Heboh Hepatitis Misterius, Begini Penjelasan IDI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dunia tengah dihebohkan dengan penemuan jenis virus Hepatitis baru yang misterius. Virus yang pertama ditemukan di Inggris ini, kini sudah menyebar di 11 negara termasuk di antaranya Singapura dan Indonesia.
Terkait hal ini, Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban memberikan penjelasan mengenai Hepatitis misterius ini.
“Hepatitis misterius pada anak-anak jadi bahasan hangat belakangan ini di seluruh dunia. Seratusan kasus dilaporkan, termasuk tiga anak di Indonesia yang meninggal. Apa yang sebenarnya terjadi?” ujar pria yang akrab disapa Prof Zubairi dalam cuitannya di @profesorzubairi yang telah dikonfirmasi MNC Portal, Selasa (3/5/2022).
Apa penyebab Hepatitis misterius ini, Zubairi menjelaskan para ahli sedang menyelidiki termasuk di Indonesia. Sebagian ditemukan Adenovirus 41, sebagian ditemukan SARS-CoV2 (virus Corona), sebagian kombinasi dua virus itu, dan masih mungkin dipicu penyebab lain.
“Apa itu Adenovirus? Virus umum yang sebabkan berbagai penyakit: pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare. Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan Hepatitis, dan patogen umum ini biasanya bisa sembuh sendiri,” terangnya.
Bagaimana mendiagnosis Hepatitis misterius ini, Zubairi menjelaskan bahwa sejauh ini belum ada tes yang dapat memastikan Hepatitis misterius ini. Yang jelas, ada syarat bahwa pasien harus negatif terhadap Hepatitis A-E, dan dengan kadar enzim transaksi Ade lebih dari 500 unit/liter.
“Belum ada tes yang memastikan. Tapi syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus Hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter,” papar Zubairi.
Siapa saja yang terinfeksi, menurut Zubairi mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rentang usia yang diidentifikasi terjangkit Hepatitis misterius sejauh ini dari bayi 1 bulan sampai remaja 16 tahun.
“Menurut WHO, rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun,” ucapnya.
Adapun gejalanya, Zubairi menuturkan bahwa sebagian anak-anak mengalami gastrointestinal yang kemudian diikuti penyakit kuning. Dan hasil tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda peradangan hati yang parah, serta sebagian besar anak mengalami demam.
“Sebagian besar anak-anak ini mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam,” jelasnya.
Soal dugaan terkait dengan vaksin Covid-19, menurut Satgas Covid-19 IDI ini, hipotesis tersebut tidak didukung data karena sebagian besar anak-anak yang terjangkit belum menerima vaksinasi Covid-19.
“Hipotesis ini tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena Hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19,” tutup Zubairi.
Terkait hal ini, Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban memberikan penjelasan mengenai Hepatitis misterius ini.
“Hepatitis misterius pada anak-anak jadi bahasan hangat belakangan ini di seluruh dunia. Seratusan kasus dilaporkan, termasuk tiga anak di Indonesia yang meninggal. Apa yang sebenarnya terjadi?” ujar pria yang akrab disapa Prof Zubairi dalam cuitannya di @profesorzubairi yang telah dikonfirmasi MNC Portal, Selasa (3/5/2022).
Apa penyebab Hepatitis misterius ini, Zubairi menjelaskan para ahli sedang menyelidiki termasuk di Indonesia. Sebagian ditemukan Adenovirus 41, sebagian ditemukan SARS-CoV2 (virus Corona), sebagian kombinasi dua virus itu, dan masih mungkin dipicu penyebab lain.
“Apa itu Adenovirus? Virus umum yang sebabkan berbagai penyakit: pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare. Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan Hepatitis, dan patogen umum ini biasanya bisa sembuh sendiri,” terangnya.
Bagaimana mendiagnosis Hepatitis misterius ini, Zubairi menjelaskan bahwa sejauh ini belum ada tes yang dapat memastikan Hepatitis misterius ini. Yang jelas, ada syarat bahwa pasien harus negatif terhadap Hepatitis A-E, dan dengan kadar enzim transaksi Ade lebih dari 500 unit/liter.
“Belum ada tes yang memastikan. Tapi syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus Hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter,” papar Zubairi.
Siapa saja yang terinfeksi, menurut Zubairi mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rentang usia yang diidentifikasi terjangkit Hepatitis misterius sejauh ini dari bayi 1 bulan sampai remaja 16 tahun.
“Menurut WHO, rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun,” ucapnya.
Adapun gejalanya, Zubairi menuturkan bahwa sebagian anak-anak mengalami gastrointestinal yang kemudian diikuti penyakit kuning. Dan hasil tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda peradangan hati yang parah, serta sebagian besar anak mengalami demam.
“Sebagian besar anak-anak ini mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam,” jelasnya.
Soal dugaan terkait dengan vaksin Covid-19, menurut Satgas Covid-19 IDI ini, hipotesis tersebut tidak didukung data karena sebagian besar anak-anak yang terjangkit belum menerima vaksinasi Covid-19.
Baca Juga
“Hipotesis ini tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena Hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19,” tutup Zubairi.
(kri)