Handi Masih Bernapas saat Dibuang Kolonel Priyanto di Sungai Serayu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kolonel Priyanto, pelaku tabrak lari sejoli di Nagreg, Bandung, Jawa Barat telah menjalani sidang pembacaan dakwaan di Oditur Militer Tinggi II Jakarta, Selasa (8/3/2022). Dari sidang tersebut, terungkap fakta bahwa anak buah Kolonel Priyanto yang bernama Kopda Andreas panik usai kejadian.
Sebab setelah kejadian dialah yang mengemudikan mobil Isuzu Panther. Kopda Andreas memohon agar Kolonel Priyanto membawa sejoli tersebut ke rumah sakit atau ke puskesmas untuk diselamatkan. Kopda Andreas memohon belas kasihan agar tidak ikut terseret dalam kasus ini.
"Saksi kedua berkata, 'izin bantu saya pak, saya punya anak dan istri'," ujar Oditur Militer Tinggi II Jakarta Kolonel Sus Wirdel Boy menirukan ucapan Koptu Ahmad Soleh, dikutip Kamis (10/3/2022).
Selama perjalanan, keresahan makin menyelimuti hati dan pikiran Tamtama Tingkat 2 itu. Akhirnya, Kolonel Priyanto mengambil alih kemudi.
Sekira 1 jam perjalanan, ketiganya melewati Puskesmas Limbangan di bilangan Sukabumi. Namun, bukannya memarkirkan mobilnya, puskesmas itu justru dilewati begitu saja. "Terdakwa menolak dan mengatakan 'udah ikutin perintah, saya yakin keduanya udah meninggal'," ucapnya.
Sedangkan, hal itu bertentangan dengan kesaksian warga yang menyatakan bahwa Handi sebenarnya masih hidup saat diangkut dari kolong mobil. Laki-laki 18 tahun itu masih bernapas dan meringis kesakitan.
Namun, untuk Salsabila, sesaat setelah kecelakaan langsung mengembuskan napas terakhir. Hal itu dibuktikan ketika nadi gadis belasan tahun ini tak berdenyut saat dikrosecek.
"Salsabila telah meninggal dunia karena sempat memegang perut, tangan dan cek urat nadi tidak bergerak, pernapasan dari mulut enggak ada dengan kepala luka pada bagian samping dah belakang," tuturnya.
"Saksi melihat saudara Handi Saputra dalam keadaan hidup karena masih bernapas," imbuhnya.
Setelah Andreas tenang, Priyanto kembali meminta mantan bawahannya itu mengemudikan mobil. Yang bersangkutan menyopiri hingga tiba di aliran Sungai Serayu, Jawa Tengah lokasi kedua korban dibuang.
Akibat dibuang ke aliran Sungai Serayu tersebut Handi meninggal dunia. Kondisi Handi yang dinyatakan hidup saat dibuang ke subgai diperkuat bukti medis berupa hasil autopsi tim dokter forensik pada laporan Visum et Repertum.
"Pemeriksaan terhadap jenazah Handi Saputra ditemukan fakta-fakta sebagai berikut. Pada bagian tenggorokan ditemukan pasir halus menempel di dinding rongga tenggorokan," katanya.
Sebab setelah kejadian dialah yang mengemudikan mobil Isuzu Panther. Kopda Andreas memohon agar Kolonel Priyanto membawa sejoli tersebut ke rumah sakit atau ke puskesmas untuk diselamatkan. Kopda Andreas memohon belas kasihan agar tidak ikut terseret dalam kasus ini.
"Saksi kedua berkata, 'izin bantu saya pak, saya punya anak dan istri'," ujar Oditur Militer Tinggi II Jakarta Kolonel Sus Wirdel Boy menirukan ucapan Koptu Ahmad Soleh, dikutip Kamis (10/3/2022).
Selama perjalanan, keresahan makin menyelimuti hati dan pikiran Tamtama Tingkat 2 itu. Akhirnya, Kolonel Priyanto mengambil alih kemudi.
Sekira 1 jam perjalanan, ketiganya melewati Puskesmas Limbangan di bilangan Sukabumi. Namun, bukannya memarkirkan mobilnya, puskesmas itu justru dilewati begitu saja. "Terdakwa menolak dan mengatakan 'udah ikutin perintah, saya yakin keduanya udah meninggal'," ucapnya.
Sedangkan, hal itu bertentangan dengan kesaksian warga yang menyatakan bahwa Handi sebenarnya masih hidup saat diangkut dari kolong mobil. Laki-laki 18 tahun itu masih bernapas dan meringis kesakitan.
Namun, untuk Salsabila, sesaat setelah kecelakaan langsung mengembuskan napas terakhir. Hal itu dibuktikan ketika nadi gadis belasan tahun ini tak berdenyut saat dikrosecek.
"Salsabila telah meninggal dunia karena sempat memegang perut, tangan dan cek urat nadi tidak bergerak, pernapasan dari mulut enggak ada dengan kepala luka pada bagian samping dah belakang," tuturnya.
"Saksi melihat saudara Handi Saputra dalam keadaan hidup karena masih bernapas," imbuhnya.
Setelah Andreas tenang, Priyanto kembali meminta mantan bawahannya itu mengemudikan mobil. Yang bersangkutan menyopiri hingga tiba di aliran Sungai Serayu, Jawa Tengah lokasi kedua korban dibuang.
Akibat dibuang ke aliran Sungai Serayu tersebut Handi meninggal dunia. Kondisi Handi yang dinyatakan hidup saat dibuang ke subgai diperkuat bukti medis berupa hasil autopsi tim dokter forensik pada laporan Visum et Repertum.
"Pemeriksaan terhadap jenazah Handi Saputra ditemukan fakta-fakta sebagai berikut. Pada bagian tenggorokan ditemukan pasir halus menempel di dinding rongga tenggorokan," katanya.
(muh)