Sepanjang 2022, BNPB: 1.924.302 Jiwa Mengungsi Akibat Bencana Alam

Kamis, 19 Mei 2022 - 23:16 WIB
loading...
Sepanjang 2022, BNPB: 1.924.302 Jiwa Mengungsi Akibat Bencana Alam
Sebanyak 1.552 kali bencana alam terjadi di Indonesia tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Foto: Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sebanyak 1.552 kali bencana alam terjadi di Indonesia tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana( BNPB ). Ribuan kejadian itu tercatat sepanjang periode 1 Januari hingga 18 Mei 2022.

"Sampai tanggal 18 Mei 2022 tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 1.552 kejadian," tulis laporan BNBP melalui akun Twitter-nya @BNPB_Indonesia dikutip, Kamis (19/5/2022).

Adapun kejadian bencana alam yang mendominasi adalah cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor. Rinciannya, bencana banjir terjadi sebanyak 605 kali, tanah longsor 285 kali, cuaca ektrem 570 kali.

Sementara itu gempa bumi terjadi sebanyak 10 kali, kebakaran hutan dan lahan 73 kali dan gelombang pasang dan abrasi 8 kali.

"Dari dampak bencana alam tersebut menimbulkan korban meninggal dunia 87 jiwa, hilang 11 jiwa, 625 luka-luka dan terdampak dan mengungsi 1.924.302 jiwa," tutup laporan itu.



Sebelumnya, Plt Kepala Pusat Data, Informasi, Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, tren bencana alam pada 2022 ini merupakan hidrometeorologi basah, dan terjadi hampir di seluruh pulau yang ada Indonesia.

"Dominannya di 2021 kita hidrometeorologi basah sehingga ini menjadi perhatian kita karena tren ini juga kemudian terjadi di 2022," jelasnya dalam konferensi pers, Jumat 1 April 2022.

Untuk itu, pihaknya telah memetakan tujuh provinsi yang paling sering terjadi bencana alamhidrometeorologi basah. Ketujuh provinsi itu yakni, Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Untuk itu, BNPB mengimbau bagi pemerintah daerah di tujuh provinsi tersebut agar benar-benar memerhatikan kondisi lingkungannya untuk dibenahi secara kolektif.

"Kami meminta untuk melihat kembali kondisi lingkungan, kondisi sungai, kondisialampegunungan yang selama ini menjadi daerah tangkapan air daerah resapan air, kondisi daerah sepanjang aliran sungai yang mungkin selama ini terjadi penyempitan terjadi pendangkalan itu harus benar-benar kita benahi bersama selanjutnya," pungkasnya.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1438 seconds (0.1#10.140)