Jejak Politik Rhoma Irama yang Disebut Kembali Gabung Partai Golkar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rhoma Irama kembali menyedot perhatian publik saat hadir dalam Buka Puasa Bersama PPK Kosgoro 1957 pada Senin (25/4/2022). Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut bahwa Raja Dangdut itu kembali ke partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Senior kita, Kiai Haji Rhoma Irama, adalah kader Golkar. Sempat hijrah ke sana ke mari sebelum akhirnya kembali ke Partai Golkar," ujar Airlangga saat memberikan sambutan pada Buka Puasa Bersama PPK Kosgoro 1957, Senin (25/4/2022).
Belum diketahui pasti apakah betul Rhoma Irama bergabung ke Partai Golkar menjelang Pemilu 2024 seperti yang disampaikan Airlangga Hartarto. Sang Raja Dangdut juga belum memberikan konfirmasi atau klarifikasi mengenai isu dirinya kembali bergabung dengan Partai Golkar.
Namun berdasarkan catatan SINDOnews, Rhoma Irama saat ini diketahui masih menjabat sebagai Ketua Umum sekaligus Ketua Mahkamah DPP Partai Islam Damai Aman (Idaman). Partai Idaman resmi terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) sesuai keputusan nomor M.HH-08.AH.11.01 Tahun 2021 tertanggal 6 Juli 2021.
Dalam surat keputusan Menkumham tersebut, Kantor DPP Partai Idaman berada di Jalan Dewi Sartika Nomor 44, Cawang, Jakarta Timur. Kepengurusan DPP Partai Idaman diisi oleh keluarga Rhoma Irama. Posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) diisi oleh Ficky Rhoma Irama. Ficky merupakan anak dari pernikahan Rhoma dengan Veronica.
Kemudian posisi bendahara diisi Ricca Rachim. Diketahui, Ricca merupakan istri Rhoma Irama. Sebelum mereka menikah, keduanya tampil dalam Film Camelia pada 1979, kemudian mereka mengumumkan pernikahan pada 1985.
Kemudian sebagai anggota terdapat nama Debby Veramasari. Dia merupakan putri sulung Rhoma Irama dengan istri pertamanya, Veronica.
Jika ditelusuri, jejak politik Rhoma Irama sudah cukup lama. Sebagai seorang penyanyi dangdut ternama, Rhoma Irama menjadi incaran partai politik untuk diminta bergabung. Rhoma akhirnya menjatuhkan pilihan pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1977. Bergabungnya Rhoma membuat perolehan suara PPP di Pemilu 1977 naik signifikan. Bahkan partai berlambang Ka'bah itu mengalahkan Partai Golkar dalam perolehan kursi di Jakarta. Lima tahun berikutnya, suara PPP juga cukup terjaga dengan keberadaan Rhoma Irama, meski kalah dari Golkar.
Baca juga: Sambut Gembira, Airlangga: Kiai Haji Rhoma Irama Akhirnya Kembali ke Partai Golkar
"Senior kita, Kiai Haji Rhoma Irama, adalah kader Golkar. Sempat hijrah ke sana ke mari sebelum akhirnya kembali ke Partai Golkar," ujar Airlangga saat memberikan sambutan pada Buka Puasa Bersama PPK Kosgoro 1957, Senin (25/4/2022).
Belum diketahui pasti apakah betul Rhoma Irama bergabung ke Partai Golkar menjelang Pemilu 2024 seperti yang disampaikan Airlangga Hartarto. Sang Raja Dangdut juga belum memberikan konfirmasi atau klarifikasi mengenai isu dirinya kembali bergabung dengan Partai Golkar.
Namun berdasarkan catatan SINDOnews, Rhoma Irama saat ini diketahui masih menjabat sebagai Ketua Umum sekaligus Ketua Mahkamah DPP Partai Islam Damai Aman (Idaman). Partai Idaman resmi terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) sesuai keputusan nomor M.HH-08.AH.11.01 Tahun 2021 tertanggal 6 Juli 2021.
Dalam surat keputusan Menkumham tersebut, Kantor DPP Partai Idaman berada di Jalan Dewi Sartika Nomor 44, Cawang, Jakarta Timur. Kepengurusan DPP Partai Idaman diisi oleh keluarga Rhoma Irama. Posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) diisi oleh Ficky Rhoma Irama. Ficky merupakan anak dari pernikahan Rhoma dengan Veronica.
Kemudian posisi bendahara diisi Ricca Rachim. Diketahui, Ricca merupakan istri Rhoma Irama. Sebelum mereka menikah, keduanya tampil dalam Film Camelia pada 1979, kemudian mereka mengumumkan pernikahan pada 1985.
Kemudian sebagai anggota terdapat nama Debby Veramasari. Dia merupakan putri sulung Rhoma Irama dengan istri pertamanya, Veronica.
Jika ditelusuri, jejak politik Rhoma Irama sudah cukup lama. Sebagai seorang penyanyi dangdut ternama, Rhoma Irama menjadi incaran partai politik untuk diminta bergabung. Rhoma akhirnya menjatuhkan pilihan pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1977. Bergabungnya Rhoma membuat perolehan suara PPP di Pemilu 1977 naik signifikan. Bahkan partai berlambang Ka'bah itu mengalahkan Partai Golkar dalam perolehan kursi di Jakarta. Lima tahun berikutnya, suara PPP juga cukup terjaga dengan keberadaan Rhoma Irama, meski kalah dari Golkar.
Baca juga: Sambut Gembira, Airlangga: Kiai Haji Rhoma Irama Akhirnya Kembali ke Partai Golkar