Zero Emission di 2060, Pemanasan Global Jadi Tanggung Jawab Bersama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena perubahan iklim yang terjadi sejak 1950 akibat revolusi industri dan berkurangnya kemampuan hutan dalam menekan emisi, mengakibatkan meningkatnya pemanasan global. Fenomena ini tentu menjadi tanggung jawab bersama dalam mencapai zero emission di 2060.
Demikian disampaikan Ketua Koordinator Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis DPP NasDem, Suyoto saat mengantarkan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka menjaring masukan untuk menyambut Rakernas NasDem di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (3/6/2022).
Mantan Bupati Bojonegoro itu menyatakan, jika panas bumi terus naik dua derajat celcius akan berdampak langsung terhadap lingkungan dan keberlangsungan kehidupan. Mulai dari naiknya air laut hingga punahnya sejumlah tanaman dan hewan bahkan mengancam produksi pangan manusia.
"Karena itu ini bukan sesuatu yang bisa kita sepelekan sebagai umat manusia. Ini sangat serius yang kalau umat manusia gagal menurunkan panas bumi maka seluruhnya akan menderita," kata Suyoto dalam FGD bertajuk Energi, Lingkungan Hidup dan Geo Politik Dunia itu.
Lebih jauh Suyoto menekankan, saat ini dibutuhkan komitmen bersama untuk mengurangi tingkat emisi di masyarakat dan dia menilai Indonesia termasuk yang berkomitmen mencapai zero emission di 2060.
Hadir dalam FGD tersebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA BAPPENAS Arifin Rudiyanto, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, Mantan Direktur Utama PT. Pertamina, Elia Massa Manik sebagai narasumber
Turut hadir Direktur Mitigasi Perubahan Iklim, KLHK, Emma Rachmawati dan Ketua Ikatan Alumni ITB, Gembong Primadjaya sebagai penaggap.
Dalam acara yang dipandu Wakil Sekretaris Jendral DPP Garda Pemuda NasDem, Duwi Pratiwi sebagai Moderator itu juga menghadirkan Wakil Ketua Dewan Pakar NasDem, Pieter F Gontha sebagai pembicara penutup.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi sumberdaya energi terbarukan yang cukup besar. Dibutuhkan teknologi dan investasi besar dalam menggarap potensi tersebut. Pihaknya pun terus melakukan upaya berkelanjutan agar Indonesia mencapai zero emission di 2060.
"Kebijakan presiden untuk hilirisasi energi adalah kebijakan yang jitu. Sehingga ke depan kita tidak lagi menjual mentah tapi diolah dalam negeri untuk menjamin transisi energi dan berkontribusi pada dunia," jelasnya.
Demikian disampaikan Ketua Koordinator Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis DPP NasDem, Suyoto saat mengantarkan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka menjaring masukan untuk menyambut Rakernas NasDem di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (3/6/2022).
Mantan Bupati Bojonegoro itu menyatakan, jika panas bumi terus naik dua derajat celcius akan berdampak langsung terhadap lingkungan dan keberlangsungan kehidupan. Mulai dari naiknya air laut hingga punahnya sejumlah tanaman dan hewan bahkan mengancam produksi pangan manusia.
"Karena itu ini bukan sesuatu yang bisa kita sepelekan sebagai umat manusia. Ini sangat serius yang kalau umat manusia gagal menurunkan panas bumi maka seluruhnya akan menderita," kata Suyoto dalam FGD bertajuk Energi, Lingkungan Hidup dan Geo Politik Dunia itu.
Lebih jauh Suyoto menekankan, saat ini dibutuhkan komitmen bersama untuk mengurangi tingkat emisi di masyarakat dan dia menilai Indonesia termasuk yang berkomitmen mencapai zero emission di 2060.
Hadir dalam FGD tersebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA BAPPENAS Arifin Rudiyanto, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, Mantan Direktur Utama PT. Pertamina, Elia Massa Manik sebagai narasumber
Turut hadir Direktur Mitigasi Perubahan Iklim, KLHK, Emma Rachmawati dan Ketua Ikatan Alumni ITB, Gembong Primadjaya sebagai penaggap.
Dalam acara yang dipandu Wakil Sekretaris Jendral DPP Garda Pemuda NasDem, Duwi Pratiwi sebagai Moderator itu juga menghadirkan Wakil Ketua Dewan Pakar NasDem, Pieter F Gontha sebagai pembicara penutup.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi sumberdaya energi terbarukan yang cukup besar. Dibutuhkan teknologi dan investasi besar dalam menggarap potensi tersebut. Pihaknya pun terus melakukan upaya berkelanjutan agar Indonesia mencapai zero emission di 2060.
"Kebijakan presiden untuk hilirisasi energi adalah kebijakan yang jitu. Sehingga ke depan kita tidak lagi menjual mentah tapi diolah dalam negeri untuk menjamin transisi energi dan berkontribusi pada dunia," jelasnya.