Nilai-nilai Kebangsaan Harus Diimplementasikan dalam Tindakan Keseharian

Rabu, 02 Maret 2022 - 19:29 WIB
loading...
A A A
"Kita masih banyak pekerjaan rumah untuk merealisasikan Indonesia Emas 2045, karena masih banyak kegagapan yang terjadi dalam menghadapi berbagai perbedaan," ujar Cak Nanto.

Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Willy Aditya mengungkapkan bahwa Indonesia terbentuk dari kumpulan bangsa-bangsa yang menjadi satu negara. Kondisi tersebut sangat rentan, sehingga tidak mudah menghadapi realita yang ada seperti saat ini.

Founder & CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengungkapkan, hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 menunjukkan populasi penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh generasi muda, gen Z, dan milenial. Sehingga potensi terjadinya gap antargenerasi terhadap sejumlah isu sangat besar.

"Akibatnya, keberagaman yang kita miliki saat ini bukan hanya dari sisi etnik dan agama, tetapi juga gap antargenerasi," katanya.

Untuk mengatasi kondisi itu, Hasanuddin menyarankan untuk dimulai dari sektor pendidikan dengan menghidupkan kembali forum-forum diskusi lintas keilmuan dan menghadirkan literasi keagamaan yang lebih beragam. Selain itu, manajemen lembaga pendidikan harus menunjukkan kepedulian dan keberpihakan dalam mengatasi intoleransi.

Anggota Dewan Redaksi Media Group, Abdul Kohar mengungkapkan, indeks kemajuan sosial Indonesia terhadap toleransi saat ini berada di angka 35,47% dari skala 0-100%. Skala 0% untuk tidak toleransi dan 100% untuk sangat toleransi.

"Kondisi yang kita hadapi saat ini masih membutuhkan upaya ekstra dari semua pihak dengan berkolaborasi untuk melahirkan kembali nilai-nilai toleransi, di tengah perkembangan teknologi informasi dan media yang sangat complicated," katanya.
(abd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1218 seconds (0.1#10.140)