Arus Sungai Aare yang Deras dan Keruh Sulitkan Pencarian Putra Ridwan Kamil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hilangnya putra sulung Ridwan Kamil Emmeril Mumtadz di Sungai Aare, Bern, belum mendapatkan titik terang. Poltabes Bern hingga kini terus melakukan pencarian.
”Sampai saat ini belum ketemu,” tutur Patrick Jean Humas Poltabes Bern lewat sambungan telepon dengan SINDOnews, Jumat (27/5/2022).
Patrick menjelaskan, kemarin ada laporan masuk bahwa tiga orang kesulitan di Sungai Aare. ”Dua perempuan bisa diselamatkan, satu laki laki terseret arus,” kata Patrick Jean.
Begitu mendapatkan laporan, Poltabes Bern langsung melakukan pencarian. ”Ada penyusuran sepanjang tepian sungai. Ada juga dengan boat,“ katanya.
Ketika ditanyakan pencarian melalui helikopter, Patrick menjelaskan belum dilakukan. "Airnya keruh dan tepian sungai juga banyak pepohonan," katanya.
Lokasi hilangnya korban, imbuh Patrick, berada di Schonausteg, jantung kota Bern. Dia tidak bisa memastikan kapan pencarian dihentikan. ”Tidak ada batas waktu tertentu. Lebih banyak tergantung alam. Kuatnya aliran sungai atau gelap tidaknya keadaan alam,” katanya.
Catatan SINDOnews, sebagian besar korban yang tenggelam adalah turis atau warga asing. Umumnya mereja kurang mengenal bahaya aliran Sungai Aare.
Pemda Bern bersama Poltabes Bern pernah mengkampanyekan aksi preventif mencegah jatuhnya lebih banyak korban tenggelam di Sungai Aare. Brosur bertuliskan ”Aare You Save? It Is Not A Game” dalam 10 bahasa disebarluaskan.
Sungai Aare yang mengalir melalui jantung kota Bern terbilang deras arusnya. Selain itu, bulan Mei juga bukan bulan yang ideal untuk mandi di sungai ini. Debit airnya tinggi karena lelehan salju dari Berner Oberland, dan temperaturnya juga masih dingin.
KBRI Bern memasang pengumuman di koran setempat. Dalam situs koran 20 minuten, dipasang foto Emmeril. KBRI Bern meminta masyarakat yang mengetahui keberadaan Emmeril agar mengontak KBRI Bern.Umumnya, korban yang terseret arus Sungai Aare ditemukan seminggu kemudian.
”Sampai saat ini belum ketemu,” tutur Patrick Jean Humas Poltabes Bern lewat sambungan telepon dengan SINDOnews, Jumat (27/5/2022).
Patrick menjelaskan, kemarin ada laporan masuk bahwa tiga orang kesulitan di Sungai Aare. ”Dua perempuan bisa diselamatkan, satu laki laki terseret arus,” kata Patrick Jean.
Begitu mendapatkan laporan, Poltabes Bern langsung melakukan pencarian. ”Ada penyusuran sepanjang tepian sungai. Ada juga dengan boat,“ katanya.
Ketika ditanyakan pencarian melalui helikopter, Patrick menjelaskan belum dilakukan. "Airnya keruh dan tepian sungai juga banyak pepohonan," katanya.
Lokasi hilangnya korban, imbuh Patrick, berada di Schonausteg, jantung kota Bern. Dia tidak bisa memastikan kapan pencarian dihentikan. ”Tidak ada batas waktu tertentu. Lebih banyak tergantung alam. Kuatnya aliran sungai atau gelap tidaknya keadaan alam,” katanya.
Catatan SINDOnews, sebagian besar korban yang tenggelam adalah turis atau warga asing. Umumnya mereja kurang mengenal bahaya aliran Sungai Aare.
Pemda Bern bersama Poltabes Bern pernah mengkampanyekan aksi preventif mencegah jatuhnya lebih banyak korban tenggelam di Sungai Aare. Brosur bertuliskan ”Aare You Save? It Is Not A Game” dalam 10 bahasa disebarluaskan.
Sungai Aare yang mengalir melalui jantung kota Bern terbilang deras arusnya. Selain itu, bulan Mei juga bukan bulan yang ideal untuk mandi di sungai ini. Debit airnya tinggi karena lelehan salju dari Berner Oberland, dan temperaturnya juga masih dingin.
KBRI Bern memasang pengumuman di koran setempat. Dalam situs koran 20 minuten, dipasang foto Emmeril. KBRI Bern meminta masyarakat yang mengetahui keberadaan Emmeril agar mengontak KBRI Bern.Umumnya, korban yang terseret arus Sungai Aare ditemukan seminggu kemudian.
(muh)