Sangar! Ini 3 Pasukan Khusus di Indonesia yang Memakai Baret Merah

Rabu, 15 Juni 2022 - 05:51 WIB
loading...
Sangar! Ini 3 Pasukan...
Kopassus, Kopaska, dan Koopssus TNI merupakan pasukan khusus di Indonesia yang memakai baret merah. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ), Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI merupakan pasukan khusus di Indonesia yang memakai baret merah.

Kopassus merupakan pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD), sedangkan, Kopaska merupakan pasukan khusus TNI Angkatan Laut (AL). Sementara, Koopssus TNI merupakan gabungan pasukan elite tiga matra yakni, Satgultor-81 Kopassus TNI AD, kemudian Denjaka dari TNI AL, dan Satbravo-90 dari TNI AU.

Meski sama-sama menyandang Baret Merah, namun ketiga pasukan khusus ini memiliki struktur komando dan tugas yang berbeda. Lalu apa perbedaannya? Berikut ini penjelasannya.

Kopassus

Kopassus merupakan pasukan elite TNI AD yang memiliki kemampuan khusus seperti, bergerak senyap dan cepat di setiap medan, menembak tepat, pengintaian serta antiteror. Pasukan yang digagas Letkol Slamet Riyadi dan diwujudkan Kolonel Inf. Alexander Evert Kawilarang ini memiliki ciri khas yakni, Baret Merah.



Dikutip dari buku “Kopassus untuk Indonesia” Jilid II, penggunaan Baret Merah oleh Kopassus memiliki filosofi yang mendalam. Warna merah baret Kopassus ini mengandung arti keberanian yang luar biasa, motivasi tinggi untuk meraih kesuksesan, kematangan dalam pola pikir dan olah rasa, mempunyai keseimbangan dalam Intelligent Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ).

Selain itu, dalam setiap penugasan harus tercapai suatu kemenangan dalam merebut sasaran yang diperintahkan. Hal itu sesuai dengan harapan pendiri Kopassus Mayor Inf. Moch Idjon Djanbi yang menginginkan pasukan yang dibinanya bisa dikenal seperti “The Red Devils” atau pasukan Para Inggris pada Perang Dunia (PD) II.

Konsep “Baret Merah” baru digunakan ketika Kesatuan Komando Tentara Teritorium (Kesko TT)-III/Siliwangi diganti sebutannya menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD) yang merupakan cikal bakal Kopassus. Konsep Baret Merah diambil lantaran saat itu belum ada baret berwarna merah membara seperti sekarang.

Saat itu, KKAD menerima baret berwarna cokelat sama seperti pasukan artileri. Untuk memberi rona warna merah sekaligus membedakannya dengan baret cokelat biasa, baret pembagian direbus air teh dicampur dengan sabun. Sejak saat itu, baret merah menjadi ciri khas Kopassus dan kesatuan ini kerap disebut dengan Korps Baret Merah.

Di Baret Merah terdapat emblem yang mengombinasikan pisau belati, jangkar, dan sayap yang dibingkai dalam bingkai segi delapan. Bentuk pisau belati melambangkan operasi darat, sedangkan jangkar lambang kemampuan maritim, dan sayap yang melambangkan kecepatan mobilitas. Desain pisau Komando yang terhunus ke atas juga mengalami sedikit perubahan yaitu menjadi pisau Komando dengan tiga alur atau ulir pada gagangnya yang menggambarkan tiga kemampuan prajurit Komando dan tiga janji prajurit Komando.

Sejak tanggal 25 Juni 1996 Kopasuss melakukan reorganisasi dan pengembangan grup dari tiga Grup menjadi lima Grup. Grup 1/Parakomando, di Serang; Banten Grup 2/Parakomando, di Kartasura, Jawa Tengah; Grup 3/Pusdikpassus di Batujajar, Jawa Barat; Grup 4/Sandhi Yudha di Cijantung, Jakarta Timur, dan Grup 5/Antiteror, di Cijantung, Jakarta Timur. Adapun Danjen Kopassus saat ini adalah Mayjen TNI Iwan Setiawan.

Kehebatan dan ketangguhan pasukan Korps Baret Merah tidak perlu diragukan lagi, hampir setiap palagan Kopassus selalu menorehkan tinta emas, tidak hanya di dalam tapi juga di luar negeri. Terbukti, Kopassus sukses menjalankan misinya dalam Operasi Woyla. Operasi pembebasan penumpang pesawat Garuda DC-9 yang sandera Komando Jihad di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand.

Kemudian, Operasi Seroja di Timor-Timur, Operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora) saat konfrontasi dengan Malaysia di pedalaman hutan Kalimantan, Operasi Trikora pembebasan Papua, penumpasan pemberontakan G30/S/PKI, Permesta, DI/TII, Operasi Mapenduma pembebasan peneliti Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera OPM di Papua, Operasi pembebasan Kapal MV Sinar Kudus dari perompak Somalia, dan operasi khusus lainnya. Kehebatan dan ketangguhan Kopassus dalam perang hutan membuat pasukan ini kerap dijuluki sebagai “Hantu Rimba”.

