Harga Perdamaian: Murah?
loading...
A
A
A
Kunci dari pernyataan Harari adalah menahan diri dan tidak terlibat terang-terangan dan dalam skala besar. Betul, setelah Perang Dunia II, Vietnam misalnya juga berkepanjangan, sebagaimana juga Irak. Tetapi, tidak serta merta dua adidaya dunia kala itu terlibat langsung.
Semua masih menahan diri karena perang akan mengorbankan dunia dan isinya. Perang tidak menghasilkan apapun, kecuali kerugian. Yang menang rugi, dan yang kalah hancur. Harga perang sangat mahal dan berkepanjangan. Dendam pasca peperangan juga sulit disembuhkan.
Harari menyinggung harga perang yang tengah terjadi. Negara-negara Eropa ketika melihat penyerangan pasukan riel Rusia ke Ukraina dengan serta merta menaikkan anggaran perang masing-masing. Jerman misalnya yang hanya memiliki kurang dari tiga persen anggaran negara untuk pertahanan menaikkan menjadi enam persen, dua kali lipat. Begitu juga negara-negara Eropa lain.
Artinya, negara-negara yang merasa damai dan aman kini harus mengeluarkan anggaran pertahanan. Negara-negara Eropa yang sudah tidak lagi memprioritaskan tentara dan meninggalkan pembelian senjata-senjata kini mengubah strategi.
Nah, dengan adanya serangan Rusia ke Ukraina, anggaran negara yang seharusnya untuk kepentingan rakyat keseharian seperti kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan kini harus dikurangi untuk tantara dan senjata. Yang menjadi perhatian dunia, yaitu perubahan iklim yang membutuhkan dana besar, kini bisa berkurang anggarannya untuk pertahanan.
Serangan Rusia tidak hanya mengubah Ukraina dan Russia, dan bagaimana keduanya saling mendendam, tetapi juga pada bangsa-bangsa umumnya, pada keuangan, kesejahteraan, pendidikan, dan perubahan iklim. Keuangan negara-negara itu kini bisa berubah.
Dukungan masyarakat Jerman pada strategi peningkatan keamanan juga meningkat. Mereka rela memotong anggaran kehidupan demi keamanan. Perang harganaya mahal. Harga itu tidak hanya dibayar oleh Rusia dan Ukraina.
Harga itu dibayar manusia pada umumnya. Eropa, Amerika, dan mungkin negara-negara Asia, termasuk Indonesia akan ikut memikulnya. Perang akan mengubah peta. Saat ini dunia semakin terhubung. Tidak mungkin konflik di Eropa Timur berhenti begitu saja di sana.
Dunia ikut menanggungnya, sebagaimana krisis ekonomi beberapa saat lalu. Krisis politik juga sama menularnya. Perdamaian jauh lebih murah, perang jauh lebih mahal. Perang dibayar di muka dan di belakang. Bayangkan berapa harga senjata, pesawat, bom, dan pasukan Rusia untuk menyerang Ukraina.
Berapa harga gedung-gedung Ukraina yang dihancurkan dan nantinya akan dibangun kembali setelah perang. Konon Rusia sudah kehilangan kurang lebih 70 milyar dolar Amerika, karena pasar bergolak dan saham-saham perusahaan Rusia anjlok harganya. Perang tidak pernah murah. Perang Afghanistan, misalnya, diperkirakan seharga 2, 3 trilyun dolar.
Semua masih menahan diri karena perang akan mengorbankan dunia dan isinya. Perang tidak menghasilkan apapun, kecuali kerugian. Yang menang rugi, dan yang kalah hancur. Harga perang sangat mahal dan berkepanjangan. Dendam pasca peperangan juga sulit disembuhkan.
Harari menyinggung harga perang yang tengah terjadi. Negara-negara Eropa ketika melihat penyerangan pasukan riel Rusia ke Ukraina dengan serta merta menaikkan anggaran perang masing-masing. Jerman misalnya yang hanya memiliki kurang dari tiga persen anggaran negara untuk pertahanan menaikkan menjadi enam persen, dua kali lipat. Begitu juga negara-negara Eropa lain.
Artinya, negara-negara yang merasa damai dan aman kini harus mengeluarkan anggaran pertahanan. Negara-negara Eropa yang sudah tidak lagi memprioritaskan tentara dan meninggalkan pembelian senjata-senjata kini mengubah strategi.
Nah, dengan adanya serangan Rusia ke Ukraina, anggaran negara yang seharusnya untuk kepentingan rakyat keseharian seperti kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan kini harus dikurangi untuk tantara dan senjata. Yang menjadi perhatian dunia, yaitu perubahan iklim yang membutuhkan dana besar, kini bisa berkurang anggarannya untuk pertahanan.
Serangan Rusia tidak hanya mengubah Ukraina dan Russia, dan bagaimana keduanya saling mendendam, tetapi juga pada bangsa-bangsa umumnya, pada keuangan, kesejahteraan, pendidikan, dan perubahan iklim. Keuangan negara-negara itu kini bisa berubah.
Dukungan masyarakat Jerman pada strategi peningkatan keamanan juga meningkat. Mereka rela memotong anggaran kehidupan demi keamanan. Perang harganaya mahal. Harga itu tidak hanya dibayar oleh Rusia dan Ukraina.
Harga itu dibayar manusia pada umumnya. Eropa, Amerika, dan mungkin negara-negara Asia, termasuk Indonesia akan ikut memikulnya. Perang akan mengubah peta. Saat ini dunia semakin terhubung. Tidak mungkin konflik di Eropa Timur berhenti begitu saja di sana.
Dunia ikut menanggungnya, sebagaimana krisis ekonomi beberapa saat lalu. Krisis politik juga sama menularnya. Perdamaian jauh lebih murah, perang jauh lebih mahal. Perang dibayar di muka dan di belakang. Bayangkan berapa harga senjata, pesawat, bom, dan pasukan Rusia untuk menyerang Ukraina.
Berapa harga gedung-gedung Ukraina yang dihancurkan dan nantinya akan dibangun kembali setelah perang. Konon Rusia sudah kehilangan kurang lebih 70 milyar dolar Amerika, karena pasar bergolak dan saham-saham perusahaan Rusia anjlok harganya. Perang tidak pernah murah. Perang Afghanistan, misalnya, diperkirakan seharga 2, 3 trilyun dolar.