Tren Kasus Covid-19 Alami Penurunan karena Penanganan Semakin Baik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tren kasus Covid-19 di Tanah Air mengalami penurunan. Komisi IX DPR menilai menurunnya tren kasus Covid-19 itu karena penanganan oleh pemerintah membaik.
"Kalau kita melihat tentang kasus Covid-19 ini yang menurun ini menunjukkan sebenarnya memang dalam waktu dua tahun ini sudah banyak kita pelajari dan sudah kita melakukan perbaikan-perbaikan," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh, Rabu (16/3/2022).
Dia mengatakan gelombang ketiga Covid-19 di Tanah Air tidak sampai seperti gelombang kedua akibat varian Delta. "Salah satunya adalah soal vaksin, vaksin kita sudah cukup bagus, dan juga persiapan di lapangan juga sudah kita belajar dari gelombang pertama dan gelombang kedua, kita sudah cukup prepare (mempersiapkan, red)," tuturnya.
Namun, wanita yang akrab disapa Ninik ini menilai sosialisasi tentang protokol kesehatan kepada masyarakat tetap diperlukan. Pentingnya protokol kesehatan tetap perlu diingatkan kepada masyarakat.
"Dan jangan lupa juga terus menyiagakan tenaga kesehatan dan juga fasilitas kesehatan, agar bila ada hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi ke depannya, kita tetap dalam kondisi yang siap," imbuhnya.
Ninik juga menilai mudik Lebaran 2022 sudah dapat dilakukan lantaran kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah cukup stabil. Ninik pun melihat antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 juga cukup tinggi saat ini.
Kata Ninik, masyarakat sudah sadar betul tentang pentingnya vaksin Covid-19. “Sehingga ini menjadikan antisipasi ketika ada serangan Covid-19 dengan varian-varian baru, kita bisa lebih siap dan varian baru cenderung tidak mematikan, dan tingkat kesembuhannya jauh lebih tinggi karena salah satunya vaksinasi juga cukup tinggi di Indonesia," pungkasnya.
Anggota Komisi IX DPR Nurhadi menilai banyaknya angka kesembuhan dari Covid-19 jangan sampai menyurutkan pemerintah untuk terus mengatasi penyebaran virus tersebut. Namun, Nurhadi mengaku senang mendengar kabar angka kesembuhan yang jauh lebih banyak dibandingkan kasus baru Covid-19.
"Kabar menggembirakan ini jangan sampai membuat kita menurunkan tingkat kewaspadaan. Protokol kesehatan tetap harus dijaga dan ditaati oleh siapa pun," ujarnya.
Selain itu, dia mengingatkan tentang pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang mengungkapkan bahwa tingkat penularan varian Omicron lebih cepat dan tinggi namun hospitalisasi dan tingkat keparahannya rendah. "Meski tingkat keparahan Omicron tergolong rendah, upaya-upaya pencegahannya harus terus dilakukan secara sungguh-sungguh mengingat penularan varian baru itu berlangsung sangat cepat," kata Nurhadi.
Kemudian, menurut dia, tidak boleh lupa juga bahwa tingkat kesembuhan itu adalah capaian sementara karena pandemi Covid-19 belum berakhir, bahkan masih menjadi ancaman serius bagi dunia. Kata dia, capaian sementara itu tidak boleh membuat terlena, tetapi harus menjadi pemacu semangat untuk terus meningkatkan kerja sama dan kesadaran bersama dalam menghadapi pandemi ke depan.
"Salah satu upaya yang harus menjadi concern bersama kita sebagai bangsa ke depan ialah menyukseskan program vaksinasi agar segera terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity)," ungkapnya.
Menurut dia, kepatuhan masyarakat yang menentukan apakah Lebaran tahun ini bisa berlangsung seperti masa sebelum pandemi Covid-19 atau tidak. Dia menuturkan kepatuhan tidak hanya dalam hal menyukseskan vaksinasi, tetapi lebih dari itu harus patuh melaksanakan protokol kesehatan.
"Tidak mungkin kita dapat merayakan Lebaran seperti pada masa sebelum pandemi bila tingkat penularan pandemi Covid-19 belum sepenuhnya terkendali. Untuk itu perlu kerja keras dan kerja sama semua pihak dari pusat hingga daerah agar badai pandemi dapat sesegera kita atasi," pungkasnya.
