Pengungkapan Kasus Impor Besi dan Baja, Kecurigaan Komisi VII DPR Terbukti
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR Bambang Haryadi menanggapi pengungkapan kasus impor besi dan baja oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Menurutnya, pengungkapan ini membuktikan kecurigaan Komisi VII.
Dalam rapat Komisi VII DPR sebelum, para wakil rakyat mempersoalkan maraknya impor besi dan baja hingga berujung pengusiran Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dari dalam rapat.
"Kasus impor besi dan baja yang saat ini diungkap oleh Kejaksaan Agung membuktikan bahwa apa yang menjadi kecurigaan kami terbukti nyata dan bukan hanya sekedar isapan jempol," kata Bambang, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Gara-gara Proyek Blast Furnace, Bos Krakatau Steel Diusir dari DPR
Ia mengatakan, sejak awal Komisi VII DPR meyakini bahwa maraknya impor besi dan baja ke Indonesia bukan kebetulan, tapi sistematis. Legislator mencurigai ada permainan kartel yang ingin mengambil untung besar. Apalagi kebutuhan besi dan baja untuk ke depan akan sangat besar dengan adanya rencana pemerintah membangun Ibu Kota Negara.
Ia menegaskan, Komisi VII DPR akan terus mendalami persoalan melubernya impor besi dan baja ini melalui panja agar menjadi terang benderang. Sebab, industri besi dan baja dalam negeri produktivitasnya menurun tajam akibat perilaku oknum-oknum yang ingin meraup untung dari impor.
"Kita memiliki bahan baku besi dan baja yang melimpah di Indonesia, namun ironisnya semakin hari impor makin besar. Ini tidak sejalan dengan semangat presiden Jokowi yang ingin memperkuat industri besi dan baja dengan memanfaatkan bahan baku dalam negeri" ujar politikus Partai Gerindra itu.
Baca juga: Kejagung Geledah Kantor Kemendag Sita Dokumen dan Uang Tunai
Panja, kata Bambang, akan mengungkap sampai tuntas, membuka tabir gelap impor besi dan baja. Panja akan bekerja sama dengan semua pihak terkait, baik BPK, kementerian terkait serta aparat penegak hukum.
Dalam rapat Komisi VII DPR sebelum, para wakil rakyat mempersoalkan maraknya impor besi dan baja hingga berujung pengusiran Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dari dalam rapat.
"Kasus impor besi dan baja yang saat ini diungkap oleh Kejaksaan Agung membuktikan bahwa apa yang menjadi kecurigaan kami terbukti nyata dan bukan hanya sekedar isapan jempol," kata Bambang, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Gara-gara Proyek Blast Furnace, Bos Krakatau Steel Diusir dari DPR
Ia mengatakan, sejak awal Komisi VII DPR meyakini bahwa maraknya impor besi dan baja ke Indonesia bukan kebetulan, tapi sistematis. Legislator mencurigai ada permainan kartel yang ingin mengambil untung besar. Apalagi kebutuhan besi dan baja untuk ke depan akan sangat besar dengan adanya rencana pemerintah membangun Ibu Kota Negara.
Ia menegaskan, Komisi VII DPR akan terus mendalami persoalan melubernya impor besi dan baja ini melalui panja agar menjadi terang benderang. Sebab, industri besi dan baja dalam negeri produktivitasnya menurun tajam akibat perilaku oknum-oknum yang ingin meraup untung dari impor.
"Kita memiliki bahan baku besi dan baja yang melimpah di Indonesia, namun ironisnya semakin hari impor makin besar. Ini tidak sejalan dengan semangat presiden Jokowi yang ingin memperkuat industri besi dan baja dengan memanfaatkan bahan baku dalam negeri" ujar politikus Partai Gerindra itu.
Baca juga: Kejagung Geledah Kantor Kemendag Sita Dokumen dan Uang Tunai
Panja, kata Bambang, akan mengungkap sampai tuntas, membuka tabir gelap impor besi dan baja. Panja akan bekerja sama dengan semua pihak terkait, baik BPK, kementerian terkait serta aparat penegak hukum.
(abd)