Jokowi Izinkan Lepas Masker, DPR: Bukti Keberhasilan Gotong Royong Tangani Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keputusan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengizinkan warga tidak menggunakan masker di luar ruangan dinilai sebagai bukti keberhasilan penanganan Covid-19 secara gotong-royong. Kebijakan Jokowi itu pun didukung oleh Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo.
"Apa yang sudah pemerintah buat sebagai hasil kerja sama dan gotong-royong. Setelah kita, pemda, tokoh masyarakat, dan semua pemangku kepentingan bergotong-royong mengendalikan Covid-19," ujar Rahmad Handoyo kepada wartawan, Rabu (18/5/2022).
Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, pelonggaran penggunaan masker adalah keputusan penyesuaian, mengingat kondisi Covid-19 di Indonesia saat ini sangat terkendali. Kementerian Kesehatan mencatat rata-rata tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 nasional sebesar 2% per Kamis 12 Mei 2022.
Dia yakin bahwa keputusan pemerintah itu berdasarkan masukan, kajian, dan diskusi dengan para ahli serta perbandingan dengan negara lain. Sejauh ini ada 40 negara sudah melonggarkan kebijakan penggunaan masker, bahkan beberapa negara sudah bebas masker. "Ini start kita untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 dengan cara seperti itu," tuturnya.
Dia mengimbau agar kebijakan pelonggaran penggunaan masker dijalankan masyarakat secara bertanggung jawab. Jika memang dalam keadaan sakit atau ramai, masker harus tetap dipakai meski di luar ruangan.
Kemudian, masyarakat juga wajib menggunakan masker saat berada di dalam ruangan, sesuai kebijakan pemerintah. Dia juga mendorong masyarakat tetap mendapatkan vaksin lengkap. "Vaksinasi jadi senjata kita yang cukup efektif untuk melawan Covid-19," imbuhnya.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR Luqman Hakim menilai kebijakan pelonggaran penggunaan masker mencerminkan bahwa pemerintah mengendalikan Covid-19 secara terukur, sistematis, dan konsisten. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga sepakat keputusan pemerintah itu sebagai bukti keberhasilan penanganan pandemi berkat peran aktif masyarakat.
"Keputusan ini menunjukkan keberhasilan penanganan Covid-19. Keberhasilan ini juga berkat peran aktif masyarakat yang secara umum mematuhi berbagai kebijakan pengendalian covid-19 yang ditetapkan pemerintah," tutur Luqman.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan kebijakan pelonggaran penggunaan masker itu merupakan bagian upaya transisi dari pandemi ke endemi. Pemerintah melakukan upaya transisi secara bertahap dengan memperhatikan imunitas masyarakat terhadap Covid-19, termasuk varian baru Corona BA2.
“Ternyata BA2 itu sudah dominan juga di Indonesia dan di India tetapi berbeda dengan negara-negara lain seperti Cina dan Amerika, kita tidak mengamati adanya kenaikan kasus yang tinggi dengan adanya varian baru. Jadi relatif Indonesia dan India imunitas dari masyarakatnya terhadap varian baru sudah relatif cukup baik,” ujar Budi Gunadi dikutip dari situs setkab.go.id.
Menkes menambahkan, hasil penelitian antibodi tubuh terhadap virus atau Sero survei yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat khususnya di Jawa-Bali jelang mudik Lebaran tahun ini menunjukkan bahwa 99,2 persen telah memiliki antibodi baik yang berasal dari vaksin maupun infeksi Covid-19. Hasil penelitian juga menunjukkan peningkatan kadar atau titer antibodi dibanding survei yang dilakukan pada Desember 2021.
"Apa yang sudah pemerintah buat sebagai hasil kerja sama dan gotong-royong. Setelah kita, pemda, tokoh masyarakat, dan semua pemangku kepentingan bergotong-royong mengendalikan Covid-19," ujar Rahmad Handoyo kepada wartawan, Rabu (18/5/2022).
Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, pelonggaran penggunaan masker adalah keputusan penyesuaian, mengingat kondisi Covid-19 di Indonesia saat ini sangat terkendali. Kementerian Kesehatan mencatat rata-rata tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 nasional sebesar 2% per Kamis 12 Mei 2022.
Dia yakin bahwa keputusan pemerintah itu berdasarkan masukan, kajian, dan diskusi dengan para ahli serta perbandingan dengan negara lain. Sejauh ini ada 40 negara sudah melonggarkan kebijakan penggunaan masker, bahkan beberapa negara sudah bebas masker. "Ini start kita untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 dengan cara seperti itu," tuturnya.
Dia mengimbau agar kebijakan pelonggaran penggunaan masker dijalankan masyarakat secara bertanggung jawab. Jika memang dalam keadaan sakit atau ramai, masker harus tetap dipakai meski di luar ruangan.
Kemudian, masyarakat juga wajib menggunakan masker saat berada di dalam ruangan, sesuai kebijakan pemerintah. Dia juga mendorong masyarakat tetap mendapatkan vaksin lengkap. "Vaksinasi jadi senjata kita yang cukup efektif untuk melawan Covid-19," imbuhnya.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR Luqman Hakim menilai kebijakan pelonggaran penggunaan masker mencerminkan bahwa pemerintah mengendalikan Covid-19 secara terukur, sistematis, dan konsisten. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga sepakat keputusan pemerintah itu sebagai bukti keberhasilan penanganan pandemi berkat peran aktif masyarakat.
"Keputusan ini menunjukkan keberhasilan penanganan Covid-19. Keberhasilan ini juga berkat peran aktif masyarakat yang secara umum mematuhi berbagai kebijakan pengendalian covid-19 yang ditetapkan pemerintah," tutur Luqman.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan kebijakan pelonggaran penggunaan masker itu merupakan bagian upaya transisi dari pandemi ke endemi. Pemerintah melakukan upaya transisi secara bertahap dengan memperhatikan imunitas masyarakat terhadap Covid-19, termasuk varian baru Corona BA2.
“Ternyata BA2 itu sudah dominan juga di Indonesia dan di India tetapi berbeda dengan negara-negara lain seperti Cina dan Amerika, kita tidak mengamati adanya kenaikan kasus yang tinggi dengan adanya varian baru. Jadi relatif Indonesia dan India imunitas dari masyarakatnya terhadap varian baru sudah relatif cukup baik,” ujar Budi Gunadi dikutip dari situs setkab.go.id.
Menkes menambahkan, hasil penelitian antibodi tubuh terhadap virus atau Sero survei yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat khususnya di Jawa-Bali jelang mudik Lebaran tahun ini menunjukkan bahwa 99,2 persen telah memiliki antibodi baik yang berasal dari vaksin maupun infeksi Covid-19. Hasil penelitian juga menunjukkan peningkatan kadar atau titer antibodi dibanding survei yang dilakukan pada Desember 2021.
(rca)