"Kalau kita melihat tentang kasus Covid-19 ini yang menurun ini menunjukkan sebenarnya memang dalam waktu dua tahun ini sudah banyak kita pelajari dan sudah kita melakukan perbaikan-perbaikan," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh, Rabu (16/3/2022).
Dia mengatakan gelombang ketiga Covid-19 di Tanah Air tidak sampai seperti gelombang kedua akibat varian Delta. "Salah satunya adalah soal vaksin, vaksin kita sudah cukup bagus, dan juga persiapan di lapangan juga sudah kita belajar dari gelombang pertama dan gelombang kedua, kita sudah cukup prepare (mempersiapkan, red)," tuturnya.
Namun, wanita yang akrab disapa Ninik ini menilai sosialisasi tentang protokol kesehatan kepada masyarakat tetap diperlukan. Pentingnya protokol kesehatan tetap perlu diingatkan kepada masyarakat.
"Dan jangan lupa juga terus menyiagakan tenaga kesehatan dan juga fasilitas kesehatan, agar bila ada hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi ke depannya, kita tetap dalam kondisi yang siap," imbuhnya.
Ninik juga menilai mudik Lebaran 2022 sudah dapat dilakukan lantaran kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah cukup stabil. Ninik pun melihat antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 juga cukup tinggi saat ini.
Kata Ninik, masyarakat sudah sadar betul tentang pentingnya vaksin Covid-19. “Sehingga ini menjadikan antisipasi ketika ada serangan Covid-19 dengan varian-varian baru, kita bisa lebih siap dan varian baru cenderung tidak mematikan, dan tingkat kesembuhannya jauh lebih tinggi karena salah satunya vaksinasi juga cukup tinggi di Indonesia," pungkasnya.
Anggota Komisi IX DPR Nurhadi menilai banyaknya angka kesembuhan dari Covid-19 jangan sampai menyurutkan pemerintah untuk terus mengatasi penyebaran virus tersebut. Namun, Nurhadi mengaku senang mendengar kabar angka kesembuhan yang jauh lebih banyak dibandingkan kasus baru Covid-19.
"Kabar menggembirakan ini jangan sampai membuat kita menurunkan tingkat kewaspadaan. Protokol kesehatan tetap harus dijaga dan ditaati oleh siapa pun," ujarnya.
Selain itu, dia mengingatkan tentang pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang mengungkapkan bahwa tingkat penularan varian Omicron lebih cepat dan tinggi namun hospitalisasi dan tingkat keparahannya rendah. "Meski tingkat keparahan Omicron tergolong rendah, upaya-upaya pencegahannya harus terus dilakukan secara sungguh-sungguh mengingat penularan varian baru itu berlangsung sangat cepat," kata Nurhadi.
Kemudian, menurut dia, tidak boleh lupa juga bahwa tingkat kesembuhan itu adalah capaian sementara karena pandemi Covid-19 belum berakhir, bahkan masih menjadi ancaman serius bagi dunia. Kata dia, capaian sementara itu tidak boleh membuat terlena, tetapi harus menjadi pemacu semangat untuk terus meningkatkan kerja sama dan kesadaran bersama dalam menghadapi pandemi ke depan.
"Salah satu upaya yang harus menjadi concern bersama kita sebagai bangsa ke depan ialah menyukseskan program vaksinasi agar segera terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity)," ungkapnya.
Menurut dia, kepatuhan masyarakat yang menentukan apakah Lebaran tahun ini bisa berlangsung seperti masa sebelum pandemi Covid-19 atau tidak. Dia menuturkan kepatuhan tidak hanya dalam hal menyukseskan vaksinasi, tetapi lebih dari itu harus patuh melaksanakan protokol kesehatan.
"Tidak mungkin kita dapat merayakan Lebaran seperti pada masa sebelum pandemi bila tingkat penularan pandemi Covid-19 belum sepenuhnya terkendali. Untuk itu perlu kerja keras dan kerja sama semua pihak dari pusat hingga daerah agar badai pandemi dapat sesegera kita atasi," pungkasnya.
(rca)