Akselerasi Vaksin Booster demi Kesehatan Masyarakat

Selasa, 05 April 2022 - 14:02 WIB
loading...
Akselerasi Vaksin Booster demi Kesehatan Masyarakat
Rizka Septiana, M.Si, IAPR, Dosen Tetap Institut Komunikasi & Bisnis LSPR Jakarta. Foto/Dok/LSPR
A A A
Rizka Septiana, M.Si, IAPR
Dosen Tetap Institut Komunikasi & Bisnis LSPR Jakarta

PEMERINTAH tengah gencar-gencarnya mendorong akselerasi atau percepatan vaksinasi baik dosis primer maupun dosis lanjutan atau booster bagi masyarakat jelang momen mudik lebaran. Tingkat vaksinasi masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam upaya transisi dari pandemi ke endemi Covid-19. Aktivitas komunikasi kesehatan yang dirancang pemerintah secara efektif ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga kesehatan bersama.

Cakupan komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan kebijakan kesehatan. Terdapat lima tingkatan komunikasi kesehatan; pertama adalah individu atau anggota masyarakat itu sendiri yang mana target dasar sasaran komunikasi kesehatan. Kedua adalah jaringan sosial atau kelompok masyarakat. Disini termasuk opinion leader (seseorang yang didengarkan) dalam satu kelompok tersebut.

Ketiga adalah organisasi. Organisasi ini dapat mempengaruhi perubahan perilaku individu sehingga komunikasi menyasar organisasi untuk mensukseskan proses tercapainya tujuan komunikasi kesehatan. Keempat, komunitas yang berperan penting mempengaruhi kelangsungan komunikasi kesehatan. Dan terakhir adalah masyarakat. Jika seluruh seluruh komponen masyarat meyakini norma, nilai, atau budaya tertentu, maka akan tercermin pada perubahan perilaku individu secara signifikan.

Dalam beberapa kesempatan, Presiden Joko Widodo menyampaikan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang belakangan menunjukkan tren perbaikan signifikan. Bahkan, pada sepekan terakhir didapati tren penurunan kasus konfirmasi dan tingkat rawat inap dalam skala nasional.

Oleh karena itu, pemerintah memutuskan melakukan sejumlah pelonggaran selama Ramadhan. Pemerintah juga memperbolehkan masyarakat melakukan mudik Lebaran setelah dua tahun adanya pelarangan. Namun, tetap ada syarat yang harus dipenuhi yaitu, sudah divaksinasi lengkap dan booster serta menerapkan protokol kesehatan ketat.

Menurut Jokowi, keputusan pelonggaran mudik Lebaran 2022 ini berdasarkan beberapa pertimbangan dari para ahli. Pertama, kasus Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren penurunan. Kedua, angka reproduksi Covid-19 yang mendekati 1, dan ketiga, pola kenaikan kasus di beberapa negara berbeda dengan di Tanah Air.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi juga mengamini seperti yang disampaikan Jokowi. Saat ini, kasus harian Covid-19 di Indonesia terus mengalami penurunan signifikan. Dalam waktu kurang dari tiga bulan terkahir, kasus harian telah menurun hingga 97 persen dari puncak kasus yang disebabkan oleh varian Omicron.

Selain itu, kasus aktif secara nasional juga turun hingga 83 persen dari puncak kasus yang lalu. Saat ini kasus aktifnya sudah berada di bawah 100.000. Pemerintah juga mengklaim jumlah pasien rawat inap di rumah sakit turun hingga 85 persen dan kapasitas tempat tidur di rumah sakit (bed occupancy rate/BOR) saat ini kisaran 6 persen.

Pemerintah dalam akselerasi vaksinasi booster dalam beberapa bulan terakhir memang cukup efektif karena melibatkan sejumlah instansi baik negeri maupun swasta. Misalnya kementerian atau lembaga, TNI/Polri, intansi swasta, lembaga pendidikan, pemerintah daerah, sampai ormas seperti PBNU dan Muhammadiyah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1062 seconds (0.1#10.140)