Uji Klinis Terapi Covid-19 Dapat Lampu Hijau Menkes

Selasa, 23 Juni 2020 - 15:35 WIB
loading...
Uji Klinis Terapi Covid-19 Dapat Lampu Hijau Menkes
Menkes Terawan Agus Putranto diskusi uji stem cell untuk Covid-19. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Persatuan Sel Punca Seluruh Indonesia (Persepsi) melalui sejumlah dokter yang tergabung dalam Peneliti Stem Cell and Cancer Research Indonesia mendapatkan lampu hijau dari Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto untuk memulai uji klinis terapi Covid-19 dengan menggunakan secretom untuk menanggulangi badai sitokin (peradangan) demi mencegah kematian.

Secretom adalah produk stem cell (extra celuler vesicle), yang mempunya fungsi antiradang, angiogenesis, modulasi imun, dan mengendalikan inflamasi.

Uji klinis terapi Covid-19 yang akan dilakukan pada manusia itu, sebagaimana dijelaskan dr Sugeng Ibrahim MBiomed selain mendapatkan sambutan sangat positif dari Kemenkes Terawan, sekaligus akan mendapatkan dukungan penuh dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes.

"Tanggapan bapak Menteri Kesehatan sangat bagus sekali. Karena Inhalasi terapi secretom langsung ke target organ paru, menghindari efek samping atau adverse event," kata dr Sugeng Ibrahim MBiomed seusai diterima Menkes Terawan di Kantor Pusat Kemenkes Jalan Rasuna Said, Jakarta, Senin (22/6/2020) petang dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews. ( )

Selain dr Sugeng Ibrahim MBiomed, peneliti Stem Cell and Cancer Research Indonesia yang diterima Kemenkes adalah Dr dr Agung Msi Med, Dr SI M Biomed, Kolonel CKM dr Nana Sarnadi SpOG, Kolonel Kes dr Berlian SpPD, Kombes Pol dr Farid Amansyah SpPD, Kolonel Gunawan SpOG, Dr Nita M Biomed.

Sugeng mengatakan Secara garis besar, Menkes Terawan memberikan persetujuan Uji Klinik Penelitian Pemberian Isolate Secretome Mesenchymal Stem Sell pada penderita Covid-19 berat di sembilan rumah sakit di Indonesia.

Sedangkan riset untuk sementara ini akan dilakukan di RS Kariadi Semarang, RSPAD Gatot Subroto, RSAU dr Esnawan Antariksa Halim, RS Bhayangkara Makasar, RS Muwardi Solo, RS Sultan Agung Semarang, Dan RS Muhamadiyah Gamping.

"Kami melaporkan temuan kami kepada Menkes Terawan dan membuktikan badai cytokin dapat dicegah atau ditanggulangi. Atau kematian akibat pagebluk Covid-19 dapat dicegah atau diturunkan angkanya," kata pendidik dan pengajar di Unika Soegijapranata itu.

Sugeng Ibrahim menjelaskan secretom MSC mengandung IL 10 tinggi, dapat menekan badai radang, karena cytokin protein produk radang.

Atau dalam penjelasan medis IL 10 sebagai anti radang menekan CD4 dan CD 8 sebagai kemokin inflamasi. Meski tidak membunuh virus, tapi dapat menanggulangi efek berat Covid -19.

"Ini uji klinik, bukan uji tabung atau invitro," katanya sembari memberikan penjelasan, secretom diterapikan secara inhalasi dengan Nebulizer ke ventilator (terminal inspirasi ) langsung ke target organ / Paru .

"Pesan Menkes Terawan, utamakan keselamatan atau Kesejahteraan pasien. Do No Harm," katanya sembari mengatakan peneliti Stem Cell and Cancer Research Indonesia beranggotakan 19 peneliti berbagai bidang spesialis kedokteran.

Atau terkolabirasi dari peneliti Sipil, Angkatan Darat(AD), Angkatan Udara (AU), dan Polri. Dengan menggunakan biaya mandiri atau iuran peneliti. Dengan menggunakan sample minimal 36 pasien. Dan Etichal Clearance telah terbit Lit 6 bulan.

"Ini adalah penelitian terapi Secretom Inhalasi pertama di dunia. Karya Anak Bangsa. Prinsipal Investigator Dr dr Agung Putra Msi Med," pungkas dr. Sugeng Ibrahim MBiomed, ihwal Pertemuan yang juga dihadiri Sekjen, Ka Balitbangkes Prof Kadir, Sesditjen P2 dan Staf Ahli Menkes dr Daniel Tjen spS, itu.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1634 seconds (0.1#10.140)