Ketua DPR Dorong Anggota IPU Realisasikan Alokasi Dana Iklim Rp1,4 Triliun per Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong parlemen Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk merealisasikan komitmen alokasi dana iklim sebesar USD100 miliar atau Rp1,437 Triliun per tahun.
Hal tersebut disampaikan Puan saat memimpin sidang pertama Majelis ke-144 IPU di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali. Tema Getting to Zero: Mobilizing Parliaments to Act on Climate Change, kata Puan, memberikan kesempatan bagi parlemen untuk berada di garda terdepan dalam mencapai zero emisi.
Langkah ini dinilainya dapat memobilisasi aksi nyata perubahan iklim. “Karenanya kita perlu memobilisasi aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kita harus merealisasikan komitmen pembiayaan perubahan iklim sebesar USD100 miliar per tahun,” ucap Puan di Bali, Senin (21/3/2022).
Politikus PDIP tersebut menilai parlemen juga dituntut untuk menjalankan program kerja yang ramah lingkungan. Apalagi pemanasan bumi juga terjadi lebih cepat dari masa-masa sebelumnya. Puan menjelaskan saat ini bumi sendiri sudah lebih panas 1,1 derajat celsius dibandingkan awal abad lalu. Jika emisi dunia tidak berkurang 7,6% per tahunnya dari 2020 hingga 2030, maka, menurutnya dunia tidak akan mencapai target pemanasan bumi 1,5 hingga 2 derajat celcius.
“Dan kita harus mendukung transisi energi bersih dengan transfer teknologi dan investasi. Saya percaya bahwa bersama, kita dapat berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan global,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Sidang ke-144 Assembly of The Inter-Parliamentary Union (IPU) and Related Meetings yang digelar di Mangupura Hall, Bali Internasional Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Minggu 20 Maret 2022.
Pada acara bertajuk "Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change" tersebut, Presiden Jokowi menekankan satu isu yang tidak kalah pentingnya yakni perubahan iklim. Menurut Presiden, isu perubahan iklim sudah sangat sering dibicarakan di dalam pertemuan-pertemuan global, namun aksi lapangannya belum terlihat. Jokowi pun mengharapkan aksi nyata yang dihasilkan dari forum parlemen seluruh dunia tersebut.
“Saya sangat menghargai apabila seluruh Parlemen yang ada di negara-negara anggota IPU bisa memobilisasi bersama-sama dengan pemerintah sehingga muncul sebuah keputusan, muncul sebuah aksi yang betul-betul nyata dan konkret sehingga bisa dilaksanakan di lapangan," kata Jokowi.
Hal tersebut disampaikan Puan saat memimpin sidang pertama Majelis ke-144 IPU di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali. Tema Getting to Zero: Mobilizing Parliaments to Act on Climate Change, kata Puan, memberikan kesempatan bagi parlemen untuk berada di garda terdepan dalam mencapai zero emisi.
Langkah ini dinilainya dapat memobilisasi aksi nyata perubahan iklim. “Karenanya kita perlu memobilisasi aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kita harus merealisasikan komitmen pembiayaan perubahan iklim sebesar USD100 miliar per tahun,” ucap Puan di Bali, Senin (21/3/2022).
Politikus PDIP tersebut menilai parlemen juga dituntut untuk menjalankan program kerja yang ramah lingkungan. Apalagi pemanasan bumi juga terjadi lebih cepat dari masa-masa sebelumnya. Puan menjelaskan saat ini bumi sendiri sudah lebih panas 1,1 derajat celsius dibandingkan awal abad lalu. Jika emisi dunia tidak berkurang 7,6% per tahunnya dari 2020 hingga 2030, maka, menurutnya dunia tidak akan mencapai target pemanasan bumi 1,5 hingga 2 derajat celcius.
“Dan kita harus mendukung transisi energi bersih dengan transfer teknologi dan investasi. Saya percaya bahwa bersama, kita dapat berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan global,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Sidang ke-144 Assembly of The Inter-Parliamentary Union (IPU) and Related Meetings yang digelar di Mangupura Hall, Bali Internasional Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Minggu 20 Maret 2022.
Pada acara bertajuk "Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change" tersebut, Presiden Jokowi menekankan satu isu yang tidak kalah pentingnya yakni perubahan iklim. Menurut Presiden, isu perubahan iklim sudah sangat sering dibicarakan di dalam pertemuan-pertemuan global, namun aksi lapangannya belum terlihat. Jokowi pun mengharapkan aksi nyata yang dihasilkan dari forum parlemen seluruh dunia tersebut.
“Saya sangat menghargai apabila seluruh Parlemen yang ada di negara-negara anggota IPU bisa memobilisasi bersama-sama dengan pemerintah sehingga muncul sebuah keputusan, muncul sebuah aksi yang betul-betul nyata dan konkret sehingga bisa dilaksanakan di lapangan," kata Jokowi.
(cip)