Inflasi dan Harga Kebutuhan Pokok Bikin Kepuasan Publik pada Kinerja Jokowi Menurun

Minggu, 15 Mei 2022 - 16:41 WIB
loading...
Inflasi dan Harga Kebutuhan...
Tingkat kepuasan masyarakat atau approval rating terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun drastis karena inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan tingkat kepuasan masyarakat atau approval rating terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun drastis. Penyebabnya inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Hal tersebut disampaikan Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei Indikator dengan tema 'Drama Minyak Goreng dan Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Presiden' yang dipublikasikan, Minggu (15/5/2022).

"Kami melakukan evaluasi bagaimana responden melakukan persepsi terhadap ekonomi nasional. Yang persepsi ekonomi Indonesia buruk itu 36,9%, yang mengatakan baik 30,3%. Artinya masih banyak yang mengatakan negatif tentang ekonomi Indonesia," katanya.



Burhanuddin menyebutkan apabila melihat tren, sempat terjadi penurunan tren persepsi ekonomi nasional yang negatif di mata Pemilih. Namun di Januari 2022, tren tersebut berhenti. "Yang mengatakan buruk sempat meningkat rebound approval rating Presiden Jokowi di April 2022 setelah lima kali turun secara berurutan," kata Burhanuddin.

Terkait penegakan hukum, responden yang menyebutkan kinerja penegakan hukum baik berkurang drastis selama kurun waktu beberapa bulan terakhir di 2022.

"Persepsi publik terhadap penegakan hukum yang mengatakan baik mengalami penurunan dari 43,8% di Februari 2022 menjadi 29,1% di Mei 2022. Kita bisa berdebat apakah karena inflasi ekonomi meningkat selama beberapa bulan terakhir jadi semua menjadi gelap," ujarnya.

Baca juga: Inflasi Bulan April 2022 Tembus 0,95%, Tertinggi Sejak 2017

Menurutnya, sebanyak 58,1% responden menyatakan puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Namun adapula yang mengatakan tidak puas sebesar 35,1%. "Dalam analisis ini kita tambahkan data inflasi. Ada paralel, ketika persepsi approval rating Presiden meningkat itu ketika inflasi tinggi. Ada anomali, inflasi hanya 1% Juli 2020 sampai akhir 2021 itu inflasi rendah, itu 60% atau 59%, tapi saat itu ada pandemi Covid-19 sedang berat-beratnya. Di luar itu paralel, approval rating Jokowi terpukul," kata Burhanuddin Muhtadi.

Ia mengungkapkan ada peningkatan inflasi ekonomi di Indonesia yang membuat 'gerah' masyarakat dan para pelaku usaha. Bahkan inflasi dan meningkatnya harga kebutuhan pokok ini membuat approval rating Presiden Jokowi tergerus cukup dalam bila dibandingkan dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1513 seconds (0.1#10.140)