompetitif karena memang pertumbuhan otaknya tidak maksimal. Karena itu sekarang kita sedang habis-habisan untuk menyelesaikan masalah stunting," lanjutnya.



Menurut Menko PMK, saat ini angka stunting Indonesia sekitar 24,4%. Presiden Joko Widodo menargetkan pada 2024 angka stunting di Indonesia sudah di bawah 14%. Artinya paling tidak pemerintah berusaha menurunkan angka stunting 3% per tahun di sisa waktu.

"Kemarin saya juga ke Magetan, ke beberapa tempat itu untuk mendorong penanganan stunting ini. Kenapa stunting ini penting? Karena 1.000 awal kehidupan inilah yang akan menentukan perjalanan anak manusia Indonesia berikutnya sampai ke sumber daya produktif ini," kata Muhadjir.

Stunting, kata Muhadjir, memang diukur dari panjang dan berat badan, baik bayi ketika masih di dalam janin maupun ketika sudah lahir 2 tahun. Namun, yang paling penting adalah pertumbuhan otaknya.

Baca juga: BNPP Dorong Penurunan Angka Stunting melalui Camat di Kawasan Perbatasan Kepri

"Kalau anak itu ketika di dalam janin dan 2 tahun itu gagal tumbuh, otaknya tidak tumbuh maksimal, maka sebetulnya intervensi apa pun itu tidak terlalu berhasil. Biar sistem pendidikannya sebagus apa pun kalau isinya itu mantan anak stunting itu tidak akan bisa optimal," kata Muhadjir.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1579 seconds (0.1#10.140)