Survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan, bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia menginginkan agar pandemi Covid-19 diubah menjadi endemi. Foto/Ilustrasi/ANTARA
AAA
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, sebagian besar masyarakat Indonesia menginginkan pandemi Covid-19 diubah menjadi endemi.
Ketika ditanya, seberapa setuju Ibu/Bapak status Pandemi Covid-19 diturunkan menjadi endemi, mayoritas menilai setuju status Pandemi Covid-19 diturunkan menjadi endemi.
"69 persen masyarakat juga setuju apabila pandemi diturunkan statusnya menjadi endemi. Yang tidak setuju 8,5 persen. Yang tidak tahu atau tidak jawab itu 22,5 persen. Karena mungkin istilah endemi baru," ujar Burhanuddin Muhtadi.
Apalagi kata Burhanuddin responden setuju status pandemi menjadi endemi itu 26,8 persen karena penyebaran pandemi Covid-19 sudah terkendali.
"Ada 19,9 persen masyarakat sudah di vaksinasi dua kali, 19,6 persen perekonomian masyarakat kembali berputar. Kemudian 8,4 persen seperti flu biasa, sudah mendapatkan booster 7,6 persen. Masyarakat jangan ditakut-takuti itu 5 persen," jelas Burhanuddin.
Terkait kebijakan pemerintah yang memperbolehkan masyarakat untuk melakukan aktifitas mudik saat perayaan hari raya Idul Fitri 1443 H pada 2-3 Mei 2022 lalu Burhanuddin merekam bahwa 91,3 persen masyarakat setuju terkait kebijakan pelonggaran Covid-19 bisa mudik.
"Kepuasan publik atau masyarakat amat luas dengan penyelenggaraan arus mudik Idul Fitri itu 73,8 persen. Tapi approval publik tidak tinggi," terangnya.
Hal ini disebabkan karena ada kemacetan lalu lintas di mana-mana (tempat wisata, jalan tol, maupun akses menuju pelabuhan Merak).
Ia menyebutkan keberadaan dan peran dari Polisi ada 77 persen responden menilai peran polisi cukup besar dalam mengatur arus mudik dan arus balik Idul Fitri.
"Mayoritas menilai pihak Kepolisian cukup atau sangat berperan dalam mengatur kelancaran arus mudik lebaran tahun ini," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, survei Indikator Politik dengan tema minyak goreng dan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden dilaksanakan pada 5-10 Mei 2022 melalui survei polling telepon random sampling dengan jumlah 1.228 responden. Margin of error survei telepon ini 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.