Sangar! Ini 3 Pasukan Khusus di Indonesia yang Memakai Baret Merah


Kopaska

Kopaska merupakan pasukan khusus TNI AL yang berkedudukan langsung di bawah Koarmada, dan bertanggung jawab langsung kepada KSAL. Pasukan khusus ini juga menggunakan Baret Merah sebagai ciri khasnya. Meski demikian, warna merah pada baret Kopaska sedikit lebih gelap atau merah marun.



Pada baret merah Kopaska terdapat emblem yang mengombinasikan antara tongkat trisula yang digenggam seekor katak, dengan jangkar kapal. Di atasnya terdapat kata “Kopaska” sedangkan di bawahnya tertulis semboyan "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "Tak Ada Rintangan yang Tak Dapat Diatasi".

Korps yang secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Soekarno ini sebenarnya sudah ada sejak 1954. Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Sama dengan pasukan khusus lainnya, Kopaska juga mengemban tugas operasi rahasia. Hanya saja, Kopaska lebih kepada aspek laut seperti, Operasi Amfibi, operasi khusus dan dukungan-dukungan lain guna memperlancar operasi-operasi TNI AL.

Tugas utama dari pasukan ini adalah, peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terrorism.

Satkopaska di setiap Koarmada memiliki 6 detasemen yang siap digerakan kapan pun, di antaranya Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror); Detasemen 2 Operasi Khusus ; Detasemen 3 Combat SAR; Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearance; Detasemen 5 Underwater Demolition; Detasemen 6 Special Boat Units. Saat ini, Kopaska dipimpin oleh Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo Nur Sasongko yang dilantik pada 27 Juli 2020.

Aksi heroik Kopaska di medan operasi antara lain saat mengamankan kedaulatan Indonesia di perairan Ambalat dari ancaman musuh. Pembebasan Kapal MV Sinar Kudus dari perompak di perairan Somalia pada 2011 lalu. Menemukan black box Flight Data Record (FDR) milik Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 2021.

Sangar! Ini 3 Pasukan Khusus di Indonesia yang Memakai Baret Merah


Koopssus TNI

Koopssus TNI merupakan pasukan elite yang diresmikan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada 30 Juli 2019 yang bertugas menanggulangi aksi-aksi terorisme. Peresmian tersebut berdasarkan Perpres Nomor 42 Tahun 2019 yang menegaskan bahwa tugas TNI dalam mengatasi aksi terorisme, merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Koopssus bisa disebut pasukan "super elite" dari para "elite". Pasalnya, prajurit dalam satuan tersebut merupakan gabungan dari tiga pasukan elite tiga matra TNI (darat, laut, dan udara) yaitu Satbravo-90 dari TNI AU, Satgultor-81 dari TNI AD, dan Denjaka dari TNI AL. Operasi khusus yang dilakukan Koopssus TNI mencakup operasi di dalam maupun luar negeri yang berkaitan dengan penanggulangan terorisme, kasus teror yang mengancam ideologi, kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan Indonesia. Koopssus bertugas menanggulangi aksi-aksi terorisme sebagai penangkal, penindak, dan pemulih terorisme di dalam dan luar negeri.

Sebanyak 80% kegiatan Koopssus adalah intelijen (surveillance) alias observasi jarak dekat, sementara 20% lainnya adalah penindakan. Orang-orang yang terpilih ke dalam Koopssus merupakan prajurit yang memiliki kualifikasi untuk melakukan berbagai jenis operasi khusus, baik di dalam maupun luar negeri yang menuntut kecepatan dan keberhasilan yang tinggi. Hanya saja Koopsus berada dalam wadah Badan Pelaksana Pusat yang secara struktural komando langsung di bawah Panglima TNI. Tujuannya untuk memudahkan dalam penerjunan pasukan.

Koopssus TNI juga menggunakan baret merah sebagai ciri khasnya. Meski demikian, lambang yang disematkan pada Baret Merah Koopssus TNI berbeda dengan dua pasukan khusus di atas. Lambang Koopssus terdiri dari tiga anak panah dan garis busur yang berada dalam bentuk segi lima.

Lambang itu memiliki dasar berwarna hitam. Pasukan ini memiliki 400 anggota surveillance, serta satu kompi penindak. Secara materil kemampuan tempur mereka sama dengan pasukan elite yang ada di matra asal mereka. Hanya saja mereka kini berada di tingkat Mabes TNI. Selama dibentuk, Koopssus telah berhasil menumpas kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso dan Ali Kalora

Koopssus TNI dipimpin Komandan Koopssus TNI (Dankoopssus TNI) setingkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI alias jenderal bintang dua yang bertanggung jawab kepada Panglima TNI. Dankoopssus dibantu oleh Wakil Komandan Koopssus (Wadankoopssus) dengan pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI. Saat ini, Dankoopssus TNI dijabat oleh Mayjen TNI Joko Purwo Putranto yang baru dilantik pada Januari 2022 lalu. Sementara, posisi Wadankoopssus dijabat oleh Brigjen TNI (Mar) Supriyono.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1450 seconds (0.1#10.140)