Angka Spesimen Corona yang Diperiksa Melorot, Ini Sebabnya

Selasa, 16 Juni 2020 - 14:30 WIB
loading...
Angka Spesimen Corona yang Diperiksa Melorot, Ini Sebabnya
Aktivitas laboratorium kesehatan di Jawa Barat. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah menargetkan pemeriksaan spesimen Covid-19 sebanyak 20 ribu per hari. Namun pada Senin (15/6), tercatat jumlah spesimen yang diperiksa hanya sebanyak 8.776, jauh dari target.

Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Abdul Kadir pun mengungkapkan penyebab sedikitnya jumlah spesimen yang diperiksa. Menurut dia, jam kerja laboratorium saat ini terbatas. Beberapa laboratorium pada Sabtu-Minggu tidak bekerja sehingga terjadi penurunan angka spesimen yang diperiksa.

“Sempat terjadi penurunan pemeriksaan spesimen. Masalahnya adalah tadi jam kerja itu yang masih terbatas. Kadang-kadang Sabtu-Minggu tidak bekerja,” kata Abdul dalam diskusi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha BNPB, Jakarta (16/6/2020).

(Baca: Kejar Pemeriksaan 20.000 Spesimen Per Hari, Kemenkes Tambah SDM)

Selain itu, ia mengatakan jumlah spesimen yang masuk ke jejaring laboratorium sangat fluktuatif setiap harinya. ”Sehingga kelihatan pada saat pak Yuri (Juru Bicara Pemerintah) mengumumkan hari Senin (15/6) kelihatan jumlah spesimen yang diperiksa itu turun,” jelas Abdul.

Namun, kata Abdul, realisasi yang saat ini bisa dicapai yakni pemeriksaan paling tinggi sebanyak 19 ribu spesimen. “Tetapi kan realisasinya masih sekitar 19 ribu. Artinya masih ada sekitar 10 ribu potensi kemampuan kita yang belum optimal. Oleh karena itu, salah satu cara yang kita lakukan untuk meningkatkan kapasitas mencapai 20 ribu ini adalah optimalisasi laboratorium yang sudah ada,” ujar dia.

(Baca: Sebanyak 139 Laboratorium Telah Aktif Lakukan Pemeriksaan Spesimen COVID-19)

Upaya yang dilakukan salah satunya dengan memperpanjang jam kerja. Pasalnya, banyak laboratorium yang jam kerjanya itu cuma terbatas 6 jam perhari, dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan logistik dan sebagainya. “Oleh karena itu untuk bisa mencapai 30 ribu, strategi kita yang pertama adalah melipatgandakan jam kerja cuma 6 jam kita minta 12 jam per hari,” katanya.

“Tentunya dengan harapan kalau misalnya 6 jam perhari saja kita bisa capai 19 ribu, maka dua kali lipat misalnya jam kerja ditingkatkan maka tentunya target 20 ribu itu pasti akan kita lewati. Itu salah satu strategi kita,” jelas Abdul.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1876 seconds (0.1#10.140)