Harlah ke-86, Ansor Sentil Banyak Pemimpin Tak Responsif Tangani Corona

Sabtu, 25 April 2020 - 21:26 WIB
loading...
Harlah ke-86, Ansor Sentil Banyak Pemimpin Tak Responsif Tangani Corona
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Gerakan Pemuda (GP) Ansor menilai langkah pemerintah dalam menangani penyebaran dan dampak virus corona (Covid-19) terkesan belum maksimal.

Banyak kebijakan pemerintah yang lamban dalam menyikapi kondisi di lapangan dan bahkan tumpang tindih dengan kebijakan lainnya.

Tidak mengherankan, hingga kini, penanganan Covid-19 terus menyisakan persoalan seperti minimnya alat pelindung diri (APD), rumah sakit (RS) menolak pasien hingga tidak efektifnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan di tengah kondisi itu, pihaknya menyayangkan sikap para pemimpin negeri ini yang justru terkesan menganggap tidak serius wabah Covid.

Padahal masalah yang dihadapi rakyat saat ini benar-benar berat. Tak hanya soal pekerjaan, katanya, Indonesia sebenarnya sedang menghadapi ancaman ketahanan pangan.

Yaqut menyampaikan itu saat peringatan Hari Lahir ke-86 GP Ansor tingkat nasional yang digelar secara virtual, Jumat 24 April 2020) malam.

Menurut Yaqut, jika fenomena ini tidak dipahami dengan baik maka dikhawatirkan akan menggerus mutual trust atai kepercayaan antara rakyat dengan pemerintah.

“Kita butuh pemimpin yang bergerak cepat, responsif menghadapi masalah, tidak justru selalu terlambat seperti sekarang,” kata pria yang biasa disapa Gus Yaqut ini. (Baca juga: Presiden-DPR Tunda Pembahasan Klaster Ketenagakerjaan, Demo Buruh Batal)

Dalam kondisi bencana nasional seperti sekarang, Gus Yaqut menilai butuh semangat untuk membangun rasa kebersamaan semua elemen bangsa. Dengan kebersamaan dan gotong royong maka beban penanganan Covid-19 ini bisa teratasi dengan maksimal.

Dia menyayangkan masih adanya sejumlah pemimpin yang justru bertindak seolah menakut-nakuti rakyat dengan kebijakan kontroversial atau pernyataannya. “Sudahlah, tak elok lagi dengan cara-cara begitu. Yang dibutuhkan justru sikap yang bijak dan ngayomi,” terang dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1829 seconds (0.1#10.140)