Kisah Letda Lena Simanjuntak yang Tinggalkan Cita-cita di Prancis untuk Masuk TNI

Rabu, 30 Maret 2022 - 06:21 WIB
loading...
Kisah Letda Lena Simanjuntak yang Tinggalkan Cita-cita di Prancis untuk Masuk TNI
Letda Caj (K) Tri Hartuti Martalena Dame Simanjuntak kini bertugas di Kongo sebagai Pasukan Perdamaian PBB sebagai intepreter Bahasa Prancis. Foto/tniad.mil.id
A A A
JAKARTA - Dia lahir dan besar di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sejak kecil kehilangan sosok ayah, kisah hidup tentara wanita bernama Letda Caj (K) Tri Hartuti Martalena Dame Simanjuntak ini sungguh menginspirasi dan layak diacungi jempol.

Lena, begitu dia biasa disapa, merupakan Perwira kecabangan Ajudan Jenderal dari Sekolah Perwira Karir TNI lulusan tahun 2020. Dia merupakan satu dari tiga bersaudara. Setelah ayahnya meninggal, Lena melanjutkan hidup hanya berdua dengan sang ibu. Kedua kakaknya memilih pergi merantau ke luar kota.

Apa yang dialaminya itu dengan cepat memberikan pelajaran bagi Lena bahwa beban yang ditanggung ibunya cukup berat. Akhirnya, sembari menuntut ilmu di bangku SMA, Lena bertekad meringankan beban ibunya tersebut dengan berjualan pakaian. Kendati pun hasilnya tidak bisa membantu banyak, setidaknya bisa untuk menutupi kebutuhan pribadinya.



Di tengah tekanan dan tantangan yang dihadapinya saat remaja itu, Lena sama sekali tidak melupakan bidang akademik. Lena berhasil menorehkan prestasi yang memberikannya jaminan beasiswa. Usahanya berbuah manis. Lena berhasil lulus seleksi undangan atau SNMPTN di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.

Lena diterima masuk di Jurusan Bahasa dan Sastra Prancis. Dia menyelesaikan kuliahnya di jurusan tersebut selama 3 tahun 4 bulan dengan predikat cumlaude. Hebatnya, semuanya itu diraih Lena sambil bekerja paruh waktu. Ini dilakukannya memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mempersiapkan cita-citanya ke Prancis.

Lena tak mau berpuas diri hanya dengan cumlaude S-1. Berbekal persiapan yang matang ia melanjutkan studinya langsung di tempat kelahiran bahasa yang selama dipelajarinya. Tetapi jalan menuju Paris tidaklah mulus. Lena mesti berjuang keras mendapatkan keluarga yang bersedia menjadi sponsornya di Prancis. Satu-satunya motor yang selama ini menemani pun dijual agar bisa mengantarkan Lena menginjakkan kaki di Prancis.

Sepekan setelah resmi dinyatakan lulus di Universitas Brawijaya, Lena pergi mengadu nasib ke Paris, Prancis. Sasaran pertamanya adalah Centre Culturelle La Paserelle Sannois, ÃŽle de France. Lena berjuang untuk mendapatkan sertifikasi kemampuan bahasa Prancis DELF B2 yang menjadi syarat melanjutkan studi S-2 di tempat itu.

Satu tahun berselang, DELF B2 diraih dan peluang untuk melanjutkan pendidikan di Université Saint Denis pun terbuka lebar. Namun apa yang terjadi justru berputar 180 derajat.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1895 seconds (0.1#10.140)